Kamis, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Maret 2010 10:15 wib
12.942 views
Menumbuhkan Kecintaan kepada Surga
Saudaraku seiman yang dirahmati Allah . . .
Surga adalah suatu pembalasan yang agung, pahala tertinggi bagi hamba Allah yang taat. Surga merupakan suatu kenikmatan sempurna. Tak ada sedikit pun kekurangannya. Tak ada kemuraman di dalamnya.
Saudaraku seiman yang dirahmati Allah . . .
Penggambaran surga yang difirmankan Allah Ta'ala dan disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, memang hampir tak mampu kita gambarkan dengan otak dan imajinasi kita yang terbatas ini. Betapa sulit membayangkan kenikmatan yang demikian besar. Sungguh kemampuan imajinasi kita akan terbentur pada keterbatasannya.
Kita coba ungkapkan dalam angan hadits Qudsi yang menceritakan tentang gambaran surga berikut ini:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
"Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh sesuatu yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas di hati manusia." Kalau kalian mau bacalah,
فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Maka seorang pun tak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan," {As-sajdah: 17}. (HR. Muttafaq 'alaih)
Saudaraku seiman yang dirahmati Allah . . .
Allah Subhanahu wa Ta'ala menentukan hari masuknya ke surga pada waktu tertentu dan memutuskan jatah hidup di dunia pada batas waktu tertentu, serta menyiapkan di dalam surga berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas dalam hati.
إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ غُدْوَةً وَعَشِيًّا إِمَّا النَّارُ وَإِمَّا الْجَنَّةُ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى تُبْعَثَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka tempat tinggalnya diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah penghuni surga. Jika ia penghuni neraka, maka ia adalah penghuni neraka. Kemudian dikatakan, “Inilah tempat tinggalmu,” hingga Allah Ta’ala membangkitkanmu pada hari Kiamat nanti.” (HR. Bukhari-Muslim)
Sungguh, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah melihat di dekatnya terdapat surga tempat tinggal, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, hadits dari Anas radliyallah 'anhu dalam kisah Isra’ dan Mi'raj. Pada akhir hadits tersebut dijelaskan:
“Jibril berjalan terus hingga di Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak aku ketahui." Kata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih lanjut, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Simaklah sebuah sya'ir tentang surga:
Kalian, wahai penghuni surga, kalian di surga ini
tetap dalam kenikmatan dan tak pernah terputus
dan hidup terus dan tidak akan mati
Kalian berdomisili di sini terus dan tak akan pindah tempat
Dan kalian muda terus serta tidak tua
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya talah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar: 73)
Saudaraku seiman yang dirahmati Allah . . .
Cobalah renungkan ketika kelompok di atas digiring menuju tempatnya di surga secara berkelompok. Kelompok yang bahagia bersama dengan saudara-saudaranya. Mereka digiring dengan bersatu padu. Masing-masing dari mereka terlibat dalam amal perbuatan dan saling kerjasama dengan kelompoknya, serta memberi kabar gembira kepada orang-orang yang hatinya kuat sebagaimana di dunia pada saat mereka bersatu dalam kebaikan. Selain itu, setiap orang dari mereka akrab dengan lainnya dan saling canda antar sesamanya.
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ
“(Yaitu) Surga Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. Di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga tersebut.” (QS. Shaad: 50-51)
Anda perhatikan bahwa ada makna indah pada ayat di atas, yaitu ketika mereka telah masuk ke dalam surga, maka pintu itu tidak tertutup bagi mereka dan dibiarkan terbuka lebar. Sedangkan neraka, jika para penghuninya telah masuk ke dalamnya, maka pintu-pintu neraka langsung ditutup rapat bagi mereka. Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
“Sesungguhnya api itu di tutup rapat bagi mereka.” (QS. Al-Humazah: 8)
Dibiarkannya pintu-pintu surga terbuka untuk para penghuninya adalah isyarat bahwa mereka dapat bergerak secara leluasa. Serta masuknya para malaikat setiap waktu kepada mereka dengan membawa hadiah-hadiah dan rezeki untuk mereka dari Rabb mereka serta apa saja yang manggembirakan mereka dalam setiap waktu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Di surga terdapat delapan pintu. Ada pintu yang namanya Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang berinfak dengan sepasang (unta atau kuda atau lainnya) di jalan Allah maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga. “Wahai hamba Allah, ini adalah yang terbaik.” Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, maka ia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa termasuk ahli jihad, maka ia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa termasuk ahli sedekah, maka ia masuk dari pintu sedekah. Dan barangsiapa termasuk sebagai ahli puasa, maka ia dipanggil dari pintu Ar-Rayyan." Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, bapak dan ibuku sebagai tebusannya, apakah orang ini dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, “Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (HR. Bukhari)
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
“Siapa di antara kalian yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH WAHDAHUU LAA SYARIIKA LAHU WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHUU WARASUULUHU, melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah delapan dan ia masuk dari mana saja yang ia sukai.” (HR. Muslim)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلاَّ تَلَقَّوْهُ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ دَخَلَ
“Jika seorang Muslim mempunyai tiga orang anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainya di pintu-pintu surga yang delapan dan ia bebas masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.” (HR. Ibnu Majah)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga menjelaskan tentang jarak pintu surga seraya bersabda:
“… Demi Muhammad yang jiwanya ada di Tangan-Nya, jarak antara dua daun pintu surga adalah seperti Makkah dan Hajar atau Hajar dan Makkah.” (HR. Bukhari)
Dalam redaksi lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Antara Makkah dan Hajar atau Makkah dengan Bushra.” (Hadits ini kesahihannya disepakati oleh pakar hadits)
Rasulallah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “kalian adalah penyempurna tujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang terbaik dan termulia di sisi Allah. Jarak di antara dua daun pintu surga adalah empat puluh tahun. Pada suatu hari ia akan penuh sesak.” (HR. Ahmad)
“Pintu yang dimasuki penghuni surga jaraknya adalah sejauh perjalanan tiga kali lipat pengembara dunia yang ahli. Kemudian penghuni surga memenuhinya hingga pundak mereka nyaris lengkap.” (HR. Abu Nu’aim)
Mudah-mudahan kita semua diizinkan oleh Allah menjadi orang-orang yang senantiasa istiqamah di dalam meniti hidup dan kehidupan ini, sehingga ketika ruh ini dicabut oleh-Nya, kita menerima anugerah husnul khatimah, sehingga kita termasuk dan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke dalam golongan hamba-Nya yang dipanggil dengan penuh kelembutan:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً فَادْخُلِي فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku.masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30) Amin, ya mujibas-sa’ilin.
(PurWD/voa-islam)
[Sumber: Buku Seri Taujihat Pekanan Jilid 2]
Tulisan Terkait:
* Mengimani Adanya Surga dan Neraka
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!