Doa, Senjata Orang Beriman

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam –semoga- senantiasa tercurah kepada Rasulullah dan keluarganya.

Doa adalah senjata terkuat seorang Muslim. Dengannya seorang hamba bisa mendekat kepada Allah, meraih kebaikan, dan menolak keburukan. Dengan doa, nikmat diturunkan; dengan doa pula bala dapat ditolak. Betapa besar kebutuhan hamba kepada doa, betapa mendesaknya keperluan mereka terhadapnya. Seorang Muslim tidak akan pernah bisa lepas dari doa, kapan pun dan dalam keadaan apa pun.

Rasulullah ﷺtelah kabarkan bahwa doa sebagai bentuk ibadah, bahkan inti ibadah itu sendiri.  Rasulullah ﷺ bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa itu adalah ibadah.” (HR. al-Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh al-Albani).

Meninggalkan doa adalah bentuk kesombongan dari beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Allah tegaskan,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu telah berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (QS. Ghafir: 60)

Doa bukan hanya permintaan, tetapi juga bentuk tawakal dan pengakuan kelemahan seorang hamba di hadapan Rabb-nya. Dengan doa, hati menjadi lapang, kesedihan berganti harapan, dan urusan dimudahkan.

Doa adalah senjata yang ampuh untuk meraih kebaikan dan menolak keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ فُتِحَ لَهُ مِنْكُمْ بَابُ الدُّعَاءِ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الرَّحْمَةِ، وَمَا سُئِلَ اللهُ شَيئاً يُعْطَى أَحَبَّ إِلَيْهِ من أن يُسأَلَ العافيةَ، إن الدعاءَ ينفعُ ممّا نزَلَ ومما لم يَنْزِلْ فعليكم عبادَ اللهِ بالدعاء

 “Siapa di antara kalian yang dibukakan pintu doa, maka dibukakan pula baginya pintu rahmat. Dan tidak ada sesuatu yang lebih Allah cintai untuk diberikan kepada hamba selain kesehatan. Sesungguhnya doa bermanfaat terhadap sesuatu yang sudah turun maupun yang belum turun. Maka, wahai hamba-hamba Allah, berdoalah!” (HR. at-Tirmidzi, hasan menurut al-Albani)

Doa juga merupakan senjata para nabi di saat-saat sulit. Nabi Muhammad ﷺ di perang Badar bermunajat kepada Allah hingga jubahnya terjatuh, memohon agar pasukan kecil kaum Muslimin diberi kemenangan. Beliau menghadap kiblat, menengadahkan tangan dan berdoa:

اللهم أنجز لي ما وعدتني، اللهم آت ما وعدتني، اللهم إن تهلك هذه العصابة من أهل الإسلام لا تعبد في الأرض

“Ya Allah, tunaikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, datangkanlah apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan kecil dari kaum Muslimin ini binasa, niscaya Engkau tidak lagi disembah di muka bumi.”

Beliau terus-menerus berdoa hingga selendangnya terjatuh. Lalu Abu Bakar datang, mengambil selendang itu dan meletakkannya kembali di pundaknya seraya berkata: “Wahai Nabi Allah, cukup sudah engkau memohon kepada Rabbmu. Sungguh Dia akan menunaikan janji-Nya kepadamu.” (HR. Muslim)

Begitu pula Nabi Ayyub Alaihis Salam yang diuji dengan penyakit panjang dan ditinggalkan orang-orang dekatnya, kecuali istrinya yang setia merawat. Dalam kesabaran dan pengharapannya, ia berdoa:

وَأيُوبَ إذ نَادى رَبَهُ أنّي مَسَنِىَ الضُرُ وَأنتَ أرحَمُ الرّاحِمِينَ . فَاستَجَبنَا لَهُ فَكَشَفنَا مَا بِهِ مِن ضُرٍّ

“(Ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Rabbnya: ‘Ya Rabb, aku telah ditimpa penyakit, sedangkan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami kabulkan doanya, lalu Kami hilangkan penyakit yang ada padanya.” (QS. al-Anbiya: 83–84). Maka Allah pun menyembuhkannya.

Betapa besar kedudukan doa, hingga Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللهَ يَغْضَبْ عَلَيهِ

“Barang siapa tidak meminta kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).

Karena itu, jangan pernah remehkan doa. Meski terlihat sederhana, doa adalah “anak panah malam” yang tak pernah meleset. Ia mungkin tidak langsung tampak hasilnya, tetapi pasti akan membuahkan kebaikan pada waktunya.

Maka, jadikan doa senjata utama kita. Mohonlah pada Allah dalam segala keadaan: senang maupun sulit, lapang maupun sempit. Sebab pintu Allah tidak pernah tertutup, dan Dia Maha Mendengar setiap bisikan hamba-Nya. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Aqidah lainnya:

• Ditawari Hidup Kekal di Dunia & Kaya Raya: Inilah Pilihan Rasulullah SAW
• Keteguhan Bilal bin Rabah dalam Menjaga Tauhid
• Wasiat Akhir Hayat Rasulullah: Berbaik Sangka kepada Allah
• Memuliakan Manula dalam Tuntunan Islam
• Rasulullah SAW Jelang Wafat: Inspirasi Meraih Ḥusnul Khatimah
• Allah Pemberi Rizki: Kisah Ular Buta di atas Pohon Kurma
• Selalu Ingat Akhirat, Engkau Akan Selamat
• Kunci Robbani Pembuka Pintu Rizki