Sabtu, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 26 Oktober 2019 20:59 wib
5.890 views
Menteri dari CEO Go-Jek, Pendidikan Indonesia Mau Dibawa ke Mana?
Oleh: Ana Sholikha
Pada tanggal (23/10), saya bersama 180-an rekan guru baru selesai mengikuti Workshop Hasil Pendampingan Sekolah Rujukan di Bedali Lawang, Malang. Senin (21/10) saat sambutan sekaligus pembukaan dari wakil ketua Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur, sempat disinggung nasib program peningkatan mutu sekolah menunggu kebijakan menteri pendidikan yang baru.
Daftar "bocoran calon menteri" pun sudah berseliweran di group whatsapp. Saya sebagai guru fokus ke calon Kemendikbud. Tak heran jika menteri pendidikan dan kebudayaan diganti. Sudah biasa ganti kabinet, ganti menteri. Bahkan ganti kurikulum. Penggantinya selama ini juga dari sosok yang sudah nyemplung di dunia pendidikan, rata-rata rektor.
Namun, mata saya sedikit terbelalak siang ini. Tatkala mendapat kabar menteri pendidikan bukan profesor pendidikan, bukan juga rektor. Ini benar-benar mencipta rekor. CEO Go Jek rek, Nadiem Makarim, jadi menteri pendidikan. Dengan usia yang cukup belia, 35 tahun 3 bulan, ia menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju.
Praktisi pendidikan rata-rata terkejut. Meski akhirnya kebanyakan lebih bersikap positif thinking. Atau mungkin takut kena sanksi jika terlalu kritis menanggapi kebijakan pemerintah. Keterkejutan itu wajar. Sebab Nadiem Makarim tidak punya latar belakang di dunia pendidikan. Sepak terjangnya terekam di dunia teknologi komunikasi dan dunia usaha, praktisi di bidang inovasi entrepreneurship.
Maka tak heran jika hari ini banyak bermunculan guyonan menyikapi hal ini. Diantaranya:
1. Siswa antar jemput dengan Gojek atau GoCar
2. Pembayaran SPP menggunakan GoPay. Bayar full setahun akan mendapat cashback.
3. Rapor dan ijasah akan dikirim melalui Go Send
4. Setiap siswa sebelum pulang diminta memberikan bintang untuk guru pengajarnya.
5. Jajanan di kantin tak ada yang sesuai selera, Go Food-in saja.
6. Jaminan tidak akan menganggur bagi peserta didik segala tingkat, setelah lulus akan ada ribuan bahkan jutaan lapangan kerja sebagai driver online.
7. Khusus guru gratis naik Go Jek ya.
Tentu hal di atas hanya kreasi netizen. Lantas, mau dibawa ke mana dunia pendidikan kita di tangan pengusaha? Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan menuntut untuk membangun mental dan karakter generasi penerus bangsa. Apakah dunia pendidikan Indonesia akan didorong bergerak dalam bidang usaha seperti yang selama ini dilakukan oleh Nadiem?
Mari kita tunggu kebijakannya. Semoga membawa kebaikan bagi dunia pendidikan, dan bukan keruwetan. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)
Nadiem Makarim
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!