Sabtu, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 23 November 2019 21:37 wib
4.071 views
Perpisahan dengan Dunia, Semua Kan Merasakannya
Oleh:
Ana Nazahah, Revowriter Aceh
APA kamu pernah kehilangan orang- orang tersayang? Ibu, ayah atau anggota keluarga lainnya? Diantara kita kematian sering kita temui. Bahkan detik ini, ada yang tengah berduka. Keluarga yang dicintanya pergi menghadap Ilahi.
Seperti yang kita ketahui, dunia ini hanya sementara. Tak ada yang kekal di dalamnya. Semua akan kembali kepada Allah, sebagai pemiliknya.
Firman Allah SWT yang artinya, "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh,..." (an- Nisa : 78).
Ada sebuah kisah, tentang sahabat Rasulullah SAW. Yaitu Abu Thalhah dan Istrinya ummu Sulaim. Suatu hari anak yang mereka cintai pergi menghadap Allah. Sementara Abu Thalhah tidak di rumah.
Singkat cerita, di saat Abu Thalhah kembali ke rumah. Istrinya bertanya.“Wahai Abu Thalhah! Bagaimana pendapatmu jika seseorang meminjam suatu pinjaman kepada keluarganya, lalu keluarganya meminta kembali pinjaman tersebut, apakah kaum tersebut berhak menolaknya?”
Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Tentu tidak.” Maksudnya adalah Abu Thalhah berkesimpulan bahwa barang pinjaman harus dipulangkan ke pemiliknya, apalagi jika si pemilik meminta. Tak ada hak bagi si peminjam menahannya.
Lalu Ummu Sulaim pun jujur, bahwa anak semata wayang mereka telah diambil Allah, sebagai pemiliknya. Ummu Sulaim berkata, “Ikhlaskan putramu!" (maksudnya, putramu telah meninggal dunia).
Ya, begitulah. Sesuatu yang merupakan milik Allah, akan kembali kepada Allah. Keluarga yang ditinggalkan harus ikhlas. Jangan larut dalam sedih yang berlebihan. Beginilah kehidupan, yang hidup pasti akan menemui ajal. Kematian yang memisahkan dari segala perhiasan dunia.
Karena itu, kita tidak perlu mengkhawatirkan kematian, yang sudah pasti. Yang wajib kita khawatirkan adalah bagaimana persiapan kita dalam mejemput kematian. Apakah dalam keadaan taubat, atau masih berkubang maksiat.
Terlebih hari perpisahan itu, tak bisa kita prediksi. Kadang dia datang cepat. Kadang lambat. Kadang dia lebih dulu menjemput yang tua. Tak sedikit juga, yang muda dijemput lebih awal. Sungguh urusan ajal adalah rahasia.
Yang jelas jika ajal datang, tak ada yang bisa mengundurkannya. Atau memajukan waktunya walau sedetik. Semua pas tak bergeser dari waktu yang telah dijanjikan.
Entah kapan giliran kita? Besok atau lusa. Tahun ini atau 10 tahun lagi. Tak ada yang mengetahui waktu sisa kita berapa banyak lagi. Selain Allah SWT.
Karena itu, berusahalah sebaik mungkin untuk mengisi waktu- waktu berharga ini dengan amal shalih. Jauhkan dari aktivitas sia-sia. Apalagi aktivitas maksiat yang berujung dosa.
Jangan menambah dosa yang sudah ada. Sebaliknya berusaha untuk memperbaiki kesalahan, dan meminta ampunan kepada Allah, terhadap dosa masa lalu. Sembari memperbanyak ibadah mahdhah dan salat malamnya.
Agar kelak kapan pun tiba waktu perpisahan. Kita dijemput dalam keadan tanpa penyesalan. Karena penyesalan di akhirat kelak sungguh menyakitkan.
Allah SWT berfirman :
Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (Neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang , pemberi peringatan?" Mereka menjawab, "Benar ada," sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, tetapi kami mendustakan(nya) dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar.” (al-Mulk: 8-9).*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!