Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
7.221 views

Buanglah Sampah pada Tempatnya

 

Oleh:

Keni Rahayu|| Influencer Dakwah Milenial

 

INGAT slogan di atas gak? "Buanglah sampah pada tempatnya" adalah slogan yang nempel di dinding kelas zaman SD dulu membersamai beberapa slogan positif lainnya. Tujuannya apa? Tentu saja untuk mengajak semua pembacanya membuang sampah di tempatnya, yakni tempat sampah.

Biang Kerok Banjir

Kenapa sih kalau buang sampah harus di tempat sampah? Duh bahaya banget, salah satunya adalah banjir. Selain banjir, sampah bisa jadi sarang penyakit karena kotoran di mana-mana. Sampah menumpuk juga tempat favorit jin, loh. Hii ngeri. 

Ngomong-ngomong soal banjir, sayangnya buang sampah sembarangan bukan satu-satunya penyebab banjir. Sebab jika kita lihat, penyebab banjir hakiki bukan hanya karena sampah menumpuk di selokan atau kali. Salah satu penyebab banjir yang hari ini viral adalah deforestasi. 

Apaan tuh deforestasi? Sebuah aktivitas penebangan hutan besar-besaran. Bukan hanya kayunya yang dimanfaatkan, tapi hutan digundul dan dihabisi untuk dijadikan lahan. Di atas lahan didirikan bangunan berupa hunian, pariwisata, dan bangunan lainnya asal bagi investor menunjang cuan.  

Dilarang buang sampah sembarangan, dilarang menebang hutan sembarangan, dan berbagai aktivitas sembarangan lainnya sudah kita pelajari di bangku sekolah. Namun, pelajaran yang kita dapat mengindikasikan larangan itu hanya tugas individu saja sebagai warga negara. Namun, adakah peran negara dalam mengatasinya? 

Anggap saja individu sudah taat dengan buang sampah di tempat sampah. Namun sebaliknya, negara malah mengizinkan para kapitalis memenuhi hajatnya bahkan dengan melakukan upaya deforestasi. Lihat saja Kalimantan yang dikatakan paru-paru dunia, kini jadi langganan banjir (Views.id, 21/10/21). 

Di Batu, Jawa Timur, dataran tinggi bisa banjir meluber begitu, apa gara-gara sampah? Pasti ada aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Sebegitu parahnya manusia mengelola bumi, hingga rusak parah tak teratasi. 

Senada dengan ini, menurut Pakar Kebencanaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Suratman mengatakan, banjir bandang yang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut. Yaitu, alih fungsi lahan oleh manusia, dan desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman (Kompas, 6/11/21).  

Di sisi lain, para pemangku kebijakan berdalih bahwa upaya deforestasi menurun. Padahal, Greenpeace berkata sebaliknya (Detikcom, 14/11/21). Lagi-lagi para korporat menggandeng pejabat (atau mereka itu sendiri pejabatnya?) untuk kamuflase data. Tujuannya, agar penguasa nampak peduli sama lingkungan. Sungguh kejamnya. 

Bagaimana solusi Islam menyelesaikan masalah lingkungan?

Mari kita gali bagaimana Islam bisa menyelesaikan masalah ini. Islam hadir bukan sekadar agama yakini, tapi agama realisasi yang bisa hadir sebagai solusi, termasuk deforestasi. Bukan hanya reboisasi, pengaturan Islam komprehensif. Mencegah sebelum terjadi luka, itulah Islam.

Pertama. Perlu dipahami bahwa hutan adalah salah satu kepemilikan umum. Milik umum artinya tidak ada yang boleh memiliki kecuali rakyat. Kebermanfaatan hutan dikelola hanya atas nama rakyat, bukan korporat. Mentang-mentang punya uang, maka bebas tendang asal perut sendiri kenyang? Tidak. Islam tidak demikian.

Bahkan negara tidak boleh mengelola hutan jika hanya untuk kepentingan penguasa. Hutan harus dijaga, dilestarikan, tidak ditebang apalagi dibakar. Sebab akibatnya bukan hanya banjir, tapi hutan adalah tempat tinggal semua flora fauna ciptaan Allah. Jika hutan tiada, kemana mereka bersuaka? Maka tak aneh jika kini banyak ular, tikus, bahkan buaya mendatangi rumah warga. Mau bagaimana, rumah mereka dibinasa. 

Kedua. Islam mengatur tata kota atas asas kepentingan umat. Pembangunan diberi izin penguasa hanya jika tidak membahayakan rakyat. Keuntungan yang didapat juga hanya untuk rakyat. Meski nampaknya menguntungkan secara materi, pembangunan mal, hunian, dan wisata ditolak jika dampaknya banjir. Sebab daya resap tanah berkurang jika lahan diperluas, hutan amblas. 

Ketiga. Salah dari akarnya. Apa lagi yang menyebabkan paradigma berpikir penguasa hari ini permisif terhadap segala pembangunan bahkan di lahan hijau seperti hutan atupun sawah? Ialah kapitalisme, ideologi sesat. Tak peduli urusan rakyat, yang penting gendut perut korporat.

Kalau sudah begini, bukan hanya buanglah sampah pada tempatnya. Ada lagi slogan yang lebih tepat menjadikan solusi semua permasalahan ini. Letakkan pengaturan Islam pada tempatnya. Tidak hanya wacana, mari kita berupaya menjalankan syariat Allah yang mulia. Seluruhnya. Maka rahmat tak hanya bagi manusia, melainkan juga untuk gajah, buaya, tikus, ular, katak, dan semua teman-temannya para penghuni hutan. Wallahu a'lam bishowab.*

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Citizens Jurnalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X