Rabu, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 12 Mei 2010 12:30 wib
51.626 views
Do'a Sesudah Makan dan Minum
Apabila seorang muslim mendapat dan merasakan nikmat Allah hendaknya ia memuji Allah sebagai bentuk syukur kepada-Nya, salah satunya ketika dia selesai makan dan minum. Hal ini dikarenakan bahwa segala nikmat berasal dari Allah karena apa saja yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya, bukan kepunyaan yang lain. Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)." (QS. Al-Nahl: 53)
Banyak yang merasa bahwa memuji Allah sesudah makan dan minum sebagai sesuatu yang sepele. Padahal, itu merupakan adab yang baik kepada Allah dan pengakuan atas Rububiyah-Nya yang menyediakan rizki untuk hamba-hamba-Nya. Dengannya, bisa mendatangkan keridlaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, ampunan, keberkahan, dan bertambahnya nikmat.
Dari Anas bin Malik, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنْ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا
"Sesungguhnya Allah ridha terhadap seorang hamba yang menikmati makanan lalu memuji Allah sesudahnya atau meneguk minuman lalu memuji Allah sesudahnya." (HR Muslim no. 2734)
Dari Sahal bin Mu'adz bin Anas dari ayahnya berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa yang makan makanan lalu berucap, Alhamdulillah al-Ladzii Ath'amanii Haadzaa wa Razaqaniihi min Ghairi Haulin minni walaa Quwwatin, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. al-Tirmidzi no. 3458, Ibnu Majah no. 3285, dan Ahmad Ahmad III/439. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al Ghalil no. 1989)
Bentuk bacaan tahmid sesudah makan dan minum yang dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sangatlah banyak. Di antaranya:
Pertama:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ
Alhamdulillah al-Ladzii Ath'amanii Haadzaa wa Razaqaniihi min Ghairi Haulin minni walaa Quwwatin
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku." (HR. Abu Dawud no. 4023; al-Tirmidzi no. 3458; Ibnu Majah no. 3285, Ibnu Sunni no. 467; Ahmad III/439; dan al-Hakim I/507 dan IV/192. Disahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al Ghalil no. 1989)
Kedua:
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ
Alhamdulillahi Hamdan Katsiran Mubaarakan fiihi ghaira Makfiyyin walaa Muwadda'in walaa Mustaghnaan 'Anhu
"Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan penuh berkah meski bukanlah pujian yang mencukupi dan memadai, dan meski tidaklah dibutuhkan oleh Rabb kita." (HR. al-Bukhari no. 5458; Abu Dawud no. 3849; Ahmad V/252, 256; al-Tirmidzi no. 3456; Ibnu Sunni dalam 'Amalul Yaum wal Lailah no. 468, 484; dan Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah no. 2828 dan lainnya dari sahabat Abu Umamah)
Ketiga,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي كَفَانَا وَأَرْوَانَا غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مَكْفُورٍ
Alhamdulillaah al-Ladzi Kafaanaa Waarwaanaa Ghaira Makfiyyin walaa Makfuurin
"Segala puji milik Allah Dzat yang mencukupi kita dan menghilangkan dahaga kita, pujian yang tidak terbatas dan tanpa diingkari." (HR. Bukhari dalam Shahihnya no. 5038 dari Abu Umamah)
Dan masih ada beberapa bacaan lain yang disebutkan oleh hadits shahih. Namun ada juga beberapa bacaan dzikir yang didasarkan pada hadits dhaif sehingga tidak boleh diamalkan.
Sebaiknya, kita berganti-ganti membaca dzikir-dzikir di atas, terkadang dengan bacaan tahmid yang ini dan terkadang dalam bentuk bacaan tahmid yang lain. Dengan demikian kita bisa menghafal semua bacaan doa yang Nabi ajarkan serta mendapatkan keberkahan dari semua bacaan-bacaan tersebut. Di samping itu kita bisa meresapi makna-makna yang terkandung dalam masing-masing bacaan tahmid. Jika hanya membiasakan satu bacaan tahmid saja, biasanya kita kesulitan untuk meresapi makna-makna yang kita baca, karena seakan-akan sudah menjadi suatu hal yang refleks dan otomatis. Wallahu a'lam Bishawab. . .
Oleh: Badrul Tamam
Tulisan Terkait:
* Doa Sebelum Makan dan Minum
* Sunnah, Hikmah dan Etika Menjilati Tangan Sesudah Makan
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!