Sebagai imbal baliknya Karzai meminta jaminan keamanan dan ekonomi dari pemerintah Amerika Serikat.
AS tidak mengkonfirmasi secara “spesifik” mengenai hal itu, namun mengatakan bahwa mereka tidak berniat menjadikan permanen pangkalan-pangkalan militernya di Afghanistan.
Perincian perundingan keamanan hingga saat ini belum diungkap ke publik, namun kedua negara bertekad untuk menuntaskannya segera. Pembicaraan mengenai hal itu sudah berlangsung selama berbulan-bulan, tulis BBC.
Berbagai laporan menyebutkan bahwa AS menginginkan kesepakatan ditandatangani sebelum pertemuan NATO pada pertengahan tahun 2013 mendatang.
Karzai mengatakan ingin agar Afghanistan memiliki “pengganti yang kuat” hasil pemilu tahun depan untuk menggantikan dirinya.
Hal tersebut dikatakan pemimpin Afghanistan itu saat perayaan 80 tahun Universitas Kabul.
Dalam pidatonya Karzai mengatakan, AS tetap menginginkan sembilan pangkalan militernya yang berada di Bagram, Mazar, Jalalabad, Gardez, Kandahar, Helmand, Shindand serta Herat.
“Menurut kami kehadiran mereka setelah 2014 dan hubungan kita dengan mereka adalah untuk kepentingan rakyat Afghanistan,” kata Karzai.
“Tapi dengan syarat AS harus mempercepat upayanya mewujudkan perdamaian di Afghanistan,” kata Karzai dihadapan para profesor dan mahasiswa Universitas Kabul.
AS juga harus secara “serius memperkuat perekonomian Afghanistan,” imbuh Karzai.
“Jika mereka setuju melakukan hal itu, maka kami siap untuk menandatangani pakta [strategis] dengan mereka. Kami yakin akan hal ini, dan kami pasti akan melakukannya,” tegas Karzai.
Sementara itu perwakilan pemerintah AS di Afghanistan menolak memberikan komentar lebih lanjut atas pernyataan Hamid Karzai itu.
“Secara umum, sebagaimana telah dijelaskan Presiden Obama, kami tidak berniat akan pangkalan militer permanen di Afghanistan. Kami menginginkan BSA (Bilateral Strategic Agreement) akan memberikan akses untuk dan penggunaan atas fasilitas-fasilitas milik Afghanistan oleh pasukan AS,” kata Kedutaan AS di Kabul.*
Rep: Ama Farah