Sebanyak tujuh orang yang terdiri dari tiga perempuan dewasa serta empat lelaki bersiap-siap mengucapkan kalimat syahadat.
“Asyhadu allaa ilaaha illallah. Wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah,” ujar salah satu di antara mereka yang bernama Ahmad Ghazi. Bagi Ghazi, kesaksian ini terasa istimewa karena diucapkan di hadapan Menteri Agama Suryadharma Ali.
Hadir pula Dirjen Bimas Islam Kemenag Prof Abdul Djamil, Pelaksana Tugas Kepala Balitbang Diklat Kemenag Prof Machasin, Kanwil Kemenag Jawa Barat M Saeroji, Direktur
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ace Syaifuddin, dan Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Euis Sri Mulyani.
Sadar bahwa komunitas eks jamaah Ahmadiyah yang telah meneguhkan kembali keislamannya juga membutuhkan penopang hidup, pada kesempatan itu Menag pun memberikan bantuan.
“Untuk MUI Kabupaten Kuningan saya akan beri dana stimulan sebesar Rp 50 juta. Untuk komunitas Taslimah saya bantu dengan Rp 40 juta. Kemudian bagi anak-anaknya akan diberi beasiswa dari tingkat MI sampai perguruan tinggi, konkret,” terang Suryadharma Ali dikutip laman Kemenag.
Selain bantuan dana, Kemenag juga akan mengupayakan pelatihan kewirausahaan bagi setiap eks jamaah Ahmadiyah. Dengan demikian diharapkan mereka mempunyai keterampilan yang dapat dimanfaatkan dalam menjalani kehidupan mendatang.
Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda menjelaskan bahwa di wilayahnya, ada sekitar 3.700 penganut Ahmadiyah yang berdomisili di Desa Manis Lor. Sampai saat ini, baru 72 orang yang telah meneguhkan kembali keislamannya dengan membaca dua kalimah syahadat.
“Kami masih terus berkoordinasi dengan ormas Islam setempat agar membentuk tim pembinaan dan pengawasan terhadap aliran kepercayaan dan jamaah Ahmadiyah agar kesadaran mereka terus bertambah,” ujar Aang.
Ketua MUI Kabupaten Kuningan KH Hafidzin Achmad ikut mendukung dakwah untuk mengembalikan akidah jamaah Ahmadiyah. Dia juga meminta agar identitas para mantan pengikut Ahamdiyah baru diubah menjadi beragama Islam jika sudah bersyahadat di hadapan ulama MUI.*
Rep: Panji Islam