Selasa, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Agutus 2015 05:30 wib
6.846 views
Bila Minta Maaf kepada PKI, Jokowi kan Lukai Umat Islam
JAKARTA (voa-islam.com)- Wacana Presiden Joko Widodo untuk meminta maaf kepada keluarga Partai Komunis Indonesia (PKI) telah menimbulkan beberapa kontroversi. Ada yang mengatakan bahwa jika itu dilakukan, maka sama saja pemerintah, yang dipimpin Jokowi telah membuka luka lama bagi para pejuang negeri ini. Namun tak sediki pula yang mendukung.
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), tentara Indonesia pada saat itu, dan juga keluarga para pejuang NKRI merupakan korban keberingasan yang telah diciptakan PKI. Dengan menculik, membunuh dan membuangnya ke dalam lobang adalah sejarah yang kelam bagi rakyat Indonesia. Adalah Habib Riziq Syihab, pentolan Front Pembela Islam (FPI), salah satu sekian banyaknya tokoh yang menolak wacana 'permintaan maaf' ini kepada keluarga PKI. Menurutnya, bila pemerintahan meminta maaf kepada keluarga PKI, maka sama saja Presiden Joko Widodo telah menyakiti umat Islam sebagai bagian dari korban yang telah dilakukan PKI.
"Jika Jokowi meminta maaf kepada keluarga PKI, maka sama saja pemerintah membuka lama bagi keluarga-keluarga yang telah dibunuh oleh gerakan komunis itu. Dan ini tentunya berkenaan dengan ormas-ormas, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, para tentara, dan seluruh rakyat Indonesia," ucap Habib Riziq saat berorasi di hadapan ratusan ribu orang peserta Parade Tauhid Indonesia (PTI), Ahad (16/08/201) di Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta.
Ia juga mengingatkan, bila sampai hal demikian terjadi (baca: permintaan maaf), maka FPI dan segenap umat Islam akan segera melengserkan kedudukan Jokowi sebagai Presiden. "Jika dia (Jokowi) meminta maaf, maka kita akan turunkan dari tampuk kepresidenan," tegasnya yang disambut pekikan 'siap' oleh peserta PTI.
Sejarah PKI, atau pola pikir komunisme yang dibangga-banggakan anak-anak muda saat ini, menurutnya karena pemerintah tidak menghadirkan bukti-bukti kebiadaban PKI di dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan. Dan ia menyatakan kemungkinan penghilangan akan bukti sejarah tersebut dilakukan oleh pemerintah paska reformasi tahun 1998.
"Anak-anak yang lahir pada tahun 1990-an wajar tidak tahu PKI. Karena paska masa reformasi, pemerintah telah menghapus kejahatan PKI dari kurikulum sekolah," tutupnya.
Acara PTI berlangsung damai dan tertib. Ratusan ormas dan ratusan ribu masyarakat yang antusias bergabung dalam parade tersebut pun melakukan longmarch. Sebelumnya para tokoh dan ulama melepasnya dengan semangat 'Satu Tauhid'. Dan longmarch juga dilakukan oleh tokoh-tokoh dan ulama yang hadir. Di antaranya ada Ustadz Arifin Ilham, Haikal Hasa, juga Habib Riziq sendiri. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!