Sabtu, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 5 September 2015 20:00 wib
10.857 views
Aneh! Jokowi Bicara Islam Rahmatan Lil 'Alamin dengan Diktator Berlumuran Darah al-Sisi
JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden Republik Indonesia Jokowi tetap menerima kedatangan Presiden Diktator Mesir Abdel Fattah al-Sisi, walapun kebanyalan rakyat Indonesia dengan tegas menolaknya.
Dalam pertemuannya itu, Jokowi menyatakan kedua negara saling bertukar pikiran mengenai dunia Islam.
"Kami bertukar pikiran bagaimana memajukan demokrasi dan Islam yang rahmatan lil alamin, termasuk di dalamnya kami bicara soal radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme," tutur Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Ruang Kredensial Istana Merdeka, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (4/9/2015).
Selain itu RI juga meminta bantuan agar pemerintah Mesir melindungi WNI yang tinggal di sana. Jokowi menyebutkan banyak WNI tinggal di Mesir untuk bekerja dan belajar.
"Karena jumlah mahasiswa WNI 3.000 orang, buruh migran ada sekitar 1.200 orang dan Yang Mulia tadi menyanggupi untuk ke depan," sebut Jokowi seperti dikutip dari situs detikcom.
Menanggapi Presiden Jokowi, Al-Sisi kemudian menekankan pentingnya kerja sama untuk memberantas terorisme. Sehingga pembangunan tak terhambat oleh aksi teror.
"Kita sepakat untuk hubungan bilateral dua negara dan komunikasikan hadapi bersama beberapa tantangan saat ini. Salah satunya memberantas terorisme dan radikalisme. Selain itu juga tantangan-tantangan pembangunan yang dihadapi kedua negara," ungkap Al-Sisi berbahasa Arab.
Sementara itu, Pengamat Gerakan Komunis Ustadz Alfian Tanjung mengatakan bahwa kedatangan al-Sisi ke Indonesia untuk membonsai gerakan Islam tak bisa dipungkiri lagi.
"Gerakan intelijen terasa betul, seperti sandiwara kriminalisasi Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo salah satunya," katanya kepada voa-islam.com, Sabtu (05/09).
Ketika ditanya apakah akan ada gerakan kriminalisasi terhadap gerakan Islam, Ustadz Alfian menjawab.
"Ya, saya dapat laporan dari kawan-kawab intelijen ada 20 ormas yang menjadi link up gerakan ISIS (IS –red.), dan disebut dalam rilis tahunan, 17 Agustus 2015 sebagai gerakan link up ISIS. Tedapat dalam laporan setebal 600 halaman, bab 16, halaman 15. Jumlah semua ada 20 gerakan/ormas yang menjadi link up ISIS," pungkasnya. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!