Rabu, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Januari 2017 09:45 wib
10.812 views
Ini Bantahan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Atas Klaim Ahok sebagai Contoh Pemimpin Bersih
JAKARTA (voa-islam.com)--Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak memberikan klarifikasi terkait klaim Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tentang kedekatan dengan Muhammadiyah.
Pernyataan Ahok itu dilontarkan pada persidangan dugaan kasus penistaan agama di Pengadilan Jakarta Utara, pada Selasa (10/1/2017).
Ada dua pengakuan Ahok yang disoroti serius oleh Dahnil. Pertama, Ahok mengaku dekat dengan Dahnil dan bisa berkomunikasi Langsung dengannya, serta mempertanyakan kenapa Pemuda Muhammadiyah melalui Pedri Kasman harus lapor Ahok ke Polisi?
Kedua, Ahok Mengaku bahwa dia pernah dinobatkan sebagai model Gubernur yang Antikorupsi oleh Madrasah Antikorupsi dan Pemuda Muhammadiyah beberapa waktu yang lalu.
Menanggapi pengakuan tersebut, Dahnil mengatakan bahwa ia merasa terhormat Ahok mengaku kenal baik dengannya sama, seperti dia ketika mengaku kenal baik dengan Buya Syafii Ma'arif. Jauh sebelum pernyataan Ahok terkait dengan Surat Al Maidah 51, Dahnil mengaku, bahwa dia dan jaringan masyarakat memang Sipil kagum dengan keberanian ahok melawan dugaan praktek rente dan bancakan APBD DKI yang diduga dilakukan oleh anggota DPRD dan Birokrasi DKI Jakarta.
"Keberanian seperti itu jarang ditunjukkan oleh beberapa kepala daerah yang ada di Indonesia, sehingga sebagai Penggiat Antikorupsi saya beberapa kali bertemu dengan Ahok bersama kawan-kawan Penggiat Antikorupsi lainnya," kata Dahnil dalam keterangan persnya, Jakarta, Selasa (10/1/2017).
Bahkan, lanjut Dahnil, Ahok ia undang ke acara Diskusi Rutin Madrasah Antikorupsi di Menteng Raya 62, pada dua tahun lalu tepatnya tanggal 12 April 2015, dalam beberapa kesempatan Dahnil mengaku ikut memberikan pandangan di media terkait dengan sikap Ahok melawan DPRD bersangkutan dengan Kasus UPS.
"Bahkan, Saya seringkali menasehati Ahok terkait dengan ucapan-ucapan kasar fia di beberapa media seperti Kompas TV, saat itu, yang bagi saya adalah sikap Nir-adab," ungkap Dahnil.
Menurut Dahnil, nasihat-nasihat agar Ahok lebih baik selalu ia sampaikan melalui pesan WhatsApp. Namun, pesan-pesan nasihat dan komunikasi dengan Ahok langsung tidak lagi ia lakukan secara intens, ketika ia sadar bahwa Ahok tetap terus melakukan kebijakan yang tidak berpihak membela kaum miskin.
Melalui penggusuran secara massif dan muncul berita indikasi dugaan korupsi pada kasus reklamasi dan Rumah Sakit Sumber Waras yang diduga melibatkan banyak pihak, juga ketika KPK meminta keterangan Ahok terkait kedua kasus tersebut, serta dugaan potensi korupsi pada diskresi yang dibuat Ahok seperti banyak diulas media seperti Tempo.
"Jadi, tidak ada kaitannya, kedekatan saya dengan Ahok dengan pelaporan polisi terhadap Ahok terkait dengan kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok, justru seharusnya Ahok sudah mendengarkan dan mengikuti nasihat yang kami sampaikan terkait dengan ucapan-ucapan yang tidak pantas disampaikan yang Nir-adab tersebut," tegas Dahnil.
Dahnil mengungkapkan bahwa pelaporan yang dilakukan Sekretaris PP Muhammadiyah Pedri Kasman adalah mandat darinya ssebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. "Jadi keliru bila Ahok menyerang Pedri tidak mewakili Pemuda Muhammadiyah," terangnya.
Kedua, sambung Dahnil, Pemuda Muhammadiyah pernah mengundang Ahok dalam Diskusi Madrasah Antikorupsi di Menteng Raya 62, pada dua tahun lalu, tepatnya tanggal 12 April 2015, bersama Walikota Cilegon Iman Aryadi, Koordinator ICW Ade Irawan dan ia sendiri sebagai pembicara saat itu.
Namun, Pemuda Muhammadiyah melalui Madrasah Antikorupsi yang berkomitmen merawat Budaya antikorupsi melalui pendidikan Antikorupsi untuk kaum muda, tidak pernah menobatkan secara resmi Ahok sebagai tokoh atau kepala daerah yang pantas menjadi model Antikorupsi seperti yang diklaim oleh Ahok.
"Saya hanya menyampaikan kepala daerah perlu mencontoh Ahok terkait dengan keberanian melawan potensi korupsi yang mungkin dilakukan oleh DPRD pada saat itu terkait dengan kasus UPS, walaupun pada akhirnya saya dan kawan-kawan Madrasah Antikorupsi merasa terkecoh dengan model pencitraan Ahok," tegasnya.
Kemudian, Dahnil bersyukur bhawa ia dan jaringan masyarakat sipil antikorupsi diingatkan oleh banyak pihak terkait hal itu, sehingga mereka sama sekali tidak berkenan lagi menghubungkan Ahok dengan komitmen Antikorupsi. Sebab, Dahnil dan kawan-kawan mennilai faktanya justru sebaliknya. Jadi, bagi Pemuda Muhammadiyah dan Madrasah Antikorupsi, saat Ini Ahok sama sekali bukan model kepala daerah yang antikorupsi.
"Nah, terkait dengan dua pernyataan Ahok di atas, semuanya tidak ada kaitannya dengan pelaporan penistaan Agama yang dilakukan oleh Ahok, yang diwakili pelaporannya oleh Pedri Kasman yang mewakili Pemuda Muhammadiyah secara resmi," tandasnya. * [Bilal/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!