Periksa Amien Rais terkait Hoax Ratna hanya Ciptakan Ketegangan Politik

JAKARTA (voa-islam.com)- Bapak Reformasi, Amien Rais yang dapat dikatakan menjadi korban hoax Ratna Sarumpaet (RS) kabarnya akan diperiksa oleh aparat kepolisian terkait dugaan penyebarluasan informasi tersebut. Namun, salah satu politisi dari partai pendukung Prabowo-Sandi melihat bahwa langkah aparat kepolisian dinilai berlebihan.

Tindakan lebay memeriksa Amien Rais dalam kasus RS. Hanya menciptakan ketegangan politik yang gak perlu.  Membuka pintu politik jalanan. Atau memang tujuannya itu,” demikian cuitan Andi Arief.

Andi melihat ada kejanggalan, salah satu sumber, dalam hal ini RS belum mendapatkan kepastian hukumnya. “Periksa dan adili saja RS, dia sumbernya. Biar ruang pengadilan akan menilai dan mendapat kepastian tentang keramaian ini. Bagaimana mungkin mau mengadili yang lain sementara sumber utama belum ada kepastian hukumnya. Kalau dibilang dungu nanti marah.”

Andi merasa ada yang tak lazim ketika menengok kerja negara saat ini, yang sedang terseok-seok. “Rejim dan pendukungnya sama saja, berakal pendek. Imaginasinya mencapai stabilitas dengan cara memenjarakan orang. Sebesar apapun orang dipenjara tak akan mengubah kerja-kerja yang amburadul.”

Ia mengingatkan, bahwa tidak bisa demikian melakukan seorang tokoh. “Satu tokoh dipaksa meringkuk, sejuta dendam akan bertumbuh.” (Robi/voa-islam.com)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Indonesia News lainnya:

• Berpotensi Memicu Kesalahpahaman Penggunaan Istilah Islam Nusantara Harus Dipikir Ulang Kembali
• Ketua STID Mohammad Natsir: Keberhasilan Sistem Kaderisasi Dai Peran Berbagai Pihak
• STID Mohammad Natsir Wisuda 82 Kader Dai
• Indonesia Kekurangan Pemimpin, Yang Banyak Itu Pejabat
• [Video] 2000 Orang Korban Gempa Tsunami Palu Mengungsi ke Bandara Balikpapan
• Sejarawan UI: Pemilu 1955, Pemilu Paling Jujur dan Demokratis
• [Video] Korban Tsunami di Balaroa Palu: Baru FPI yang Datang Membantu Kami!
• Presiden Jokowi Disoraki Karena Salah Baca Al-Faatihah