Ahad, 1 Rajab 1447 H / 21 Desember 2025 00:03 wib
194 views
Mengungkap Makna Asli Filsafat
BANDUNG (voa-islam.com) – Sekolah Pemikiran Islam (SPI) kembali mengadakan kelas pekanannya yang ke-16 pada Kamis malam (18/12) di Masjid Istiqamah. Pertemuan kali ini menghadirkan Prof. Usep M. Ishaq sebagai pemateri dengan topik Filsafat.
“Secara etimologi atau bahasa Filsafat berasal dari dua kata yaitu philos yang berarti cinta, suka, teman, sahabat karib. Kemudian shopos atau shopia yang berarti kebijaksanaan, hikmah, kebenaran tertinggi, dan keterampilan. Sehingga filsafat adalah sikap cinta, berpihak, dan mengutamakan kebenaran. Sedangkan secara terminologi filsafat adalah suatu sikap dalam mengkaji semua ilmu yang benar serta tindakan yang bermanfaat,” jelasnya..
Usep menegaskan bahwa Filsafat yang dipahami sekarang dengan zaman dulu itu sangat jauh berbeda. Dulu filsafat merupakan induk dari semua ilmu pengetahuan, tetapi direduksi akibat perkembangan ilmu sains, pengaruh positivisme, sekularisme, dan industrialisasi. “Namun pada zaman sekarang filsafat dipahami sebatas kajian atas pemikiran manusia tentang hal-hal yang mendasar juga relevansinya dengan kehidupan saat ini, pemikiran terhadap hakikat sesuatu secara mendasar, dan cara kerja suatu ilmu atau metodologi penelitian. Padahal fungsi filsafat bukan hanya pada ranah pemikiran saja, tapi juga dari amalan yang baik dan bermanfaat. Selain itu, filsafat juga mempersaudarakan kembali ilmu-ilmu yang sudah berpisah dan bertujuan untuk membangun interdisipliner yang saling terhubung.” ungkap Usep.
Asep Deni, salah satu murid SPI Bandung Angkatan 11 mengungkapkan opininua, “Setelah pertemuan kemarin, bagi saya ilmu filsafat yang disampaikan Prof. Usep membuka pandangan baru bahwa filusuf itu adalah saintis, tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya sebagai orang pengangguran yang hanya merenung doang.” Ia menambahkan bahwa untuk belajar filsafat ternyata harus dilandasi ilmu fardu 'ain yang cukup—tidak boleh kosong dan masih awam lalu serta merta langsung belajar filsafat untuk menghindari terjerumusnya seseorang ke arah false knowledge.
“Sebelum kelas kemarin malam, pemahaman saya terkait filsafat kurang lebih sama kayak pemahaman orang-orang pada umumnya. Filsafat itu membahas hal-hal yang filosofis, prinsipil, dan belibet. Hal-hal receh yang kayaknya nggak penting buat dipikirkan itu pasti dibahas sama filsafat. Dan karena di kelas-kelas sebelumnya juga sempat dijelaskan kalau filsafat itu bentuk kebingungan orang-orang Yunani terhadap agamanya, jadi saya pikir filsafat itu memang negatif dan seolah-olah seperti ilmu menghayal.” komentar Hanif yang juga mengikuti kelas malam itu. “Ternyata, filsafat itu pada dasarnya berisfat positif. Filsafat itu bentuk keberanian untuk mengungkap kebenaran dan perlawanan terhadap mitologi. Dan memang kita semua perlu memahami hal-hal yang bersifat filosofis/universal (kulliy) sebelum akhirnya mempelajari hal-hal yang praktikal (juz'iy). Bahkan cendekiawan Muslim dulu juga banyak yg ahli filsafat (ilmu hikmah), kayak Al-Farabi dan Ibnu Haytham. Justru dengan filsafat lah kita belajar cara beradab terhadap ilmu,” terang Hanif, merangkum sedikit isi dari perkuliahan yang ia simak.
Pada akhir sesi Usep menyimpulkan bahwa filsafat itu adalah Al-Hikmah yang meliputi segala pengetahuan yang benar juga amalan yang baik dan bermanfaat, kemudian dia berperan untuk menyempurnakan penciptaan manusia, serta ilmu ini dilandaskan dalam bingkai wahyu. “Filsafat harus dipelajari dalam kerangka pandangan Islam, dipelajari untuk tujuan yang jelas, serta harus dipahami dan dikenal dengan baik sebelum dihukumi,” pungkasnya. (M. Alfian Nurul Yaqien/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!