YERUSALEM (voa-islam.com) - Tak ada lagi yang ditakutkan. Tak ada lagi yang dikawatirkan. Tak ada lagi kesedihan. Hanya ada satu tekad : lawan penjajahan rezim Zionis. Ledakan senjata dan gas air mata, tak membuat Muslim Palestina gentar.
Perjuangan Muslim Palestina melawan pasukan pendudukan Zionis di Tepi Barat dan Yerusalem semakin menggelora. Dengan menggunakan batu, bom molotov, ketapel, dan pistol, mereka terus melawan Zionis meskipun jatuh korban yang semakin banyak di kalangan pemuda Palestina. Itulah bagian dari perjuangan mereka melawan pasukan pendudukan.
Bentrokan yang sangat dahsyat antara tentara Zionis-Israel dan warga Muslim Palestina terjadi di Tepi Barat dan Gaza yang berujung pada kematian tiga orang asal Palestina. Namun perjuangan mereka tak akan terhenti dengan kematian. Tak akan mereka biarkan Zionis terus menjajah dan menghinakan rakyat Palestina. Mereka yakin akan menang. Perang besar harus dimulai. Tak bisa dibiarkan kesombongan Zionis penjajah.
Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan dua dari tiga warga Palestina tewas akibat peluru yang dilepaskan penjajah Zionis-Israel ketika berupaya membubarkan sejumlah demonstran. Sebelumnya, para demonstran melempari tentara Zionis-Israel dengan batu dekat pagar perbatasan Gaza.
Kemudian di Tepi Barat, seorang warga Palestina juga tewas setelah ditembak tentara Zionis-Israel. Pihak Zionis-Israel mengklaim korban berpura-pura menjadi wartawan dan menikam salah seorang serdadu Zionis. Darah terus membasahi bumi Palestina. Darah para syuhada yang ingin membebaskan membersihkan al-Aqsha dari kotoran najis Zionis. Mereka tak pernah rela, tempat suci umat Islam itu dikotori oleh Zionis.
Dunia internasional terperangah melihat kegigihan dan keberanian para pemuda Palestina yang begitu heroik melawan Zionis, tanpa peduli lagi terhadap nyawa mereka. Sementara itu, rezim Zionis mengalami kekalutan. Bagaimana jika gerakan INTIFADAH itu diikuti seluruh warga Palestina tanpa ada rasa takut dan peduli kematian?
Perdana Menteri Netanyahu pun melakukan rapat kabinet, takut dengan gerakan rakkyat Palestina yang terus melawan pasukan Zionis. Sampai-sampai Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar rapat darurat di New York, Amerika Serikat, pada Jumat (/16/10) waktu setempat. Ini adalah rapat darurat menghadapi INTIFADAH oleh rakyat Palestina yang melawan pasukan Zionis.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB, Taye-Brook Zerihoun, menyambut jaminan yang diberikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa status quo di tempat suci umat Islam dan Yahudi tidak akan berubah. Namun, rakyat Palestina tidak butuh jaminan dari Netanyahu. Mereka membutuhkan kemerdekaan dan kemuliaan bagi al-Aqsha yang tidak lagi dikotori oleh kedatangan Yahudi Ortodok yang najis.
Zerihoun, ‘pernyataan sembrono dari elemen-elemen ekstremis Israel dan Palestina yang diperkuat oleh suara-suara arus utama’ telah menciptakan kekacauan. Zerihoun menyebut faktor kedua yang menyebabkan kekerasan menciptakan eskalasi ialah ‘pendekatan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Israel’. Kekerasan pasukan Zionis, tak menghentikan warga Palestina melawan Zionis.
Wakil Duta Besar israel untuk PBB, David Roet, menolak tudingan itu. Dia mengatakan pihaknya telah ‘merespons secara proporsional’ dalam menghadapi musuh yang ‘berhasrat mati untuk membunuh’. Bentrokan antara aparat Israel dan warga Palestina terjadi di berbagai bagian Tepi Barat, seperti Bethlehem, Ramallah, Tulkarm, dan Nablus.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Hanan Ashrawi, mengatakan bahwa Israel membunuhi orang Palestina secara keji dan tanpa konsekuensi. Hal ini tidak boleh dibiarkan. Gerakan INTIFADAH merupakan jawaban bagi penjajah Zionis. (mashadi/voa-islam.com)
Editor: RF