Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 6 September 2012 13:00 wib
23.380 views
Apakah Harus Melampiaskan Amarah Kepada Orang yang Menyakiti?
Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.
Ustad, saya ada masalah dengan teman penghuni kos yang lain. Apa boleh saya melampiaskan amarah kepada mereka. Karena mereka selama ini tidak menganggap saya, jika saya berbicara atau bertanya mereka sering tidak peduli. Mereka berbicara kepada saya jika ada maunya. Apa boleh saya marah kepada mereka.
Aldy (08521410****)
__________________________________
Oleh: Badrul Tamam
Wa'alaikum Salam Wr. Wb.
Saudara Aldy yang dirahmati Allah, kemuliaan di sisi ALLAH ditentukan dengan ketakwaan. Dan di antara sifat orang bertakwa itu ia mampu menahan amarahnya. Lalu menetralisirnya dengan dengan maaf. Kemudian menggantinya dengan berbuat kebajikan (kebaikan) kepadanya. Ini seperti yang Allah firmankan,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali Imran: 133-134)
Jika Anda mampu bersabar atas gangguan orang, tidak balas keburukan dengan keburukan serupa, bahkan menggantinya dengan kebajikan sungguh yang demikian menjadi ladang pahala yang besar bagi Anda.
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fushshilat: 34-35)
Benar, berbuat baik kepada orang lain (apalagi sesama muslim) tidaklah sama dengan berbuat buruk kepadanya; baik dalam zat, sifat dan balasannya. "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)," (QS. Al-Rahman: 60)
Dan kebaikan itu memiliki derajat yang lebih tinggi jika dilakukan terhadap orang yang telah berbuat buruk kepada kita. "Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik," maksudnya: apabila ada orang yang berbuat buruk kepadamu baik dengan perkataan atau perbuatan, maka balaslah dengan kebaikan. Jika ia memutus hubungan denganmu, maka sambunglah. Jika ia menzalimimu maka maafkan ia. Jika membicarakan keburukanmu –baik di depan atau di belakangmu- maka jangan engkau balas, tapi maafkan ia dan bebicara kepadanya dengan lemah lembut. Jika ia mengucilkanmu dan tidak mau berbicara denganmu, maka berbicaralah yang baik dan mulailah berilah salam kepadanya. Jika Anda bisa demikian, maka Anda akan mendapatkan faidah yang besar, "maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi."
Tidaklah taufiq Allah ini diberikan kecuali kepada orang-orang yang sabar atas keburukan yang ia dapatkan dan menyikapinya dengan sesuatu yang Allah cinta. Karena sifat dasar manusia –inginnya- membalas keburukan dengan keburukan agar terpuasaan. Ia tidak mau memberikan maaf. Tapi sifat dalam ayat ini sangat istimewa, bukan hanya maaf yang ia berikan, tapi membalas keburukan dengan memberikan kebajikan. Ia sadar bahwa membalas keburukan dengan keburukan tidaklah mendatangkan kebaikan untuk dirinya, khususnya di akhirat. Bahkan permusuhan akan semakin hebat. Semesntara jika ia berbuat baik kepadanya, kebaikannya itu akan tetap dicatat kebaikan.
Bersikap seperti di atas tidaklah akan merendahkan martabat Anda, tetapi sebaliknya, Allah akan meninggikan Anda dengan akhlak mulia tersebut. Allah akan meninggikan derajat Anda di dunia dan akhirat karena mulianya akhlak yang Anda tampilkan. Semoga Akhi Aldy bisa memilih yang lebih baik di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
* Baca Tulisan Terkait: Mendoakan Keburukan Untuk Orang yang Menzalimi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!