Kamis, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 20 Juli 2017 11:32 wib
41.299 views
Orang Tua Mendoakan Keburukan Terhadap Anaknya
Soal:
Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh... Saya hamba Allah dari Kalimantan. Bagaimana hukum seorang orang tua yang membenci anaknya dan mendoakan hal yang tidak baik pada anaknya. Apa yang harus anaknya lakukan kepada orang tua nya tersebut.
Jawab:
Wa’alaikumus Salam Warahmatullah Wabarakatuh... Al-Hamdulillah. Shalawat dan salam atas Rasulillah, keluarga dan para sahabatnya.
Saudaraku, anak wajib memuliakan kedua orang tuanya dengan menunjukkan khidmat dan berbuat baik kepada keduanya. Senantiasa mencari ridha keduanya dalam perkara yang tidak maksiat. Karena keridhoan orang tua menjadi sebab keridhaan Allah Subahanahu wa Ta'ala.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
رضا الله في رضا الوالد وسخط الله في سخط الوالد
“Ridha Allah ada pada ridha orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Ibnu Hibban dari Abdulah bin ‘Amr)
Perlu diingat, perintah berbuat baik ke orang tua masih tetap berlaku walau orang tua adalah seorang musyrik dan selalu mengajak berbuat syirik. Islam tetap memerintahkan berbuat baik kepada keduanya tanpa menuruti ajakan mereka tersebut.
وَإِن جَاهَدَاكَ على أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدنيا مَعْرُوفاً
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15)
Kepada orang tua yang masih muslim namun melakukan ‘kesalahan’ menurut anaknya, maka lebih layak mendapat perlakuan baik dari anak. Anak wajib bersabar, sebagaimana kesabaran ibu yang mengandungnya, melahirkan, dan merawatnya hingg dewasa. Ini ketetapan dari Allah atas anak sebagai bentuk syukur atas jasa keduanya.
Jika sang anak terlanjur membuat sakit hati orang tuanya, hendaknya segera meminta maaf, menunjukkan khidmat (bakti) kepadanya dan mencari keridhaannya. Agar Allah meridhai dirinya. Jauhkan diri dari doa buruk orang tua atas dirinya karena kemurkaan orang tua kepada dirinya. Karena doa buruk orang tua atas anaknya yang durhaka sangat didengar Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ثلاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَات لاَ شَكَّ فِيهِنَّ : دَعْوَةُ المَظْلُومِ ، وَدَعْوَةُ المُسَافِرِ ، وَدَعْوَةُ الوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
“Tiga doa yang pasti dikabulkan, tidak diragukan lagi: doa orang didzalimi, doa musafir, doa (keburukan) orang tua atas anaknya.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi)
Kedua, bagi orang tua wajib mencintai dan mengasihi anakya. Jika ia memiliki beberapa anak, hendaknya ia berlaku adil terhadap mereka semua dalam kasih sayang. Dan siapa yang menyayangi anak-anaknya maka Allah akan menyayangi dirinya. Sebaliknya, siapa yang menjauhkan diri dari sifat penyayang kepada anak maka Allah akan jauhkan rahmat darinya.
Apabila dia mendapati sesuatu yang tidak menyenangkan dari anaknya, hendaknya ia sabar, memperbaiki kondisi anaknya, memaafkannya, dan memintakan ampunan untuknya. Dengan sebab ini Allah akan membukan pintu rahmat dan ampunan baginya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Taghabun: 14)
[Baca: Menyesali Do'a Buruk, Adakah Kafaratnya?]
Jangan mudah mendoakan keburukan atas anaknya karena satu atau dua kesalahan. Boleh jadi, jika doa itu benar-benar dikabulkan orang tua akan menyesal sesudahnya.
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
“Dan manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al-Isra’: 11)
Syaikh Sa’di berkata: ini disebabkan kejahilan seseorang dan sikap tergesa-gesanya, ia mendoakan dirinya, anak dan hartanya dengan keburukan saat marah. Ia terburu-buru mengucapkan doa buruk itu sebagaimana ia bersegera dalam berdoa yang baik. Tetapi, Allah dengan kemurahan-Nya mengabulkan kebaikan untuknya dan tidak memeperkenankan doa buruk untuknya.
. . . Jangan mudah mendoakan keburukan atas anaknya karena satu atau dua kesalahan.
Boleh jadi, jika doa itu benar-benar dikabulkan orang tua akan menyesal sesudahnya. . .
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا تَدْعُوَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ، وَلَا تَدْعُوَا عَلَى أَوْلَادِكُمْ ، وَلَا تَدْعُوَا عَلَى أَمْوَالِكُمْ ، لَا تُوَافِقُوا مَنَ اللَّه سَاعَةً يُسْأَل فِيهَا عَطَاء فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ
“Janganlah kalian mendoakan keburukan atasa diri kalian, jangan pula atas anak-anak kalian, dan jangan pula atas harta kalian. Jangan sampai dia kalian bertepatan dengan waktu dikabulkannya doa sehingga Allah mengabulkan doa kalian.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Semoga Allah menyatukan kembali orang tua dan anak tersebu dengan rahmat Allah Subahanahu wa Ta'ala. Menunjuki mereka kepada sesuatu yang lebih diridhai-Nya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!