Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
9.397 views

Terpapar Radikalisme Versus Terpapar 'Abu Janda'

 

Oleh:

Ainul Mizan*

 

ISTILAH radikalisme saat ini menjadi senjata mematikan yang begitu ampuh. Banyak orang yang menjaga jarak dengan radikalisme. Entah mulai kapan ada konvensi menstempelkan radikalisme kepada mereka yang cuman sekadar ingin menyampaikan ajaran Islam dengan apa adanya. Hasilnya memang umat Islam ini terbelah. Sebuah keterbelahan yang kontraproduktif bila ingin berbicara tentang ukhuwah islamiyah.

Suara–suara kritis dari rakyat itu mutlak dibutuhkan. Di samping itu, suara-suara kritis itu bernarasi untuk mengoreksi kebijakan dari kekuasaan. Tentunya adanya koreksi ini akan melahirkan perbaikan dalam pengurusan semua urusan rakyat. Lebih dari itu, mengoreksi kekuasaan merupakan bagian dari kewajiban di dalam ajaran Islam.

Baru–baru ini, Ganjar Pranowo menjadi berang dengan fenomena pengibaran bendera tauhid di SMK Negeri 2 Sragen (inews.id, Jumat 18/10/2019). Pengibaran bendera tauhid tersebut dilakukan oleh guru dan siswa. Bahkan ia akan menurunkan tim khusus untuk mengungkap terpaparnya paham radikal atau tidak.

Kecintaan umat Islam kepada lafadz tauhid termasuk yang ada di bendera tidak akan pernah bisa dipadamkan oleh tudingan radikalisme. Buktinya para guru dan siswa tersebut memandang bendera tauhid itu bagus milik semua umat Islam, bukan milik golongan tertentu. Lantas, apakah mereka diberikan sanksi hanya lantaran mereka bangga dengan tauhidnya?

Selalu yang digaung – gaungkan adalah terpapar paham radikal. Mengapa tudingan paham radikal itu ditujukan kepada Islam? Ajaran–ajaran Islam tentang jihad dan negara Islam dipandang sebagai paham radikal yang membahayakan.

Sesungguhnya kemerdekaan Indonesia dari penjajahan bisa diraih berkat umat Islam mengobarkan jihad melawan para penjajah. Begitu pula, tersebarnya ajaran Islam di nusantara termasuk di pulau Jawa berkat adanya dakwah yang dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang sengaja diutus oleh negara Islam yakni al Khilafah termasuk Kesultanan Islam yang ada di nusantara. Artinya ajaran–ajaran Islam yang dipandang radikal dan berusaha dipersekusi dengan berbagai macam cara tersebut yang sebenarnya akan mampu membebaskan Indonesia dari penjajahan dalam berbagai bentuknya.

Sementara di sisi yang berseberangan terdapat kalangan yang seolah kebal hukum. Ada Abu Janda di dalam vlognya, dengan tegasnya menyatakan bahwa bendera tauhid itu adalah benderanya teroris. Entah si Abu Janda ini mendapat bisikan dari mana sehingga dengan lantangnya menyatakan hal yang demikian. Yang pasti tudingan Abu Janda tanpa disertai dengan bukti – bukti ilmiah. Abu Janda dalam melontarkan pernyataannya justru menunjukkan akan fenomena lunturnya intelektualitas.

Yang mengherankan adalah sosok intelektual seperti Pak Lukman Syaifuddin, termasuk Pak Ganjar Pranowo ikut – ikutan latah bernada yang sama dengan Abu Janda, walaupun dengan narasi yang berbeda. Dimanakah letak intelektualitas itu?

Begitu pula pernyataan Moeldoko terkait aksi Bela Islam. Menurutnya Islam itu tidak perlu dibela. Tuhan itu tidak perlu dibela (www.cnnindonesia.com, Kamis 17/10/2019). Pernyataan seperti ini hanya menunjukkan ketiadaan keberpihakan terhadap Islam dan umatnya. Justru hanya menegaskan adanya pembiaran terhadap adanya kriminalisasi dan persekusi terhadap ajaran Islam.

Abu Janda seolah menjadi ikon akan lunturnya intelektualitas dalam menyematkan istilah terorisme dan radikalisme ini. Padahal mungkin saja Abu Janda tidak ada niatan untuk menjadi ikon di dalamnya. Akan tetapi sanksi sosial itu lebih kejam. Masyarakat bisa dengan jujur menilai siapakah yang betul–betul memperjuangkan kepentingan rakyat, bangsa dan negara, termasuk siapakah yang memperjuangkan kepentingannya sendiri dengan mengatasnamakan rakyat, bangsa dan negara.

Memang pilihan diserahkan kepada masing – masing orang. Mengingat pilihan itu erat kaitannya dengan masalah keberpihakan. Hal ini juga berlaku bagi Abu Janda sendiri. Ia bisa mengambil pelajaran dari fragmen kisah sahabat Kholid ibnul Walid, Wahsyi dan ataukah berlaku layaknya Abdullah bin Ubay bin Salul.

Terkait sahabat Kholid bin Walid ra. Yang selalu menjadi catatan buram sejarah hidupnya adalah sumbangsihnya terhadap kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud. Maka ketika di masa Islam, ia benar – benar bertekad untuk mengabdikan seluruh hidupnya dalam jihad di jalan Allah SWT. Akhirnya tinta emas sejarah menuliskan kiprah perjuangannya demi Islam. Terbukti bahwa Islam telah menghapus catatan buram sebelumnya.

Sedangkan Wahsyi, seorang budak yang telah membunuh pamanda Rasul SAW yakni Hamzah bin Abdul Mutholib ra. Walaupun memang stempel sebagai pembunuh Hamzah masih melekat pada dirinya. Rasul SAW sendiri mau ditemui oleh Wahsyi untuk menyatakan keIslamannya. Hanya yang disayangkan adalah Wahsyi akhirnya bunuh diri, sesuatu perbuatan yang sangat dilarang di dalam Islam.

Dari fragmen Wahsyi  terlihat bahwa tidak mudah untuk mengubah image yang sudah dibangunnya sendiri sedari awal. Ketika sedari  awal dikenal sebagai kalangan pembenci Islam dan umatnya, tentu membutuhkan waktu yang panjang dan pengorbanan yang besar guna memperbaiki diri.

Di samping itu, keinginan untuk mengubah imej dari ikon negatif harus didasari oleh kejujuran dan kebenaran hati dalam ber-Islam. Tidak seperti sikap yang ditampilkan oleh sosok Abdullah bin Ubay bin Salul. Ia adalah sosok dan ikon kemunafikan. Lahirnya menampakkan ke-Islamannya. Sedangkan yang ada di dalam hatinya menampakkan permusuhan terhadap Islam dan umatnya.*Penulis adalah guru tinggal di Malang, Jawa Timur

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Liberalism lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Palestina Masih Berduka, Ayo Ulurkan Tangan Bantu Mereka

Sahabat, Ulurtangan mari kirimkan dukungan terbaikmu untuk warga Palestina di Gaza demi menguatkan mereka menghadapi situasi mencekam ini. Mari dukung mereka dengan berdonasi dengan cara:...

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Open Donasi Wakaf Pembangunan Rumah Qur'an & TK Islam Terpadu An Najjah di Jonggol

Saat ini, Ulurtangan bersama Yayasan An Najjahtul Islam Jonggol sedang merintis pembangunan Rumah Qur’an dan Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TKIT) An Najjah dan Gedung Majelis Taklim di Jonggol,...

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Ulurtangan Bersama PDUI Kota Bekasi Safari Wakaf Qur'an dan Tebar Sembako ke Pelosok Negeri

Mari bergabung dalam memperkuat jaringan kebaikan di pelosok negeri dengan Wakaf Al-Qur'an. Jangan ragu untuk menjadi bagian dari kebaikan ini. Abadikan harta dengan wakaf Al-Qur'an dan saksikan...

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Bantu Naura, Balita Hebat Sembuh Dari Tumor Pembuluh Darah

Hidup Naura Salsabila dipenuhi dengan rintangan yang sangat berat. Meskipun baru berusia sepuluh bulan, bayi yang imut ini harus menghadapi penyakit yang dahsyat, yaitu tumor pembuluh darah berukuran...

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah Keluarga Yatim Ludes Terbakar Saat Ditinggal Sholat Tarawih

Rumah yang ditinggali keluarga yatim Ibu Turyati (34) ludes terbakar saat ditinggal berbuka puasa bersama dan sholat Tarawih. Kebakaran pada Kamis malam (23/3/2023) itu tak menyisakan barang...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 09/01/2025 07:48

Memalak Rakyat dengan Pajak