Sabtu, 27 Jumadil Akhir 1446 H / 28 Desember 2024 21:14 wib
1.315 views
Generasi Sadis Bikin Miris
Oleh: Ayu Laraswati, S. Kep
Tak terbayangkan! Mengerikan! Kok bisa? Mungkin itu yang terlintas, saat muncul berita seorang remaja berusia 14 tahun membunuh keluarganya. Ayah, nenek serta ibunya ditikam dengan senjata tajam di rumah mereka di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Pelaku langsung diamankan saat berusaha melarikan diri. Akibat aksinya, ayah dan neneknya meninggal di tempat. Sementara sang ibu mengalami luka tusuk berat dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Adapun motif pelaku melakukan aksinya belum jelas diketahui, namun Psikolog klinis, Meity Arianty menjelaskan, dalam beberapa kasus kejahatan pembunuhan, biasanya terjadi karena ada pemicu, misalnya karena adanya pertengkaran, makian, pukulan, atau pemicu lainnya. Selain itu, biasanya berawal dari masalah konflik keluarga yang berkepanjangan, lalu kemarahannya dilampiaskan dengan kekerasan.
"Saya enggak tahu kasus ini motifnya apa, namun yang saya dengar remaja tersebut menyimpan kemarahan kepada orangtuanya sebab kerap diminta belajar dan enggak ada waktu bermain. Di lain berita ada yang mengatakan remaja tersebut mendapatkan ‘bisikan’ sehingga melakukan perbuatan tersebut," kata dia saat dihubungi VIVA, Rabu 4 Desember 2024.
Kriminalitas pada Remaja Kian Menjamur
Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia menunjukkan adanya peningkatan mulai dari tahun 2020 hingga 2023. Tercatat 2.000 anak berkonflik dengan hukum (ABH) per Agustus 2023, dimana 1.467 anak diantaranya berstatus tahanan dan 526 anak lainnya menjalani hukuman sebagai narapidana.
Bagai jamur di musim hujan, pelaku kriminal pada remaja makin banyak dan meresahkan. Hampir setiap hari kita dicengangkan dengan berita kriminalitas. Lebih mencengangkan lagi jika tindakan kriminal tersebut dilakukan oleh remaja.
Banyaknya aksi tawuran, pembegalan, pembulian, kekerasan seksual, pembunuhan, bahkan tega menghabisi keluarganya sendiri. Ini adalah salah satu dari banyaknya potret buram tingkah laku generasi saat ini.
Buah dari Sekulerisme
Maraknya kriminalitas di kalangan remaja membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya penyebab terjadinya tindakan tersebut?
Terdapat banyak faktor yang membuat remaja menjadi pelaku kejahatan dan semuanya itu saling berkaitan. Pertama, faktor keluarga. Buruknya perilaku generasi hari ini tidak lepas dari kekeliruan pola asuh orang tua. Setiap orang tua memiliki kewajiban untuk menanamkan keyakinan dan memberikan keteladanan bahwa sebagai hamba Allah Swt. kita wajib tunduk dan patuh pada aturan-Nya. Menanamkan sikap taat dan selalu berusaha untuk menghiasi diri dengan akhlak terpuji. Membuat anak yakin bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Tahu atas semua yang ia lakukan, sehingga ia menjauhi sikap menzalimi orang lain.
Kedua, lingkungan yang kian liberal dan permisif. Pembentukan pola hidup masyarakat saat ini, khususnya remaja memang tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang kian liberal dan permisif. Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan Albert Bandura, yang menjelaskan bahwa remaja belajar dari apa yang mereka lihat di sekitarnya. Dalam masyarakat yang liberal, mereka sering meniru perilaku dari media atau lingkungan yang permisif. Hal ini bisa membentuk kebiasaan atau tindakan yang tidak sesuai dengan norma moral.
Bukan tidak mungkin, lahir perilaku-perilaku agresif yang itu tidak hanya menyerang teman sebaya, tetapi juga bisa menyerang keluarga. Inilah harga yang harus dibayar oleh remaja akibat penerapan liberalisme di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Remaja menjadi generasi liar yang miskin visi misi. Bahkan tidak jarang mereka meninggalkan aturan agama, karena dianggap aturannya mengekang kebebasan.
Ketiga, krisis identitas. Remaja identik dengan masa pencarian identitas dan eksistensi diri. Remaja yang tidak memahami hakikat tujuan hidupnya akan mencari kesenangan dan kebahagiaan materi, sehingga terbentuk remaja yang permisif.
Keempat, sistem pendidikan sekuler yang seringkali menekankan aspek kognitif tanpa memasukkan nilai-nilai agama. Akibatnya, remaja tidak mendapatkan landasan moral yang kuat yang itu diajarkan melalui pendidikan agama, sehingga rentan terhadap perilaku amoral. Kurikulum yang di-design pun sarat dengan paradigma sekuler, sehingga generasi terdidik dengan nilai-nilai sekuler yang membentuk culture sarat kebebasan dan tak peduli halal-haram; individualistis, serta minim empati terhadap sesama.
Faktor yang terakhir adalah dalam sistem saat ini, sanksi yang tidak memberikan efek jera bagi para pelaku kriminalitas yang masih tergolong usia remaja, juga tidak ada hukuman yang sifatnya menjadi pencegah bagi remaja-remaja lain untuk melakukan kejahatan yang serupa.
Dari semua faktor diatas, semuanya dipengaruhi oleh sistem kehidupan sekuler liberal. Oleh karena itu, memperbaiki kerusakan pada remaja tidak cukup dengan menyelesaikan dari ranah individu dan keluarga. Persoalan kriminalitas pada remaja adalah buah dari penerapan kehidupan sekuler liberal, maka penyelesaiannya haruslah sistemis dan komprehensif.
Islam Membangun Generasi Mulia
Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi. Kepemimpinan islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas, melalui penerapan berbagai sistem kehidupan yang sesuai dengan islam.
Islam mampu membangun generasi unggul dengan beberapa cara yang tidak terpisahkan, yakni dengan menerapkan sistem pendidikan islam yang berbasis akidah untuk melahirkan remaja berkepribadian islam. Akidah adalah pemahaman darimana asal dirinya, untuk apa dia hidup di dunia ini, dan akan kemanakah setelah kehidupan di dunia berakhir. Akidah yang benar dan kuat akan membuat mereka bisa meletakkan kehidupan dan kematian dengan tepat, dan juga akan menghindarkan mereka dari mental yang lemah, mudah menyerah, materialistis, malas berusaha, hidup tanpa arah, tidak produktif, bermasalah, apalagi menjadi pelaku maksiat dan kejahatan.
Sistem pendidikan islam juga mempunyai tujuan yang jelas, yaitu mencetak generasi berkepribadian islam. Mereka akan diarahkan menjadi pribadi yang memiliki beragam kecerdasan dalam rangka berkontribusi untuk umat. Dan yang terpenting ialah pengajaran islam diberikan kepada peserta didik bukan berupa teori semata, melainkan untuk menjadi petunjuk kehidupan yang praktis.
Keberhasilan sistem pendidikan islam juga terwujud pada pembentukan pribadi yang mulia. Ini karena islam meletakkan pendidkan adab bagi para pelajar sebelum mereka mempelajari ilmu-ilmu lainnya.
Sejarah panjang penerapan islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan hebat yang juga menguasai ilmu agama, dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Abu Kasim Al Zahrawi, misalnya. Merupakan sosok seorang dokter, ahli bedah, dan ilmuwan Muslim dari Andalusia dibawah naungan Daulah Umayyah. Ia sering disebut dengan ‘’Bapak Bedah Modern’’ karena kontribusinya yang sangat besar terhadap ilmu bedah dan pengobatan. Ia adalah orang pertama yang menjelaskan benang sutera untuk menjahit luka, dan orang pertama yang menemunkan catgut sebagai bahan jahitan yang dapat larut secara alami dalam tubuh manusia.
Kemudian ada Abbas Bin Firnas, seorang ulama brilian yang memiliki banyak keahlian. Beliau adalah seorang polimatik, seorang penemu, fisikawan, kimiawan, teknisi, dan juga penyair berbahasa Arab. Kawah Ibn Firnas di Bulan telah dinamai untuk menghormatinya, serta Bandar Udara Ibn Firnas di Baghdad. Kemudian jembatan di sepanjang Sungai Guadalquivir di Cordoba juga dinamai untuk menghormatinya.
Dan masih banyak lagi ilmuwan-ilmuwan muslim yang terlahir sepanjang sejarah penerapan islam di dunia. Yang membuktikan bahwa islam pernah berhasil mewujudkan generasi emas, generasi islam yang cerdas dan berakhlaq mulia. Dengan pendidikan yang tepat sesuai dengan syariat, akan lahir generasi hebat juga taat. Hanya dengan khilafah, syariat Allah SWT bisa diterapkan secara kaffah dan kebangkitan hakiki niscaya didapatkan. Wallahu a’lam bi ash-shawab. (rf/voa-islam.com)
ILustrasi: Google
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!