Rabu, 13 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Agutus 2014 13:00 wib
19.958 views
Barakallahu, Wahai Saudaraku Muslim di Gaza Atas Kemenanganmu
GAZA CITY (voa-islam.com) - Segala pengorbanan, keikhlasan, keteguhan, dan kesabaran, akhirnya menghasilkan kemenangan. Kemenangan atas segala kesombongan. Kemenangan atas segala bentuk kejahatan dan kemunafikan. Kemenangan bagi orang-orang Mukmin sejati.
Pengorbanan tidak pernah sia-sia bagi siapapun. Keikhlasan tidak pernah membuat putus asa. Keteguhan tak pernah membuat takut. Keteguhan membuat tetap optimis dan tawakal. Kesabaran mendatangkan pertolongan dari Sang Pencipta, Alla Azza Wa Jalla.
Betapa besarnya pengorbanan rakyat Gaza. Mengorbankan seluruh hartanya, nyawanya, dan keluarganya. Perang yang berlangsung selama 50 hari, benar-benar ujian keimanan mereka. Keimanan orang-orang Mukmin, ketika harus berhadapan dengan kafir musyrik (Yahudi-Nasrami).
Invasi militer Zionis-Israel, menunjukkan bukti nyata, betapa rakyat Gaza, memang mereka adalah rakyat pilihan. Kuat menghadapi ujian yang datang, dan tidak menyerah dengan keadaan yang mereka hadapi.
Siapa yang sanggup melihat kematian anak-anak, perempuan, dan orang tua? Darah berceceran. Di mana-mana. Masjid-masjid hancur. Rumah-rumah hancur. Sekolah-sekolah hancur. Tempat pengungsian ikut hancur. Rumah sakitpun hancur. Tak bersisa.
Siapa yang sanggup menanggung beban seperti itu? Siapa yang sanggup, ketika melihat orang-orang yang sangat dikasihi meregang nyawa di depan mata mereka? Siapa yang sanggup melihat kehancuran seluruh sarana hidup mereka? Justru mereka sanggup menghadapi kondisi ini. Hanya orang-orang Mukmin, dan meyakini akan janji dari Rabbul Alamin, yang sanggup memikul beban perjuangan.
Seperti yang sudah diprediksi, Zionis-Israel, akhirnya memilih gencatan senjata. Tak sanggup melanjutkan perang. Perang hanya membawa kematian pasukannya. Ini banyak menimbulkan kecaman politik dari bangsa Israel terhadap pemerintahan Benyamin Netanyahu. Netanyahu tak sanggup menghadapi kecaman dari parlemen, politisi, dan rakyatnya.
Kunci adanya gencatan senjata, selain Zionis-Israel sudah tidak mampu melanjutkan perang, juga para pendukung invasi Israel dari para pemimpin Arab, sudah tidak percaya lagi, Zionis bisa mengalahkan Hamas.
Kemudian, para penguasa Arab, berusaha mencari 'muka' dihadapan bangsa Palestina, mendorong gencatan senjata. Sejatinya, para penguasa Arab sudah melihat kekalahan Zionis melawan Hamas.
Gencatan senjata mulai berlaku efektif pada hari Selasa ini. Gencatan senjata ini, sekaligus mengakhiri blokade. Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry kesepakatan menyerukan pembukaan semua penyeberangan perbatasan antara Jalur Gaza dan Israel, yang secara efektif akan menandakan akhir dari tahun-panjang embargo Israel terhadap Gaza, sejak tahun 2007.
Selanjutnya, tahap kedua gencatan senjata yang akan dimulai sebulan kemudian, Israel dan Palestina akan membahas pembangunan pelabuhan laut Gaza, dan pelepasan tahanan Hamas di Tepi Barat yang diduduki Israel. Termasuk pembahasan penukaran tahanan Palestina dengan tentara Zionis, yang sekarang ini berada di tangan Hamas, kata para pejabat Hamas.
Setelah gencatan senjata dimulai, banyak mobil memenuhi jalan-jalan Gaza. Klakson mobil berbunyi bertalu-talu. Puji-pujian memuji Allah bergemua di setiap masjid Gaza. Puluhan ribu warga Palestina turun ke jalan di seluruh Jalur Gaza, merayakan kesepakatan gencatan senjata antara faksi-faksi perlawanan Palestina dan Israel.
"Hari ini kita mendeklarasikan kemenangan perlawanan, hari ini kita mendeklarasikan kemenangan Gaza," kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri.
Israel memberikan respon gencatan senjata, dan mengatakan akan memfasilitasi arus barang bagi warga sipil, bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi ke wilayah Gaza.
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 2.139 orang, sebagian besar warga sipil, termasuk lebih dari 650 anak tewas, sejak 8 Juli. Sementara itu, 64 tentara Israel dan lima warga sipil di Israel telah tewas.
Ribuan rumah di Jalur Gaza hancur atau rusak dalam pertempuran Israel-Palestina yang paling dahsyat sejak 2000-2005. PBB telah menunjuk sebuah panel untuk menyelidiki kemungkinan kejahatan perang. Pusat Hak Asasi manusia untuk Palestina mengatakan 540.000 orang telah mengungsi di Jalur Gaza.
"Kami memiliki perasaan campur aduk. Kami sangat sakit atas kerugian yang ada, tapi kami juga bangga kami mampu berperang melawan Zionis, hanya sendirian dan kami menang," kata guru Gaza Ahmed Awf, 55, saat ia memegang anaknya berusia 2 tahun, dan ikut bergabung dalam perayaan di jalan-jalan Gaza.
Seorang pemimpin Hamas, Mahmoud al-Zahar, memegang seekor burung gagak,yang jumlahnya ribuan hidup di Gaza, saat gencatan senjata dimulai, bersumpah, "Kami tidak akan meminta izin dari siapapun - kami akan membangun pelabuhan kami ... kami akan membangun bandara kami", tukasnya.
Muslim Gaza, mereguk kemenangan, kebebasan, dan mengalahkan Zionis-Israel, sesudah berperang selama 50 hari. Kemenangan yang sangat mahal, disertai tetesan darah, pengorbanan, dan kesabaran yang tiada tara. Barakallahu saudaraku Muslim di Gaza. Wallahu'alam. mashadi
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!