Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
8.674 views

Reformasi Hanya Melahirkan Para Penjahat Baru di Indonesia?

JAKARTA (voa-islam.com) - Tak ada yang patut dibanggakan. Tak ada yang perlu diperingati. Karena perjuangan reformasi hanya melahirkan sympton (penyakit) baru. Berulang lagi kejahatan baru yang pernah dikutuk dan dimusuhi. Kejahatan lama bermetamorpose dengan wajah baru yang lebih jahat.

Ingat. Para orator jalanan yang dulu berteriak dengan lantang saat ini sudah berpindah kedalam gedung yang dulu mereka duduki. Mereka lupa dengan idealisme yang pernah mereka perjuangkan.

Mereka hanya menjadi bagian dari oligarki partai dan kekuasaan. Mulut mereka sudah terkunci. Rapat. Selera dan naluri kekuasaan mereka lebih dominan. Tak lagi ingat yang pernah mereka perjuangkan yaitu  : RAKYAT.

Mereka berhasil menggusur rezim otoritarian yang sangat berkuasa, selama lebih dari tiga dekade. Rezim militer yang mendapat dukungan kekuatan politik, dan berhasil mereka lengserkan. Tapi, kini mereka menjadi bagian dari rezim yang sangat manipulatif, dan lebih buruk dari rezim Soeharto, yaitu Jokowi. 

Reformasi mula-mula menjadi harapan baru dengan sistem demokrasinya yang melibatkan rakyat dalam kebijakkan penentuan kepala pemerintahan baik tingkat kota sampai tingkat Negara. Namun, demokrasi dibawaha rezim sipil, tidak mampu membuka lembaran baru bagi kesejahteraan  rakyat indonesia?

Justru sesudah berganti lima presiden, mulai dari Habibi, Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY, dan Jokowi, kehidupan rakyat tidak beranjak ke arah yang lebih baik. Sebaliknya, kehidupan rakyat semakin nista, dan jatuh  ke jurang kenestapaan. Seperti tak lagi harapan.

Rakyat hanya disuguhi janji-janji oleh Jokowi. Setiap hari rakyat hanya dibuai dengan janji, tapi rakyat setiap hari hidup dengan kesengsaraan dan kepedihan.

Mereka yang dulu berteriak lantang, dan berani berhadapan dengan moncong senjata di jalan-jalan, sepanjang jalan Diponegoro, Salemba, Medan Merdeka Selatan, Medan Merdeka Utara, Thamrin, Sudirman, bahkan di Depan Kampus Tri Sakti, tak peduli dengan kematian, sekarang mereka sudah luruh, dan berkhianat dengan rakyat. Mereka seolah lupa dengan apa yang mereka teriakkan 17 tahun lalu.

Sebagian duduk dikursi nyaman dan mobil mewah menjadikan mereka tak lebih dari sekedar preman-preman berdasi yang engan turun berpeluh keringat bersama masyarakat seperti 17 tahun lalu. Inikah buah aksi 17 tahun lalu?

Demokrasi yang menjadi tujuan hanya membuka pintu kebebasan berekspresi politik secara formalitas, bukan secara substansial. Mereka hanya menjadi kaki tangan para oligarki yang sekarang menguasai republik ini.

Sejatinya, mahasiswa sebagai aktor jalanan memang mempunyai peran cukup signifikan dalam mengiring opini public dengan aksi masanya. Menjadi cadangan kekuatan masa depan, kontrol sosial dan agen perubahan menjadi fungsi mahasiswa seutuhnya.

Tapi, justru di era reformasi dan kebebasan mereka menjadi mandul, dan lebih suka dengan kehidupan yang hedonis, dan masuk zone komfort (nikmat), dan terus mereka nikmati.

Perjuangan mengakhiri rezim orde baru merupakkan perjuangan panjang, dan berakhir dengan momentum aksi reformasi 1998. Sebuah momentum merupakan perjalanan panjang yang akan mencapai tujuannya pada masa akan datang inilah yang dinamakan perjuangan.

Munculnya sejumlah tokoh muda  angkatan 1998, harapannya mampu membawa perubahan, ketika mereka duduk menjadi wakil rakyat di DPR. Sayangnya situasi seolah tidak jauh berbeda dengan yang lalu, dan  hanya kemasan demokrasi saja yang beda. Sebaliknya, saat ini wajah politik yang Indonesia lebih buruk dan kacau.

Hal ini tentunya menjadi sangat memprihatinkan melihat wajah Indonesia yang diperjuangkan beberapa tahun lalu tidak membuka ruang kesejahteraan, namun hanya sekedar membuka sebuah sistem yang dulunya tertutup saat ini menjadi terbuka.

Segalanya berakhir dengan diundangnya para presiden BEM di Istana oleh Jokowi. Tak ada lagi suara mahasiswa yang menyuarakan kepentingan  rakyat. Tak ada lagi perjuangan bagi keadilan rakyat.

Kekuasaan dan kaum oligarki lewat tangan-tangan kekuasaan, akhirnya berhasil membonsai idealisme mahasiwa. Mereka sudah menyerah dengan kekuasaan. Memilih jalan kompromi. Maka rakyat tak perlu lagi berhadap kepada perjuangan mahasiswa. Rakyat harus bangkit menghadapi musuh mereka, yaiu kekuasaan oligarki.

Reformasi yang diperjuangkan mahasiswa 17 tahun lalu, hanya melahirkan sebuah tragedi bagi rakyat dan bangsa.

Di mana sekarang Republik ini, secara diam-diam (silent) beralih tangan, ke tangan Asing dan A Seng. Rakyat hanya menjadi kuli dan budak Asing dan A Seng. Mereka yang menikmati kekuasaan, dan berada di samping Jokowi dan JK. Wallahu'alam

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Rabu, 06/11/2024 10:05

Banyak Dzikir di Sisi Janazah