Kamis, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Juni 2015 23:06 wib
34.915 views
Mengapa Harus Membakar Buku Hassan Al-Banna, Sayyid Qutb,dan Qardhawi?
JAKARTA (voa-islam.com) - Para pemimpin junta militer Mesir seperti sudah kehilangan akal sehat. Bertindak dengan cara-cara yang tidak bisa dimengerti dan sangat tidak masuk akal.
Seperti melakukan pemusnahan buku-buku Hasan al-Banna dan Sayyid Qutb yang ada di perpustakaan dan masjid-masjid di seluruh Mesir. Termasuk tafsir yang sangat monumental yang ditulis Sayyid Qutb, saat ia dipenjara yaitu : FI ZILALIL QUR’AN.
Menurut para pemimpin junta militer membakar dan memusnahkan buku-buku yang ditulis para tokoh dan ulama Ikhwan itu, sebagai tindakan yang sangat darurat bagi menyelamatkan negara dan masa depan Mesir.
Buku-buku para tokoh dan ulama Ikhwan itu, sudah dipandang sebagai ancaman bagi masa depan negara Mesir.
Langkah yang bersifat darurat itu, harus segera diambil oleh Mesir sebagai ‘induk dunia Islam’. Di mana Universitas al-Azhar Mesir sebagai simbol peradaban Islam yang memiliki otoritas tertinggi dibidang keagamaan (Islam).
Rezim junta militer di Mesir melihat buku-buku Hasan al-Banna, Sayyyid Qutb, dan Sheikh Yusuf Qardhawi, memiliki pengaruh yang sangat luas, bukan hanya di Mesir, tapi diberbagai negara Islam.
Buku-bukuk yang ditulis Hasan al-Banna, Sayyid Qutb dan Sheikh Qardhawi, selalu menjadi sumber inspirasi dan ruh bagi semua Gerakan Islam (Harakah Islamiyah) yang ada diberbagai negara, khususnya di Mesir.
Buku-buku Hasan al-Banna, Sayyyid Qutb, dan Sheikh Qardhawi, bukan akan hilang, kendatipun di bakar oleh rezim yang berkuasa, karena sudah melekat dalam hati Muslim diberbagai negara, khususnya rakyat Mesir.
Memang sangat mudah membakar dan memusnahkan buku-buku Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, Sheikh Qardhawi, dan meminta ulama Al-Azhar menghapus pengaruh pemikiran dari para tokoh Ikhwan seperti yang diinginkan oleh pemimpin junta Abdel-Fattah El-Sisi, tapi langkah itu tidak akan pernah berhasil.
Karena hakikat buku-buku Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, dan Sheikh Qardhawi itu, hakikatnya adalah nilai-nilai Islam yang sudah menjadi darah-daging Muslim di Mesir, dan diberbagai negara. Isi buku-buku Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, dan Sheikh Qardhawi, tidak ada yang bertentangan dengan inti ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah.
Hasan al-Banna sebagai pendiri Jamaah Ikhwan sejak tahun 1928, ketika merumuskan manhaj dakwahnya, tidak ada yang menyimpang dari ajaran pokok Islam. Hakikat dakwah yang dibawa Hasan al-Banna, hanyalah melanjutkan dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah shallahu alaihi wassalam. Tidak ada buku-buku Hasan al-Banna yang menyimpang dari prinsip-prinsip Islam.
Buku-buku induk yang dikarang oleh Hasan al-Banna, seperti ‘Risalah Ta’lim’, ‘Manhaj Ishlah’, dan ‘Da’watuna’, memberikan ‘guidence’ (bimbingan) yang sangat jelas. Tidak ada yang menyimpang dari ajaran Islam, dan bersifat tawazun (seimbang), dan tidak ghulu’ (ekstrim). Manhaj dakwah Ikhwan bersifat ‘syumuliyah’ (sempurna), dan berlaku sepanjang sejarah gerakan itu, sampai hari ini.
Hasan al-Banna menyimpulkan dakwah Ikhwah dengan sangat sederhana : ‘ALLAHU GHOYATUNA (Allah Tujuan Kami), AR-RASUL QUDWATUNA (Rasul Tauladan Kami), AL QUR’AN DUSTURUNA (Al-Qur’an Undang-Undang Kami), JIHAD FI SABILILLAH SABILUNA (Jihad fi Sabilillah Jalan Kami), dan AL MAUTU FI SABILILLAH ATSMA AMMA NINA (Mati Syahid Cita-Cita Tertinggi Kami). Itulah hakekat dakwah Ikhwah.
Dalam berpolitik Jamaah Ikhwanul Muslimin menganut jalan yang bersifar ‘wasth’ (tengah-tengah), dan menggunakan wasilah-wasilah yang ada, dan menempuh cara-cara damai dan non-violence (tidak menggunakan kekerasan).
Ini tergambar di seluruh negara-negara Arab, Teluk, Afrika Utara, Jamaah Ikhwan ikut dalam pemilihan umum, dan mendirikan partai politik, sebagai salah satu diantara wasilah yanga ada dalam menegakkan nilai-nilai Islam yang menjadi tujuan ‘ghoyah’ dari Jamaah Ikhwan.
Jadi menuduh Ikhwan melakukan kekerasan hanyalah dalih dari para rezim junta militer yang menjadi kolaborator dari penjajah dan asing.
Pekan lalu, Kementerian Mesir Wakaf Agama Mesir, Mohamad Mokhtar memerintahkan membakar dan memusnahkan seluruh buku Ikhwan yang dikarang oleh Hasan al-Banna, Sayyyid Qutb, Sheikh Yusuf Qardhawi dan ulama-ulama Ikhwan lainnya, sebagai langkah yang sudah kehilangan keseimbangan bertindak, dan akan membawa Mesir ke zaman kegelapan.
Para tokoh dan ulama Ikhwan telah begitu banyak menyumbangkan pemikiran dan memberikan pencerahan terhadap Muslim Mesir, dan di berbagai belahan bumi. Termasuk tafsir FI ZILALIL QUR’AN yang di tulis Sayyid Qutb, saat dipenjara, memberikan ruh dan inspirasi seluruh Muslim di dunia.
Tidak ada keraguan tentang langkah-langkah memberangus ideologi Ikhwan yang telah ditulis para tokoh dan ulamanya. Namun, membakar buku-buku para tokoh dan Ulama Ikhwan bukan sebuah solusi yang efektif? Buku-buku Ikhwan yang harus dibakar dan dimusnahkan dari rak-rak buku di setiap Masjid di seluruh Mesir, namun akan tetap tersedia di luar Mesir dan di Internet.
Selain itu, buku-buku Ikhwan sudah dicetak jutaan eksemplar dan menyebar di seluruh dunia. Ribuan murid Ikhwan menegaskan ide-ide Hasan al-Banna, Sayyid Qutb dan Sheikh Qardhawi akan lebih menarik bagi Muslim di seluruh dunia menjelang akhir ke-21. Pemikiran dan ide Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, dan Sheikh Qardhawi akan tetap menjadi ruh dan inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Bukunya Sayyid Qutb, MA’ALIM FIT THORIQ (Petunjuk Jalan), isinya jauh lebih radikal dan revolusioner dibandingkan dengan tokoh manapun di dunia yang suka dengan ide radikal dan revolusioner.
Buku ‘MA’ALIM FIT THORI‘ telah menggugah kesadaran yang sangat laur biasa, dan Sayyid Qutb berbicara dengan kesadaran yang penuh sebagai seorang MUKMIN yang sejati.
Maka, ketika Sayyid Qutb mendekati tiang gantungan berjalan dengan wajah tegak, dan tersenyum, karena ia begitu bahagianya, sejenak akan bertemu dengan Rabbnya. Tak ada keraguan sedikitpun di wajahnya. Subhanallah. Wallahu’alam.
.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!