Ahad, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Oktober 2015 20:29 wib
11.159 views
Presiden Jokowi Mengapa Engkau Tega Meninggalkan Rakyatmu?
Presiden Jokowi,
Apa yang ada di bathinmu saat meninggalkan Indonesia? Apa yang terlintas di pikiranmu saat berada dalam pesawat kepresidenan? Engkau berada di pesawat dengan fasilitas yang mewah, dan pasti sangat menikmati perjalanan, disertai pramugari yang menyajikan segala keperluan, dan dijaga oleh pengawal. Sedangkan rakyatmu?
Tahukah apa yang sekarang dialami rakyatmu di Sumatera, Kalimantan, dan tempat lainnya, yang terkena kabut asap? Mereka semua megap-megap karena kabut asap. Mereka harus bertahan hidup dengan kondisi yang sangat menyesakan. Begitu luar biasa penderitaan yang harus mereka tanggung.
Apa yang membuatmu harus begitu tega meninggalkan Indonesia? Apa yang membuatmu harus bergegas menemui Presiden Barack Obama?
Engkau lebih mementingkan bertemu seorang pemimpin yang selalu menjajah, dibandingkan dengan menjaga dan melindungi rakyatmu, yang sekarat. Begitukah sikapmu? Sejatinya engkau model pemimpin seperti apa? Begitu tega terhadap rakyatmu sendiri.
Engkau berbangga bertemu dengan Obama pemimpin negara “adi daya”? Engkau merasa menjadi lebih “prestisius” atau "berharga" sesudah bertemu dengan Obama? Engkau menjadi pemimpin dunia? Sesudah bertemu dengan Obama?
Adakah sesudah bertemu dengan pemimpin negeri kapitalis, langsung nasib rakyatmu akan berubah? Nasib jutaan rakyatmu akan menjadi lebih baik? Nasib jutaan rakyatmu akan terangkat? Rakyatmu akan menjadi lebih manusiawi?
Selama perjalanan ke Amerika yang memakan waktu perjalan 28 jam itu, masihkah engkau ingat rakyatmu? Engkau akan dijamu secara resmi oleh Presiden Obama. Engkau akan tinggal di hotel “suite” yang sangat menyenangkan. Engkau akan mendapatkan perhatian dari para pejabat dan fihak keamanan.
Engkau akan bertemu dengan berbagai kalangan pengusaha, pembisnis, dan ahli yang memiliki kepentingan di Indonesia. Semuanya akan melakukan puja-puji. Segalanya akan membuat engkau sangat berbahagia selama perjalanan kunjungan ke Amerika. Sedangkan rakyatmu? Berbahagiakah mereka?
Presiden Jokowi,
Masih ingatkah akan janji-janjimu saat sebelum tinggal di Istana? Adakah setiap malam, menjelang tidur masih ingat tentang janjimu kepada rakyat? Masih ingat semua janjimu itu, tetap terekam dalam memorimu? Rakyat tak pernah melupakan apapun yang keluar dari ucapanmu. Rakyat tidak pernah berhenti mengingat semua yang engkau janjikan dan ucapkan. Percayalah. Sampai kapanpun.
Setahun engkau berkuasa. Dipercaya oleh rakyat memimpin negeri yang berpenduduk 250 juta. Negeri yang kaya. Negeri yang melimpah sumber daya alamnya. Negeri yang memilki garis bujur katulistiwa yang strategis, dan luas wilayahnya tiga kali daratan Eropa. Negeri “Jamrut Katulistiwa”. Tahukan engkau apa yang sekarang terjadi atas rakyatmu sesudah engkau berkuasa selama setahun ini?
Rakyatmu sangat menderita. Ketika awal berkuasa engkau hempang rakyatmu dengan keputusan menaikan BBM. Engkau berkata, tidak takut tidak populer dengan kebijakanmu itu. Itu memang tidak penting. Hanya tahukah apa akibat dari keputusanmu itu? Rakyat banyak yang sekarat. Rakyat miskin langsung terjerembab. Tak mampu bangun lagi.
Presiden Jokowi,
Ketika engkau meninggalkan Jakarta, kabut asap semakin tebal, di Pekanbaru, Jambi, Palembang, Sampit, Palangkaraya, dan terus merambah sampai ke Jakarta dan Merauke. Sungguh ini sebuah tragedi dan “disaster” yang sangat luar biasa.
Engkau sudah mengunjungi daerah-daerah bencana. Anehnya. Semuanya itu hanya seperti “standup comedy”, bukan tindakan tegas dan keras terhadap para pelaku kejahatan yang membakar hutan? Engkau tidak berani menindak para cukong, bupati, gubernur, dan para pejabat yang mengeluarkan izin. Engkau lebih suka melihat rakyatmu bertambah sekarat akibat asap yang sudah tiga bulan menyelimuti kehidupan mereka.
Presiden Jokowi,
Dampak asap yang tercatat sudah sepuluh orang yang meninggal, akibat kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. Apakah karena yang meninggal baru sepuluh orang itu, bukan dianggap sebagai bencana nasional?
Engkau sampai sekarang tidak menetapkan pembakaran hutan dan kabut asap yang melanda Sumatera dan kalimantan sebagai bencana nasional. Sehingga tidak menjadi perhatian yang serius. Mengapa? Padahal dampaknya terhadap rakyat begitu luar biasa hebatnya.
BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) mencatat 503.874 yang terserang infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan 43 juta penduduk terpapar asap (data 1 Juli-23 Oktober 2015). Adakah ini masih dianggap sedikit?
Jumlah warga yang terserang ISPA, yakni 80.263 di Provinsi Riau, 101.333 di Provinsi Sumatera Selaran, 129.229 di Provinsi Jambi, 43.477 di Provinsi Kalimantan Barat, 52.142 di Provinsi Kalimantan Tengah, dan 97.430 di Provinsi Kalimantan Selatan.
Jika dijumlahkan seluruh Sumatera dan Kalimanatan mencapai 425.377 orang. Anak-anak yang tidak sekolah mencapai 4.437.371 orang anak. Berapa lama lagi rakyat harus menanggung ini. Mengapa engkau tega-meninggalkan-rakyatmu? Berapa lama lagi rakyatmu harus menanggung keadaan ini? Masih kurang?
Tahukah engkau asap kabut di Sumatera dan Kalimantan akan terus meluas. Mempengaruh kualitas udara di Singapura, Malaysia, dan Philipine. Bahkan, “berdasarkan satelit Himawari, asap tipis sedang menutupi laut Jawa dan sebagian Jakarta. Asap ini tidak akan padam dalam waktu dekat. Lalu bagaimana nasib dan kehidupan rakyat yang terkena kabut asap?
Bencana asap sudah bertahan selama tiga bulan, dan kandungan udara berbahaya, sampai sekarang tanpa penanganan yang berarti, PM 10 yang mencapai lebih dari 350 ugram/m3, itu hanya di Pekanbaru, Riau, Sumatera.
Bahkan di Palangkaraya, Kalimantan, PM10 berada diantara 2000-3000 ugram/m3. Bisa engkau bayangkan bagaimana kondisi udara disana. Di provinsi Riau, tidak ada oksigen, sekolah diliburkan, listrik pun dimatikan.
Di saat rakyat menghadapi kondisi sekarat ini, engkau tinggalkan, pergi ke Amerika. Engkau melupakan rakyatmu. Engkau melupakan janjimu. Di mana janjimu? Semua tak bersisa. Engkau membiarkan penderitaan demi penderitaan terus mendera rakyatmu. Mengapa?
Jangan pernah lupa. Kelak diakhirat engkau pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinanmu, dan segala yang engkau usahakan oleh Yang Maha Adil. Tidak ada yang bisa disembunyikan lagi. Walaupun sebiji "zarrah" (atom) pun kebaikan maupun kejahatan pasti akan dihisab. Percayalah. Wallahu'alam.
RAKYATMU.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!