Sabtu, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 28 November 2015 17:11 wib
18.493 views
Presiden Turki Tayyib Erdogan: Rusia Jangan Bermain Api di Suriah
JAKARTA (voa-islam.com)--Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak tunduk tekanan Presiden Rusia Vladimir Putin, sesudah jatuhnya pesawat jet tempur Rusia, di perbatasan Turki-Suriah. Turki menembak jatuh pesawat jet tempur Rusia, dan kemudian berkembang menjadi ketegangan politik internasional.
Sosok Erdogan sangat kuat. Bukan hanya memiliki legitimasi politik, sesudah Partai AKP menang pemilihan parlemen secara mayoritas mutlak, 1 Nopember lalu. Tapi, pribadi Erdogan sangat kuat dan karismatis, sebagai negarawan yang sangat disegani oleh pemimpin-pemimpin dunia.
Tentu, paling monumental, saat berlangsung pertemuan Forum Ekonomi Global di Davos, Swiss, Erdogan dengan sangat jelas, dan berani mengkritik dan mengecam Presiden Israel Shimon Peres, atas invasi Zionis-Israel ke Gaza, dan kemudian meninggalkan pemimpin Zionis, dan dia kembali ke negaranya, tanpa ikut pertemuan Forum Ekonomi Global di Davos.
Sekarang, Erdogan harus menghadapi “Tsar” Vladimir Putin, yang mempunyai pengaruh sangat kuat sebagai pemimpin Rusia, dan pengaruhnya terhadap kecenderungan politik global. Terutama konflik yang sekarang berlangsung di Suriah.
Erdogan sebagai pemimpin Turki berani melawan Putin, dan tidak takut terhadap raksasa Rusia, yang belum lama ini mengirim Rudal S-400 ke Suriah, sesudah insiden penembakan pesawat tempur Rusia.
Erdogan menjadi “magnit ” bagi pemimpin di dunia Islam, yang sekarang ini menghadapi berbagai malapetaka, dan konlfik, perang kawasan yang sudah memporak-porandakan kondisi regional.
Tantangan yang sangat luar biasa, dan sangat membutuhkan pemimpin yang dapat menjadi “katalisator” dan berbagai kepentingan global. Termasuk di negara-negara Sunni yang sekarang menghadapi hegemoni Syiah-Iran, yang terus menggerogoti negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah.
Presiden Turki Tayyib Erdogan memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin, tidak bermain api dengan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad rezim di Suriah.
Pernyataan Erdogan mewakili kepentingan negara-negara Arab, yang merasa sangat prihatin dengan keterlibatan Rusia, dan dukungannya kepada rezim Syiah Bashar al-Assad. Bahkan, sekarang memasok jenis senjata Rudal S-400, yang sangat modern. Ini akan menjadi ancaman bagi negara di sekelilingnya.
Pernyataan Presiden Erdogan menanggapi pernyataan Presiden Putin yang sebelumnya mengatakan: "Mereka yang menerapkan standar ganda dalam melawan terorisme, sejatinya sedang bermain api”, ujar Putin. Pernyataan Putin membuat Erdogan dan Ankara marah, karena dianggap memiliki standar ganda, dan tidak tegas menghadapi “terorisme” di Suriah.
Sebaliknya, Presiden Erdogan menegaskan bahwa "Mendukung rezim Syiah Assad yang telah membunuh lebih 500.000 penduduk di Suriah dan menerapkan terorisme negara, juga bermain dengan api," tambah Erdogan dalam pidato di provinsi Bayburt timur laut Turki.
Rusia memiliki sikap dan tindakan tidak jelas, dalam konflik di Suriah, dan Erdogan menambahkan bahwa memerangi kelompok oposisi di Suriah dengan dalih memerangi IS/ISIS juga "bermain api". Erdogan mengatakan: "Kami terus terang mendesak Rusia tidak bermain dengan api di Suriah”, tegasnya.
Ketegagan antara Turki dan Rusia ini sangat berahaya bagi keamanan kawasan Timur Tengah. Pada akhirnya, yang terlibat dalam konflik ini, bukan hanya antara Turki – Rusia, tapi sudah melibatkan Organisasi Fakta Pertahan NATO.
Perdana Menteri Turki Ahmed Dovutoglu, bertemud dengan para pemimpin NATO di Brussel, membahas situasi keamanan di Suriah dan Irak, serta insiden penembakan pesawat tempur Rusia, yang jatuh di perbatasan Turki-Suriah.
Para pemimpinn NATO dan Barat mendukung sikap dan tindakan Turki, yang menembak pesawat Turki yang dinilai melanggar kedaulan udara Turki. Akankah konflik antara Turki-Rusia mengancam keamanan global? Wallahu'alam.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
- Dampak Konflik Turki-Rusia di Suriah Akan Berubah Jadi Perang Dunia Ketiga?
- Ketegangan Turki - Rusia, Akankah Menjadi Perang Terbuka?
- Kekacauan Keamanan Global : Ankara, Beirut, Bagdad dan Paris di Bom
- IS Menyeret Dunia Arab dan Timur Tengah, Menjadi Perang Sunni-Syiah
- Soekarno, Jokowi, Nursyahbani, dan Rehabilitasi PKI di Indonesia?
- Fir'aun Mesir al-Sisi Akan Tenggelam di Dasar Laut Merah
- IS Memporak-porandakan Sistem Keamanan Global, dan Membuat Rusia Kalah
- Di Turki : Sekulerisme, Liberalisme, Sosialisme, dan Komunisme Sudah Mati