Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
21.006 views

Perayaan Natal dan Kehancuran Ruh Islam pada Diri Muslim-Muslimah

JAKARTA (voa-islam.com) – Perhatikan di setiap mall sudah dipasang pohon Natal. Padahal perayaan Natal baru akan berlangsung 25 Desember nanti. Tapi mulai sekarang di berbagai kota besar, terutama di Jakarta di setiap mall sudah nampak pohon Natal, bahkan para pekerjanya diwajibkan memakai topi “sinterklas”.

Lihat di Mall Margo City, Depok. Di halaman masuk mall itu, pohon Natal berdiri dengan sangat megah. Tingginya hampir lima meter. Belum lagi di kanan-kiri pintu masuknya, juga dipasang pohon Natal dan boneka sinterklas. Pohon Natal itu dihiasai dengan lampu kerlap-kerlip. Padahal di negara-negara Barat pun, seperti Eropa belum nampak pohon Natal di mall-mall.

Lalu siapa pengunjung mall-mall di Indonesia itu? Muslim dan Muslimah. Muslimah berjilbab masuk ke mall, tanpa tergangggu dan terusik hatinya melihat pohon yang menjadi lambang kemusyrikan.  

Mereka berbelanja, makan-makan, dan ngobrol berjam-jam di di dalam mall. Setiap tahun Muslim dan Muslimah hanya menambah “keuntungan” bagi golongan Nasrani. Sementara itu, Muslim dan Muslimah, selain rugi secara ekonomi dan finansiil, iman mereka juga luruh alias bangkrut. Tidak ada lagi “ghirah” dan “furqon” di tengah-tengah kehidupan yang sangat talbis, dan  penuh dengan kemusyrikan itu.

Sementara itu, menurut mantan biarawati Irene Handono, perayaan Natal setiap tahun selalu dirayakan dengan hingar bingar, dengan segala kemeriahan dan nuansanya yang serba gemerlap. Kemeriahan ini tidak melulu ditampilkan di rumah-rumah umat Kristen ataupun gereja-gereja saja, tapi seolah seluruh dimensi kehidupan kita tiap menjelang 25 Desember menjadi serba semu. Mengapa semu?

Hal ini disebabkan semaraknya perayaan-perayaan tersebut paling tidak membawa tiga kesan yang bisa kita rasakan bersama. Pertama, perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember seolah-olah menjadi satu ritus yang berlandaskan nilai kebenaran; kedua, perayaan Natal telah mencapai “maqam” gengsi-simbol status sosial. Sebuah simbol yang membanggakan bagi orang yang merayakannya, atau bagi mereka yang turut “berpartisipasi”.

Sebaliknya bagi mereka yang tidak “menyambut” perayan Natal, mereka ini akan dianggap tidak prestisius; ketiga, seolah-olah mayoritas penduduk negeri ini adalah kaum Nasrani. Padahal secara statistik, jumlah mereka tak lebih dari 15 persen, ungkap Irende Handono.

"Sehingga, secara sadar ataupun tidak, sebenarnya kita telah digulung ke dalam arus pendangkalan aqidah - kalau tidak mau disebut kristenisasi. Hal ini begitu mengancam eksistensi kita sebagai ummat Islam sekaligus sebagai ummat mayoritas di Indonesia, dan sebagai populasi muslim terbesar di dunia," tambah Irene Handono.

Kaum Nasrani atau Kristen, memang telah lama berusaha mengikis aqidah kita, perlahan namun pasti, asalkan mencapai target. Apa target mereka? Menurut Mega Proyek Rencana Kristenisasi Indonesia yang diluncurkan pada 21 Mei 1998 mereka menginginkan realisasi program Kristenisasi Indonesia dalam waktu 25 tahun dengan cara apapun dalam nama “misi mulia sang gembala dalam mendamaikan dunia dalam Kasih Tuhan Jesus Kristus Juru Selamat”.

Siapa targetnya? Mereka menarget generasi muda Islam, terutama siswa dan mahasiswa! Caranya? Cara termudah ialah melalui liberalisasi pola pikir, budaya, agama, dan gaya hidup, dengan merujuk metode “menangkap ayam dengan umpan”.

Firman Allah :

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120)

Mereka menghendaki ummat Islam terliberalkan, sehingga menganggap bahwa perayaan Natal memiliki kesamaan cara pandang dengan penghormatan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi, di sinilah akar permasalahan yang dialami ummat Islam khususnya di Indonesia.

Dengan pola-pola yang ajek mereka jalankan setiap tahun, dan memanfaatkan pusat-pusat perbelanjaan, sepeti mall-mall yang menjadi tempat baru bagi Muslim dan Muslimah yang ingin mencari “suasana” kegembiraan itu, perlahan-lahan iman dan aqidah mereka tergerus.

Muslim dan Muslimah tidak memiliki “ghirah” dan “furqon” lagi. Dengan begitu mereka akan menjadi sangat mudah “murtad”. Kalau pun belum “murtad”, mereka sudah tidak lagi memiliki ruh Islam. Wallahu'alam.

Editor: RF

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Opini Redaksi lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X