Senin, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Agutus 2015 17:01 wib
11.084 views
Benjamin Berger, Yahudi Israel Diselundupkan Dengan Paspor Amerika ke Tolikara
JAKARTA (voa-islam.com)- Seperti yang diberitakan ramai media umum atau media lainnya, ternyata di Tolikara, Papua terdapat cukup banyak bendera Israel di sana. Namun siapa sangka ternyata di Tolikara, Papua pun ada penyusup yang bernama Benyamin Berger.
Berger adalah warga Yahudi, berkebangsaan Israel yang “menyamar” sebagai pendeta. Demikianlah yang dikatakan oleh Irjen (Purn) Dr. Anton Tabah beberapa waktu lalu di dalam acara KAHMI.
Anton menyebut Benjamin Berger datang ke Tolikara, Papua dengan menggunakan paspor Amerika Serikat. “Benjamin Berger yang katanya Yahudi itu masuk ke Tolikara, Papua dengan menggunakan paspor Amerika Serikat,” ucapnya.
Seperti diketahui bahwa umat Islam Tolikara diserang oleh umat kafir Kristen. Umat Islam yang pada saat itu sedang ingin melaksanakan ibadah hari Raya Idul Fitri 1436 tiba-tiba diserang oleh massa dari Gereja injil Di Indonesia (GIDI), yang sebelumnya pengurus menyebarkan edaran yang melarang kegiatan umat muslim.
Tidak berapa lama paska kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo pun memanggil para pendeta atau pengurus GIDI ke istana. Tujuannya untuk dimintai keterangan mengapa penyerangan itu terjadi.
Namun, Anton Tabah yang duduk di Komisi Hukum Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengkritisi sikap dan kebijakan Jokowi yang memanggil pengurus atau pendeta GIDI. Menurut penglihatannya, Jokowi terlihat sama saja telah meinginjak hukum yang ada di Indonesia karena mempersilahkan pelaku duduk tenang di istana Negara.
“Ini memang terlihat aneh pada saat proses hukum berjalan, Jokowi juteru memanggil Presiden GIDI ke istana Negara. Sama saja ini melecehkan hukum,” jelasnya.
Selain itu, lecehan berikutnya yang menurutnya tidak kalah penting yakni Perdana Menteri Inggris yang berkunjung ke Indonesia. Perdana Menteri Inggris yang datang justeru menandatangani MoU mengenai Islam ekstrimisme. “Justeru ia (Jokowi) mengundang dan menandatangani MoU tentang Islam ekstrimis,” tambahnya singkat.
Atas sikap Presiden yang tidak solutif, Anton dan beberapa narasumber, serta peserta yang hadir pada acara KAHMI mengeluarkan pernyataan, bahwa GIDI harus segera dibubarkan! (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!