SINGAPURA (voa-islam.com) - Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan mengaku kenal dengan Derwin Pereira, yang profesinya sebagai konsultan politik yang berpusat di Singapura, dan fokus pada Asia Tenggara, khususnya Indonesia. "Klien kami adalah pengusaha, politisi, dan termasuk kalangan swasta dan publik", ucapnya.
Pereira mengatakan usahanya adalah bertujuan memajukan kepentingan mereka dengan menjaga mereka terhubung pada perkembangan nasional, regional dan global yang mempengaruhi satu sama lain. "Kami membuat konsep, mengembangkan dan menerapkan strategi politik dan implementasinya, tutur Pereira.
Layanan kami mulai dari analisis berbasis penelitian, membangun hubungan-bangunan dengan pusat-pus,at kekuasaan. Melalui lembaganya ini, Pereira menjadi perantara antara Presiden Jokowi dan Presiden Barack Obama dengan bayaran $80.000 dollar, atau lebih Rp1 miliar.
Derwin Pereira, Pendiri dan CEO dari Pereira Internasional, adalah seorang wartawan pemenang penghargaan di The Straits Times Singapura, naik ke posisi Kepala Biro di Indonesia, yang kemudian Amerika Serikat.
Dikenal karena kemampuannya membangun kontak dengan pusat-pusat kekuasaan. Derwin selalu menjadi perhatian oleh para pemimpin Asia, terutama di Indonesia, karena memiliki kemampuan lobi ke pusat-pusat kekuasaan.
Pereira sebagai Kepala Biro Straits Times Indonesia, membangun akses dan kontak dengan elit politik dan bisnis di Jakarta. Dia mempertahankan hubungan ini sampai hari ini, memungkinkan dia untuk tetap up to date pada masalah kebijakan dan memberinya akses eksklusif tentang informasi penting.
Apakah Pereira bagian dari jaringan "intelijen" dunia yang menggunakan "cover" lembaga jasa konsultan? Mengapa dia bisa memiliki akses ke pusat-pusat kekuasaan, dan dipercaya termasuk oleh elit di Gedung Putih?
Derwin, yang memegang gelar sarjana dari London School of Economics dan Ilmu Politik dan Magister Administrasi Publik dari F. Kennedy School John Pemerintah di Harvard, saat ini mengkhususkan diri dalam komunikasi strategis dan konsultasi bisnis di Asia Tenggara, dengan fokus khusus pada Indonesia.
Derwin Pereira memberikan kliennya - mulai dari individu yang ingin memasuki dunia politik, perusahaan-perusahaan yang ingin mendapatkan pijakan di pasar baru - dengan saran khusus dan konsultasi. Memberikan prediksi tentang trend baru dan perkembangan politik,
Derwin juga mendirikan The Derwin Pereira Indonesia Initiative yang berpusat di Washington untuk Studi Strategis dan Internasional.
Ia juga saat ini menjadi anggota Dewan Penasehat untuk Sumitro, dan Ketua Studi Asia Tenggara, Pusat Studi Internasional, anggota dari Dewan Dekan di Universitas Harvard Strategis, dan Anggota Dewan Internasional Belfer Pusat Sains dan International Affairs , juga di Harvard University. Termasuk mempunyai hubungan dekat dengan CSIS.
Jadi kunjungan Jokowi ke Amerika, dan pertemuannya dengan Presiden Barack Obama itu, tak lepas dari campur tangan dan jasa Derwin Pereira. Jokowi bertemu dengan Obama, dan sejumlah penguasaha, dan kemudian mendapatkan janji dari para pengusaha Amerika senilai $20 miliar.
Jadi Jokowi masih untung dengan membayar "broker" Pereira $80.000 dollar. bisa ketemu Obama, dan pengusaha Amerika yang menjanjikan investasi. (angga/tsm/voa-islam.com)