Senin, 6 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Desember 2015 06:45 wib
23.413 views
Hak Jawab Tito Karnavian atas Pemberitaan Voa-Islam.id
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Beberapa waktu lalu saya mendapat info tentang tulisan di voa-Islam.id yang berjudul “Kapolda Metro Jaya: Pancasila dan Islam tidak kompatibel”. Saya kaget dengan tulisan tersebut karena seolah-olah saya berpendapat bahwa Pancasila tidak sejalan dengan Islam.
Saya ingin klarifikasi sebagai berikut. Pada hari Kamis tanggal 26 Nopember 2015 jam 10.30 WIB, saya diundang di Goethe Institut, Jl Sam Ratulangi Menteng, Jakarta Pusat sebagai panelis dengan Sidney Jones dan seorang akademik Jerman tentang Radikalisasi dan Deradikalisasi. Dalam paparan saya menyampaikan bahwa ideologi radikal terorisme perlu dinetralisir dengan program Kontra Ideologi.
Caranya pertama dengan memoderasi narasi radikal oleh ulama terpandang atau ideolog radikal yang sudah berubah moderat seperti di Mesir. Kedua dengan mengintensifkan sosialisasi ideologi tandingan seperti demokrasi dan Pancasila. Karena ideologi hanya bisa dikalahkan dengan ideologi pula.
Saat tanya jawab ada yang menanyakan bahwa ada yang berpendapat bahwa Pancasila tidak sesuai dengan Islam, bagaimana Pancasila akan dapat digunakan untuk menandingi ideologi radikal. Saya jawab bahwa Pancasila sejalan dengan Islam karena berisi nilai-nilai Islam dan demokrasi terutama oleh yang berpandangan moderat.
Pak Ulil Abshar (yang juga ada di ruang itu) saya yakin bisa menjelaskan dengan detil tentang pendapat ini. Ada juga yang berpendapat Pancasila tidak kompatibel dengan Islam terutama yang berpandangan radikal sehingga tidak menerima Pancasila sebagai ideologi negara. Perdebatan itu terutama sudah ada pada saat penentuan ideologi negara jika kita ingat ada Piagam Jakarta dimana sila pertama ada pihak yang menghendaki Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.
Dalam debat itu akhirnya diputuskan sila itu cukup berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu menunjukkan ada pihak yang berpendapat Pancasila tidak kompatibel dengan Islam. Namun hal itu sudah final Pancasila menjadi ideologi negara dan seiring dengan nilai Islam. Nah itu dialog yang terjadi. Sehingga saya mengkoreksi tulisan yang seolah-olah saya yang memberikan pendapat bahwa Pancasila tidak kompatibel dengan Islam.
Saya tidak pernah mengatakan dan menyampaikan pandangan seperti itu. Dalam acara itu cukup banyak pakar yang hadir diantaranya Prof DR Adrianus Meliala, HS Dillon, DR Ikhsan dari Universitas Paramadina sehingga bisa ditanyakan kepada beliau-beliau tersebut. Saya sendiri pada banyak kesempatan selalu mengatakan bahwa Pancasila sesuai dengan Islam. Misalnya kata sambutan saya dalam buku Prof Dr. Muhammad Baharun, Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan MUI Pusat tentang Pancasila dan Islam.
Di lapangan saya sejak tahun 1999 berada pada garis depan penanganan terorisme radikal dan bahkan pernah menjadi Kepala Densus 88 Polri yang menunjukkan bahwa saya amat mendukung Pancasila. Semoga klarifikasi ini jelas dan mengkoreksi tulisan oleh voa-Islam.id sesuai hak saya untuk menjawab dan memberikan koreksi sebagaimana UU no. 40 tahun 1999 tentang Pers pasal 1 butir 11 dan 12. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Muhammad Tito Karnavian
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!