Jum'at, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 22 Januari 2016 11:29 wib
5.915 views
Teror di Belahan Bumi karena Barat Jadikan Islam sebagai Musuh Setelah Komunis
JAKARTA (voa-islam.com)- Global Future Institut menyampaikan bahwa saat ini yang terjadi di dunia perpolitikan adalah perebutan kekuasaan antara Barat dengan yang mengatasnamakan Islam.
Bermula dari al-Qaeda, yang kemudian melawan George Bush atau Amerika Serikat. Di Negara lain seperti di Nigeria pun ada, dengan nama Mobo Kara. Sedangkan di Suriah, menurut Hendrajit ada pula seperti Jabra al Nusro. Di Somalia ada al-Sabab. Dan di Indonesia sempat juga dinamai dengan nama MIT. Lalu menjadi MIB dan kemudian berubah nama menjadi ISIS yang tengah dibicarakan saat ini.
Dari semuanya itu, menurut dugaannya ialah merupakan representasi dari al-Qaeda. Di mana kepentingannya tetaplah sama. Selain itu, kesan yang ditinggalkan oleh semua sebutan nama itu sama, yaitu sama-sama meninggalkan kesan radikal. Tidak toleran.
“Mereka itu sejatinya merupakan ranting yang lahir dari al-Qaeda. Berarti kemunculan ISIS ini ditujukan untuk menciptakan kesan Islam radikal, tidak toleran dan bertindak kekerasan terhadap warga berkeyakinan lain. Maka disimpulkan bahwa ISIS merupakan oprasi bendera palsu yang bekerja seperti mau sendiri. Padahal itu desepsi agar islam radikal. Tetapi dianggap sedang melaksanakan misi suci, padahal untuk kepentingan lain, dan merusak citra islam sendiri,” ucapnya, di Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Yang sesungguhnya terjadi, menurutnya ialah Islam dijadikan “target” musuh bersama. Hal ini ditetapkan paska perang dingin yang terjadi. “Di berbagai penjelasan, musuh Barat setelah berakhirnya perang dingin adalah Islam. Untuk mengantikan musuh Barat yaitu Uni Soviet dan China. Dan mencuatnya ISIS, selain untuk memberikan stigma bahwa kebangkitan Islam adalah radikal, pada saat yang sama juga ternyata memicu konflik internal antar-Islam,” sampainya. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!