Sabtu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Mei 2016 19:19 wib
6.005 views
Pancasila Tidak lagi Hidup karena Dijadikan Bancakan Golongan Kapitalis
JAKARTA (voa-islam.com)- Hadirnya Pancasila sebagai dasar, landasan dalam menjalankan negara diduga hingga saat ini hanya dijadikan dogma semata. Dan Pancasila juga dinilai masih saja dimanfaatkan segelintir golongan untuk mengeruk kekayaan negeri ini.
“Karena itu, dibutuhkan adaptasi penerapan nilai-nilai luhur Pancasila, agar Pancasila dapat hadir melandasi tiap tahap pertumbuhan sejarah, membimbing revolusi di level teknis dan alat-alat, melandasi revolusi teknologi dan pembangunan infrastruktur.
Adaptasi penerapan nilai nilai luhur Pancasila juga dibutuhkan agar Pancasila tidak bernasib menjadi dogma dan alat kepentingan semata bagi segolongan orang untuk menjual negara, merampok dan memperkaya diri dan keluarganya dengan mengatasnamakan pembela Pancasila,” kata Haris Rusly dalam siaran persnya yang diterima voa-islam.com.
Agama pun ia nilai hanya dijadikan azas manfaat untuk pembenaran di dalam mengeruk kekayaan. Persis seperti saat para nabi diutus namun ditentang oleh sebagian pemuka agama.
“Sebagaimana kisah ketika Yesus yang diutus Tuhan mengabarkan nilai-nilai luhur, tapi justru ditentang dan ‘disalip’ oleh para rabbi yang menjadi pemimpin agama ketika itu. Nilai-nilai profetik (kenabian) yang diusung oleh agama yang establish ketika itu memang telah ‘berkarat’ oleh perubahan ruang dan waktu.
Agama tidak lagi menjadi kekuatan nilai-nilai, tapi telah jatuh menjadi alat kepentingan segolongan orang untuk menindas.”
Karena itu, pemahaman terhadap situasi dan lingkungan secara akurat dan objektif sangat dibutuhkan untuk mengadaptasikan penerapan nilai-nilai Pancasila secara tepat dalam melandasi dan membimbing pembaruan dan kemajuan di level teknis dan alat-alat, yaitu revolusi teknologi dan pembangunan infrastruktur.
“Pandangan tersebut sangat sesuai dengan petuah leluhur bangsa kita yang disajikan dalam bentuk peribahasa melayu yang berbunyi “dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Pepatah tersebut tak sekedar mengandung pesan yang mekanis agar kita senantiasa menghormati dan mengikuti kebiasaan dan adat istiadat di setiap tempat kita berada.” (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!