Rabu, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Juli 2016 08:01 wib
10.511 views
Soal Tuduhan Ahok: Jadi Presiden Dibantu Pengembang, Kenapa Jokowi Tidak Komentar?
JAKARTA (voa-islam.com)- Ada beberapa negara di belahan bumi ini, untuk mencapai tujuan politiknya menggunakan berbagai cara. Mereka tidak mengenal mana halal atau mana haram. Semua dicampur-adukan. Dan biasanya, nama yang disematkan untuk kondisi seperti ini adalah Machiavelis.
"Sampai saat ini di negara-negara maju politik menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan, atau dikenal cara Machiavelis, dianggap sebuah kejahatan," kata Syahganda Nainggolan, melalui siaran persnya yang didapat voa-islam.com. Ucapan atau tulisan ia ini adalah sambungan dari analisa yang bersifat utuh.
Menurutnya, seharusnya pemerintah bila memang dibangun untuk tujuan baik, maka prosesnya pun seharusnya baik pula.
"Negara dan pemerintahan dibangun untuk tujuan tujuan baik. Cara yang dibolehkan juga harus cara yang baik."
Di lain sisi, jika ada kedekatan-kedekatan personal dan itu berpotensi terjadinya penyelewengan. Misalnya saja bekerjasama atas nama "mendukung". Tetapi pada kenyataannya di kemudian hari tidak demikian.
"Kedekatan pemimpin negara dan pemerintahannya dengan perusahan raksasa dianggap sebuah penyimpangan. Meskipun di klaim bahwa perusahaan itu membantu kemudahan-kemudahan negara/pemerintah dalam menjalankan misinya, tetap saja situasi itu memungkinkan perusahan mengatur regulasi yang bersifat asimetris dan melukai kelompok perusahaan lain serta merugikan masyarakat luas."
Ia, melanjutkan, memberikan contoh terhadap ucapan Ahok ke Jokowi. Dalam ucapan tersebut Ahok seperti menisbatkan bahwa Jokowi adalah Presieden-nya Podomoro.
"Peng-upload- an pernyataan Ahok ke Youtube: Jokowi Presiden dukungan Podomoro, terjadi persis saat menjelang tim evaluasi reklamasi menyampaikan hasil."
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar, yang menyangkut 2 hal. Pertama, benarkah isi pernyataan tersebut? Kedua, kenapa Pemda DKI baru meng-upload-nya saat ini?
"Pertanyaan pertama ini sudah dibantah beberapa petinggi PDIP, seperti Arteri Dahlan, Gembong Warsono dan Eva Sundari. Menurut mereka Ahok merendahkan Jokowi dan didorong situasi panik dalam mengeluarkan isu ini ke publik.
Merendahkan karena menurut PDIP, yang mengusung Jokowi, bahwa Jokowi jadi presiden karena semangat gotong royong dan kerja berkeringat. Sebagai partai 'wong cilik', mereka menegasikan adanya peran pengusaha properti menjadikan Jokowi presiden."
Namun, pernyataan bantahan Jokowi sendiri tidak ada sampai saat ini. Padahal Jokowi dalam berbagai kesempatan menunjukkan bahwa Ahok adalah orang kepercayaannya. (Robi/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!