Jangan Tulis Data Pribadi di ChatGPT Sebelum Baca Ini!

Jutaan orang memasukkan data pribadi, medis, dan bisnis ke chatbot tanpa tahu ke mana data itu berakhir; pakar siber memperingatkan perlindungan OpenAI belum cukup; berikut lima langkah untuk mencegah informasi sensitif bocor ke sistem luar.

Alat kecerdasan buatan seperti ChatGPT telah menjadi bagian rutin dalam kehidupan sehari-hari banyak orang, dengan pengguna yang kerap memasukkan informasi pribadi, medis, maupun profesional. Namun, penggunaan yang ceroboh dapat mengekspos data tersebut dan membahayakan privasi Anda, kata pakar siber.

Menurut penelitian terbaru di bidang keamanan siber, cukup mudah bagi peretas berpengalaman untuk mengakses data semacam itu. Meski OpenAI terus bekerja mencegah kebocoran, kenyataannya ini tetap seperti permainan kucing dan tikus: setiap kali satu celah ditutup, para penyerang segera mencari yang lain.

5 Langkah Sederhana untuk Mengurangi Risiko

1. Matikan riwayat chat dan pelatihan model

Saat menggunakan ChatGPT, baik versi gratis maupun berbayar, ada pengaturan yang memungkinkan OpenAI menggunakan percakapan Anda untuk melatih modelnya. Jika diaktifkan, input pribadi atau bisnis Anda bisa tersimpan dan mungkin muncul kembali di versi model berikutnya.

Yang harus dilakukan:
Masuk ke Profile > Settings > Data Controls, lalu nonaktifkan opsi “Improve the model for everyone.”

2. Hindari membagikan percakapan sensitif

ChatGPT memungkinkan Anda membagikan percakapan lewat tautan, tetapi Anda kehilangan kendali atas distribusi tautan itu — bahkan jika Anda kemudian menghapus percakapan aslinya.

Yang harus dilakukan:
Jangan bagikan percakapan yang berisi informasi pribadi atau sensitif. Saat ini belum ada cara untuk membatasi izin akses pada tautan yang dibagikan.

3. Waspadai agen AI

“Agen” AI dapat melakukan tindakan otomatis seperti menjelajahi situs atau melakukan pembelian online. Agen ini tidak memiliki penilaian manusia dan bisa saja mengklik tautan berbahaya atau memasukkan data ke situs phishing.

Yang harus dilakukan:
Beri instruksi jelas mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan agen. Jangan masukkan kata sandi atau data finansial di situs yang diakses agen, dan selalu periksa apakah situs tersebut sah.

4. Awas serangan prompt injection

Prompt injection adalah serangan siber di mana peretas menyembunyikan instruksi berbahaya dalam halaman web, dokumen, atau tautan. Saat agen AI mengakses konten itu, ia bisa menjalankan perintah berbahaya tanpa sadar.

Yang harus dilakukan:
Seperti langkah sebelumnya, tuliskan instruksi yang jelas dan ketat untuk agen AI. Anda juga bisa menggunakan model AI lain untuk membantu menulis prompt yang lebih aman.

5. Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA)

Otentikasi dua faktor menambah lapisan keamanan pada akun Anda. Bahkan jika kata sandi dicuri (misalnya melalui phishing), tetap dibutuhkan kode sementara dari ponsel untuk masuk.

Yang harus dilakukan:
Masuk ke Settings > Security > Multi-factor authentication dan aktifkan opsi tersebut. Menggunakan aplikasi autentikasi adalah metode paling aman.

Dengan mengikuti panduan ini, pengguna dapat secara signifikan mengurangi risiko tereksposnya data sensitif dan lebih melindungi diri saat memanfaatkan alat AI yang kuat. (Ynet/Ab)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Technology lainnya:

• TikTok jadi Senjata Rahasia Cina dalam Negosiasi Panas dengan AS
• Laporan Mengejutkan! AI Gemini Google Bisa Sebarkan Konten Berbahaya ke Anak
• Saudi Luncurkan Chatbot Islami Pertama di Dunia, Saingi ChatGPT!
• Cara Menghadapi Tantangan Dakwah Modern dengan Pendekatan Analisis SWOT
• Akhir Era Password: Teknologi Biometrik Siap Ambil Alih Keamanan Digital
• OpenAI Luncurkan ChatGPT-5 Setara Doktor, Perang Kecerdasan Buatan Memanas
• WhatsApp Kembangkan Fitur Penerjemah Bisa Mudahkan Obrolan Beda Bahasa
• OpenAI Perkenalkan Model AI Baru Dan Akan Ditawarkan Secara Gratis