Jum'at, 12 Jumadil Awwal 1446 H / 31 Maret 2023 10:30 wib
5.896 views
Banyak Pesohor Ogah Bayar untuk Tanda Centang Biru, Popularitas Twitter Terus Menurun
JAKARTA (voa-islam.com) - Beberapa nama terkenal dapat segera kehilangan tanda centang biru di akun Twitter mereka yang membantu mengenali identitas mereka di platform media sosial tersebut.
Mereka bisa mendapatkan tanda itu kembali dengan membayar US$11 sebulan. Namun, beberapa pengguna lama, termasuk bintang legendaris Star Trek, William Shatner, menolak membeli layanan premium yang ditetapkan oleh miliarder pemilik dan CEO Twitter, Elon Musk, itu.
Setelah berbulan-bulan tertunda, Musk dengan gembira berjanji bahwa Sabtu (1/4/2023) mendatang adalah batas waktu bagi selebritas, wartawan, dan pihak lainnya yang telah mendapatkan verifikasi secara gratis, untuk meningkatkan status atau kehilangan status mereka.
“Ini akan luar biasa,” cuit Musk pada Senin (27/03), menanggapi pengguna Twitter yang menyatakan bahwa Sabtu pekan ini juga merupakan Hari April Mop seperti dikutip dari inilah.com.
Setelah membeli Twitter senilai US$44 miliar pada Oktober tahun lalu, Musk berusaha meningkatkan pendapatan dari platform itu dengan mendorong lebih banyak orang untuk membayar langganan premium. Namun, langkah itu juga mencerminkan pernyataannya, bahwa tanda verifikasi biru telah menjadi simbol status yang tidak pantas atau ‘korup’ bagi para tokoh elite dan reporter berita.
Selain memverifikasi para selebriti, salah satu alasan utama Twitter untuk menandai profil dengan tanda centang biru gratis yang dimulai sekitar 14 tahun lalu adalah untuk memverifikasi politisi, aktivis, dan orang-orang yang tiba-tiba muncul di berita, serta wartawan yang kurang dikenal di media kecil di seluruh dunia, sebagai alat tambahan untuk menghambat informasi salah yang berasal dari akun yang menyamar sebagai orang lain.
Salah satu tokoh terkenal di AS, Monica Lewinsky, mencuit sebuah tangkapan layar pada Minggu (26/03), yang menunjukkan sejumlah pihak yang menirukan dia, termasuk satu akun yang telah membayar untuk mendapatkan verifikasi centang biru. Ia bertanya, “di dunia mana hal seperti ini adil bagi orang-orang yang mendapat konsekuensi karena sejumlah orang berusaha menirunya? Sebuah kebohongan telah jauh beredar sebelum kebenaran dapat benar-benar muncul.”
Sementara William Shatner, yang dikenal akan humornya yang blak-blakan, juga menyampaikan keluhannya kepada Musk terkait perubahan tersebut.
“Saya telah berada di sini selama 15 tahun memberikan waktu dan lelucon secara cuma-cuma. Dan sekarang Anda bilang bahwa saya harus membayar sesuatu yang Anda berikan secara gratis?” cuit Shatner.
Sejak ‘diambil alih’ Musk, popularitas Twitter terus menurun. Bahkan nilai valuasi jejaring sosial populer ini anjlok menjadi US$ 20 miliar atay sekitar Rp. 303 triliun. Angka itu jauh di bahwa nilai kapitalisasi pasar Twitter sebelum dibeli Musk pada Oktober 2022 yang ketika itu mencapai US$44 miliar atau sekitar Rp667 triliun.
Musk mengakui pendapatan Twitter berkurang karena pengiklan ramai-ramai meninggalkan platform ini setelah dibeli oleh dia. Musk sampai menyatakan Twitter terancam bangkrut.
Bukan hanya dari segi keuangan, Twitter juga anjlok dari sisi jumlah penggunanya. Menurut data laman Statista, hingga Desember 2022, Twitter memiliki pengguna aktif per bulan sebanyak 368 juta di seluruh dunia. Angka ini diproyeksikan turun menjadi 335 juta pada 2024 atau lima persen lebih rendah dibandingkan dengan 2022. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!