Senin, 12 Jumadil Awwal 1447 H / 3 November 2025 06:24 wib
363 views
Penyakait Aktivis Islam: Kurang Perhatian kepada Al-Qur’an
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah ﷺ dan keluarganya.
Salah satu penyakit aktivis muslim, -seseorang yang berjuang, berperan aktif, dan berdedikasi dalam kegiatan keislaman seperti dakwah, sosial, pendidikan, politik, kemanusiaan, maupun budaya- kurang perhatian kepada al-Qur'an. Tidak ada waktu khusus dan spesial untuk berinteraksi langsung dengan kitabullah ini. Tidak ada target tertentu untuk menghatamkannya. Terkesan, kalamullah dibaca di sisa waktu.
Jika dipagi hari tak ada kegiataan mendesak, barulah ia ambil mushaf dan membacanya. Atau kebetulan ia sedang duduk di tempat kegiatan lalu ada mushaf di dekatnya, ia ambil dan baca sekedarnya.
Demikian pula jika datang ke masjid untuk shalat berjamaah, ia tiba sebelum iqamah, lalu salat dua rakaat, dan masih ada waktu, barulah ia ambil mushaf dan membaca sedikit darinya; satu atau dua lembar saja. Al-Qur’an baginya hanya dibaca ketika ada waktu luang!
Tentu di zaman sekarang, yang seperti ini sudah sangat lumayan. “Mending daripada tidak membaca sama sekali,” celetuk sebagiannya.
Lebih para lagi, ini terjadi pula di kalangan penuntut ilmu syar’i. Interaksinya dengan kitabullah sangat minim karena –alasan- menuntut ilmu, sibuk metelaah kitab dan memecahkan masalah keilmuan.
Wahai para aktivis Islam, wahai para dai ilallah, wahai penuntut ilmu, dan para relawan kebaikan, janganlah kalian menelantarkan Al-Qur’an dengan alasan sedang sibuk menuntut ilmu, berdakwah, turun lapangan, dan semisalnya.
Kalian harus, membaca Al-Qur’an, mentadabburi (merenungkannya) dan menghayatinya, serta menggali pelajaran darinya. Dengannya, hati kalian akan sehat dan kuat, terhubung kepada Allah dan dekat kepada-Nya.
Ketahuilah, bahwa ahlul Qur’an (para penghafal dan pembaca yang dekat dengan Al-Qur’an) adalah ahlullaah (keluarga Allah) dan orang-orang pilihan-Nya.
Imam Asy-Syafi‘i pernah bepergian dari Makkah ke Madinah pada usia empat belas tahun, dan selama perjalanan itu beliau khatam Al-Qur’an enam belas kali.
“Al-Qur’an adalah rahasia keberhasilan, dan rahasia terbukanya pintu ilmu dari Allah untukmu — maka jangan sekali-kali engkau menjauhinya.” Wallahu a’lam. PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!