BERLIN (voa-islam.com) Gerakan anti Islamisasi menggelegak di seantero Uni Eropa. Mereka sudah gemetar melihat pertumbuhan Islam di kalangan masyarakat Eropa. Islam di Eropa tumbuh dengan sangat pesat.
Tak kurang sekarang jumlah penduduk Eropa, hampir mencapai 40 juta. Paling besar di Perancis dan Jerman.
Para pendukung dan penentang kelompok yang melakukan kampanye melawan yang disebut 'Islamisasi' Eropa melakukan aksi unjuk rasa di Jerman. Sejak Oktober kelompok yang menamakan diri "Patriotik Eropa untuk Menenttang Islamisasi Barat atau Pegida" menggelar unjuk rasa mingguan.
Dalam aksi Senin 5 Januari di kota Dresden, tercatat 18.000 orang menghadiri aksi mendukung Pegida. Namun aksi menentang juga berlangsung dan para politisi senior Jerman mengecam Pegida.
Ribuan penentang meramaikan unjuk rasa di Berlin, Cologne, Dresden dan Stutgart. Di Berlin, polisi mengatakan 5.000 pengunjuk rasa menghadang ratusan pendukung Pegida untuk melakukan pawai di trayek yang sudah mereka rencanakan.
Sedangkan di Cologne, pihak berwenang mematikan lampu katedral sebagai bentuk pernyataan kepada kelompok pro-Pegida bahwa mereka mendukung 'ekstrimis'. "Kami tidak melihatnya sebagai protes namun kami ingin membuat umat Kristen yang konservatif (yang mendukung Pegida) berpikir atas yang mereka lakukan," kata pemimpin katedral, Norbert Feldhoff, kepada BBC.
Hanya 250 pendukung Pegida yang melakukan unjuk rasa di kota itu. Sementara di Stuttgart, Muenster, dan Hamburg, sekitar total 22.000 orang yang anti-Pegida menggelar unjuk rasa, seperti dilaporkan kantor berita DPS.
Rakyat di seantero Uni Eropa terancam dengan banyaknya yang sekarang ini masuk Islam, dan bahkan menjadi pelopor kebangkitan Islam di Eropa. Sejak Geerd Wilders dari Belanda, yang menggelorakan anti Islam dan imigran, sekarang terus berkembang kelompok sayap kanan yang anti Islam dan imigran di seantero Uni Eropa.
Tapi, kekuatan agama Kristen sudah redup, nyaris punah, karena agama Kristen tidak dapat diterima akal masyarakat Eropa. (dimas/aby/voa-islam.com)