Ahad, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Januari 2015 08:43 wib
8.215 views
Ribuan Muslim Yaman Menentang Pemberontak Syi'ah Houthi
SANAA (voa-islam.com) - Skenario seperti Lebanon, Suriah, Irak, dan Bahrain berulang atas Yaman, di mana kelompok minoritas Syi'ah mengusai negeri Yaman. Yaman mayoritas Sunni. berulangibuan warga Yaman berdemonstrasi, pada Sabtu (24/01), guna menentang kelompok pemberontak Houthi yang menguasai Ibu Kota Sanaa.
Para demonstran menyerukan yel-yel, ‘Tidak untuk Houthi’, selagi mereka berbondong-bondong menuju kediaman Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi yang sudah mengundurkan diri, dan rakyat memintanya tetap menjadi presiden dan melaksanakan tugas negara, meski terdapat tekanan dari pemberontak.
Sehari sebelumnya Hadi mengatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, karena kelompok Houthi tidak menghormati kesepakatan damai. Tindakan itu diikuti Khaled Baha yang memutuskan meletakkan jabatan perdana menteri. Sumber keamanan mengatakan kepada wartawan bahwa Kepala Intelijen, Ali Hassan al-Ahmedi, juga hendak mundur.
Demonstrasi menentang kelompok Houthi yang beraliran Syiah dilaporkan juga berlangsung di sejumlah kota, tanpa intervensi milisi Houthi. Milisi Syi'ah Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, telah melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004 lalu.
Namun, aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014 lalu. Kelompok Houthi memapu mengalahkan kelompok milisi dan suku lainnya yang disokong Partai Sunni, Islah, selagi menerobos ke wilayah barat dan tengah negeri.
Puncaknya berlangsung bulan ini ketika mereka mampu menguasai Ibu Kota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman presiden Hadi, dan mengacaukan situasi keamanan di Sanaa. Pemberontak Houthi lalu menyampaikan serangkaian tuntutan, yang mencakup perluasan perwakilan Houthi di parlemen dan sejumlah institusi negara.
Sebagai gantinya, mereka akan menarik pasukan milisi dari Sanaa dan membebaskan tawanan. Namun, sejauh ini, mereka belum mematuhi kesepakatan tersebut.
Kemenangan milisi Syi'ah Houthi ini, pertama pemerintahan Yaman dibawah Abdullah Saleh dan Presiden Abdou Rrabbu, keduanya memerangi kelompok pejuang-pejuang Sunni, yang dituduh sebagai teroris, dan menggunakan senjata Amerika. Bahkan, Amerika terlibat langsung dalam memerangi kelompok pejuang Islam di Yaman.
Sementara itu, secara samar pemerintah Abdullah Saleh dan Abdu Rabbou sengaja membiarkan milisi Syiah Houthi menguasai Sanaa, dan memberikan dukungan militer, dan sebagaian besar militer Yaman membiarkan milisi Houthi menguasai Yaman dan kota-kota lainnya. Ini semua arahan dari Amerika Serikat. Saudi Arabia membiarkan Syiah mencaplok Yaman. Saudi lebih suka Yaman jatuh ke tangan Syiah, dibandingkan dengan kelompok fundamentalis Sunni, semacam al-Qaidah.
Itulah skenario yang terjadi di Yaman, dan ini akan berdampak bagi masa depan keamanan seluruhs Semenjang Arabia, dan seperti kartu domina, satu-satu negara Arab akan jatuh ke tangan Syi'ah. (dimas/dbs/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!