Selasa, 4 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Februari 2015 08:14 wib
11.929 views
Pertemuan Vladimir Putin dan Al-Sisi, Skenario Perang Global
CAIRO (voa-islam.com) - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan bersejarah di Mesir, di tengah-tengah kekacauan politik negeri Spinx itu. Putin tiba di Cairo disambut oleh Presiden Mesir al-Sisi, Senin, 8/2/2015.
Menurut para pejabat di Cairo, kunjungan Putin sangat bersejarah, di tengah menghadapi krisis yang hebat. Di mana pemerintahan menghadapi opoosisi dan kekerasan yang terus berlangsung tanpa henti. Putin tiba di Cairo, saat berlangsung huru-hara, kerusuhan para pendukung sepak bola, dan menewaskan lebih dari 40 orang.
Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Putin ke Mesir dalam satu decade, sejak revolusi yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak, tahun 2011. Mubarak pernah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin tahun 2005. Ini kunjungan Putin yang kedua kalinya, sejak perubahan politik di tahun 2011.
Al-Sisi ingin membuat keseimbangan dengan membangun hubungan dengan Rusia. Al-Sisi ingin mendapatkan dukungan dari Putin, sesudah ia mengambil alih kekuasaan di Mesir. Sisi ingin mendapatkan senjata dan bantuan ekonomi dari Rusia. Karena, nampaknya Amerika Serikat, terlalu ‘rewel’ dengan al-Sisi yang tangannya penuh dengan lumuran darah rakyatnya.
Rezim militer Mesir ingin membuat keseimbangan baru dengan Rusia, menghadapi perubahan politik di Timur Tengah, termasuk dengan mulai memudarnya aliansi politik dengan Arab Saudi, sejak meninggalnya Raja Abdullah yang digantikan oleh Raja Salman bin Abdul Aziz, dan kurang ramah dengan rezim al-Sisi.
Putin sekarang bukan tidak mempunyai masalah. Perang dengan Ukraina dan baikot oleh Eropa dan Amerika, membuat Rusia menjadi bangkrut dan pariah ekonomi. Konflik antara Rusia dengan Ukraina ini telah menjalar ke seluruh daratan Uni Eropa. Rusia sudah dipandang menjadi ancaman stabilitas bagi Eropa.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah memberikan sinyal akan membantu Ukraina dengan senjata. Dengan bantuan senjata dari Eropa dan Amerika kepada Ukraina, terbuka kemungkinan akan semakin memperbesar potensi perang terbuka ke seluruh daratan Eropa.
Al-Sisi yang sudah panik sejak ditinggalkan oleh Abdullah yang menjadi tulang punggung bagi ekonomi Mesir, sekarang mencoba mencari dukungan kepada Rusia, terutama dibidang militer guna menghadapi kelompok militantan di Sinai, dan sejumlah wilayah konflik lainnya.
Rusia memasuki wilayah konflik dan akan memperbesar konflik yang menuju perang yang lebih luas di Timur Tengah dan Eropa. Inilah resiko baru bagi Mesir dan Rusia.
Mesir menghadapi kekacauan politik dan menghancurkan ekonomi, sejak Mesir diambil alih oleh rezim militer di bawah Abdul Fattah al-Sisi. Sementara itu, Rusia mendorong perang global, dan dimulai dengan invasi militer ke Ukraina. Inilah skenario yang paling buruk bagi masa depan Timur Tengah dan Eropa yang menuju perang global.
(mashadi/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!