Kamis, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 9 April 2015 10:22 wib
10.021 views
Kematian Massal Pengungsi Palestina di Kamp Yarmouk
DAMASKUS (voa-islam.com) - Seminggu terakhir, pertempuran terus meningkat di Yarmouk. Yarmouk adalah kamp pengungsi Palestina di pinggiran kota Damaskus, dan hanya berjarak lima kilometer dari ibukota Damaskus.
ISIS melancarkan serangan terhadap kamp pada hari Rabu lalu, dan berhasil menguasai kamp itu, dan Yarmouk akan menjadi basis kekuatan ISIS menuju ke Damaskus. Di mana Yarmouk hanya berjarak lima kilometer dari Istana Presdien Bashar Al-Assad.
Keberhasilan ISIS menguasai kamp Yarmouk telah mengejutkan banyak fihak, khususnya pasukan Bashar al-Assad. Sebelumnya, ISIS menguasai bagian timur, utara Suriah, dan pegunungan Qalamoun tetangga Lebanon.
Namun kehadiran ISIS di pinggiran Damaskus tidak banyak diketahui sampai sekarang. Dalam hitungan hari, ISIS telah menguasai 90 persen dari kamp Yarmouk. Menghadapi situasi di Yarmouk ini, kemudian rezim Suriah dengan menggunakan bom barel dan serangan udara.
Sikap netralitas Palestina dan netralitas para pengungsi Palestina di kamp Yarmouk dianggap esensial dari menjelang awal pemberontakan terhadap Bashar Al-Assad. Di mana tahun berlangsung pembantaian di kamp Sabra dan Shatila pembantaian di Beirut tahun l982. Kemudian, pengusiran massal warga Palestina dari Kuwait selama Perang Teluk. Ini sangat menyakitkan bagi warga Palestina.
Namun, warga Paletina di kamp Yarmouk itu enggan diseret ke dalam kancah perang bersama dengan pasukan pejuang Islam yang ingin mengngulinkan Bashar al-Assad. Namu, rezim Suriah juga melakukan pengepungan yang menghancurkan kamp Yarmouk, dan membuat penduduknya semakin putus asa.
Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pertempuran baru-baru ini pecah antara ISIS dan kelompok Palestina Aknaf Beit Al-Maqdis.
Kamp Yarmouk sebelumnya telah jatuh di bawah kendali afiliasi Al-Qaeda Jabhat Al-Nusra, dan sebuah laporan dari saksi mata mengatakan para pejuang Palestina dan Jabhah al-Nusrah berjuang bersama ISIS dalam menghadapi Bashar al-Assad.
Mahmoud Al-Hanafi, Direktur Saksi, sebuah asosiasi independen yang bekerja untuk memperbaiki kehidupan pengungsi Palestina di Lebanon, berkomentar bahwa: "Kamp Yarmouk menjadi pusat konflik dan kedua belah pihak berusaha untuk menguasainya. .. . Yarmouk dianggap sebagai pintu gerbang ke Damaskus - itulah mengapa penting bagi semua pihak ".
Karena masalah akses, sulit untuk mengetahui rincian tentang apa yang terjadi di dalam kamp, katanya, tetapi kita tahu bahwa situasi di kamp Yarmouk sangat "mengerikan".
Nama "Yarmouk" pertama mencapai perhatian kita ketika fotografer lokal yang menyertai misi distribusi makanan ke kamp di Januari 2014, dan mengambil gambar yang pergi di kamp Yarmouk. Di mana gambar yang menunjukan kerumunan orang-orang putus asa tumpah keluar, di tengah bangunan yang sudah hancur, mereka menunggu distribusi makanan, dan telah menjadi lambang penderitaan warga sipil Suriah.
Pengiriman bahan makanan sangat kecil peluangnya, pengepungan terhadap Yarmouk oleh pasukan Suriah sangat melelahkan dan menghancurkan kehidupan mereka. Hampir tidak ada pengiriman bahan makanan sepanjang tahun 2014. Perlahan-lahan penduduk Palestina di Yarmouk menyusut menemui kematian.
Setidaknya 135 warga Palestina telah tewas sebagai akibat langsung dari pengepungan, yang sekarang berlangsung selama 640 hari. Banyak kematian waga akibat kelaparan. Seorang ulama Muslim terpaksa mengeluarkan fatwa yang memungkinkan orang untuk makan daging kucing, keledai dan anjing yang terjebak di kamp.
Kamp kini tanpa air berjalan selama 210 hari, dan tidak memiliki listrik selama 720 hari. Mahd, warga kamp Yarmouk, mengatakan kepada UNRWA bahwa: "Hal yang paling sulit adalah ketika anak-anak saya bangun di pagi hari, dan meminta susu dan roti, dan itu tidak tersedia, dan saya harus memberi mereka lobak atau sayuran, dan kadang-kadang itu tidak tersedia”, tukasnya liriih.
Ra'eda, warga lainnya, mengatakan: ".. Tidak ada kayu, kita membakar furnitur dan pakaian untuk tetap hangat. Orang-orang telah membakar kamar tidur mereka, kursi, ruang keluarga", tambahnya. Mereka membakar apa saja, ketika musim dingin tiba.
Situasi pemberian bantuan hanya telah memburuk dengan baru-baru ini akibat perang yang berkecamuk. "Sejak pertempuran pecah, tidak ada bantuan apapun telah mencapai kamp. Hal berada di luar putus asa," kata juru bicara UNRWA Chris Gunness. Bahkan sebelum pertempuran, pemberian bantuan itu "sangat tidak memadai", katanya.
"Apa yang kita hadapi adalah pembantaian orang tak berdosa, konflik melanda daerah-daerah sipil." Saat ini sangat membutuhkan untuk pembukaan koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil dapat meninggalkan Yarmouk.
Apakah ISIS akan memungkinkan prospek semacam itu? Tekanan internasional terhadap rezim Suriah untuk melindungi warga sipil. Ini berarti dapat memberikan keleluasaan menghadapi rezim Suriah, dan ini mencegah kehancuran total kamp oleh pasukan pemerintah.
Penduduk kamp telah berkurang dari 160.000 menjadi hanya 18.000. Para warga Palestina yang berada di kamp Yarmouk telah diaspsora (berpencar) di seluruh dunia dan sebagian besar membangun kembali kehidupan mereka di negara lain untuk setidaknya kedua kalinya. Mereka cukup beruntung di tengah keputus- asaan yang sekarang menyelimuti kamp Yarmouk. (dtta/mem/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!