Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 17 April 2015 16:11 wib
9.258 views
Yaman : Ramai-Ramai Meninggalkan Syi'ah Houthi dan Mendukung Hadi
SANAA (voa-islam.com) - Dikabrkan sekitar 4.000 tentara telah bergabung dengan pemerintah yang "sah" di bawah Presiden Yaman Abdrabbu Mansour Hadi, ungkap Komandan Brigade 135, yang berpusat di kota pesisir Hadhramaut, mengatakan kepada Al Arabiya News ', Kamis, 16/4/2015.
Letnan Yahya Abu Oja, yang memimpin brigade di Hadhramaut, yang terletak 794 kilometer dari ibu kota Sanaa, ia mengharapkan unit militer lain untuk bergabung pemerintah Hadi dan mengumumkan pembelotan dari mantan Presiden Ali "milisi Saleh", tukasnya.
Komandan Brigade 123 di timur provinsi Al-Mahrah juga mengumumkan kesetiaan kepada Hadi dan dukungannya untuk Operasi 'Decisive Strom' yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan pernyataan itu disiarkan oleh Hadarem Net, Kamis.
Sementara itu, Letnan Thabit Qassem Abdullah, yang memimpin Komandan pangkalan udara militer di Al-Mahra, juga menyatakan dukungan kepada Hadi.
Letnan Qassem mengatakan 'Decisive Storm' datang : "Menyelamatkan rakyat Yaman dan legitimasi konstitusional dari gang dan milisi Syi'ah yang merupakan penjahat", ungkap surat yang diterima oleh saluran berita Al Arabiya dan Al Hadath.
Sementara itu, bentrokan baru antara mililsi Syi'ah Houthi dan pasukan pro-Hadi, yiatu Brigade 35 di Taiz barat daya kota dekat pelabuhan Mocha terkenal di Laut Merah, dilaporankan telah jatuh korban di kedua belah pihak.
Sumber-sumber lokal mengatakan: "Bentrokan terjadi di sisi barat pasukan keamanan khusus kamp di kota" dan "puluhan militan dari Taiz pinggiran kota datang dengan kekuatan mereka untuk mendukung Brigade 135 dan perlawanan rakyat, bersumpah untuk mendukung pemerintahan Hadi yang memiliki legitimasi yang sah".
Saleh, yang memiliki loyalis di tentara Yaman, telah lama menggunakan Houthi, milisi Syiah, sebagai front politik melawan Hadi.
Wakil PresidenYaman, Khaled Bahah Rabu "berterima kasih" kepada Rusia setelah abstain saat pemungutan suara Dewan Keamanan PBB, dan mengambil mendukung embargo senjata terhadap para pemimpin Syi'ah Houthi di Yaman dan anak Abdullah Saleh, dan menerima proposal oleh enam negara Teluk Arab .
Bahah mengatakan tidak akan ada pembicaraan damai kecuali Syi'ah Houthi menerima gencatan senjata dan Hadi dapat kembali ke kota pelabuhan Aden, tegasnya.
Nampaknya, kelompok Syi'ah Houthi menghadapi kesulitan, menghadapi koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan ditambah dengan tokoh utamanya al-Shami telah tewas, akibat bom bunuh diri di Sanaa. Ini merupakan keberhasilan Arab Saudi menghadapi ancaman Syi'ah secara regional. Jika berhasil menghalangi Houtihi mencaplok Yaman. (mashadi/dtta/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!