DAMASKUS (voa-islam.com) - Perang di Suriah benar-benar malapetaka bagi rakyatnya. Kematian sudah lebih dari 500 ribu penduduk Suriah tewas. Belum mereka yang berada di penjara-penjara. Rezim Bashar al-Assad benar-benar menetapkan bumi hangus terhadap rakykatnya.
Sekarang lebih dari 4 juta penduduk Suriah telah meninggalkan negara itu lari dari perang atau konflik bersenjata yang terjadi di negara mereka, ungkap PBB. Jumlah ini mencapai seperenam dari seluruh penduduk negeri itu sebelum terjadinya konflik. Lonjakan terjadi pada jumlah orang yang melintasi perbatasan Turki hingga total satu juta orang hanya dalam sepuluh bulan.
Sementara itu lebih dari 7 juta harus meninggalkan tempat tinggal mereka sejak terjadinya konflik bulan Maret 2011. Kepala Badan PBB yang mengurusi pengungsi, Antonio Guterres, menyebutnya 'krisis kemanusiaan terburuk pada generasi kita', sebagai yang terbesar yang berasal dari satu konflik di satu negara dalam seperempat abad terakhir. Lebih dari 230.000 orang telah tewas akibat konflik ini, menurut para pegiat.
Drama Kemanusiaan
Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) menyatakan Turki saat ini menjadi tempat penampungan terbesar pengungsi Suriah -sebanyak 1,8 juta jiwa- dan dilaporkan sedang bersiap menghadapi gelombang masuk baru sesudah konflik meningkat di dekat perbatasan kedua negara.
Sebanyak 1,2 juta orang mengungsi ke Lebanon dan sebanyak 629.000 ke Yordania.
Banyak pula yang mencoba menggunakan perahu menyebrang ke Eropa. Sekitar sepertiga dari 137.000 pengungsi yang melintasi Laut Tengah pada semester pertama 2015 berasal dari Suriah.
Secara keseluruhan, sebanyak 270.000 orang Suriah mencari suaka di Eropa.
Guterres menyatakan kepada Reutersbahwa Eropa membutuhkan bantuan karena krisis yang memburuk ini. "Kami putus asa karena tak tahu apa yang harus dilakukan dengan lebih banyak lagi orang-orang sipil yang mempertaruhkan hidup mereka untuk datang kemari," katanya.
"Ini adalah drama kemanusiaan. Ini situasi yang buruk tapi menjadi sesuatu yang Eropa diminta untuk sepenuhnya menjalankan tanggung jawab mereka."
UNHCR menyatakan jika penduduk Suriah terus mengungsi dengan kecepatan konstan, maka diharapkan jumlah pengungsi di negara sekitar mereka akan mencapai 4,27 juta di akhir 2015.
Lembaga ini telah menerima kurang dari seperempat dari US$5,5 miliar (sekitar Rp73 triliun) yang mereka butuhkan untuk menolong pengungsi Suriah dan negara-negara yang menampung mereka.
Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Syiah Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad tidak ada bandingannya. Segala jenis senjata digunakan membunuh rakyatnya. Termasuk senjata kimia yang dilarang oleh PBB. Situasi di Suriah semakin memburuk dan rakyatnya hancur akibat perang. Bashar al-Assad hanya hidup di kota Damaskus, tanpa dapat pergi. (dita/dbs/voa-islam.com)