Rabu, 28 Rabiul Akhir 1446 H / 6 Mei 2020 11:50 wib
5.788 views
Bersama Hadapi Covid-19 dengan Perspektif Surat Al Ashri
Oleh:
HM. Albarr, Lc, M.HI
Sekretaris Umum MUI Kabupaten Musi Banyuasin
ASAL muasal munculnya Covid-19 sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia. China tercatat sebagai negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia. China melaporkan adanya penyakit baru ini pada 31 Desember 2019.
Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumoni yang penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Seiring perjalanan waktu, bagaikan hembusan angin, virus ini menyebar dengan cepat dan mudah hampir keseluruh Negara di dunia, termasuk Indonesia. Awalnya isu Corona ini cenderung ditanggapi santai oleh Pemerintah dan masyarakat Indonesia, terlihat dari candaan yang banyak dilontarkan terhadap virus Corona. Baru kemudian tersentak, setelah Presiden Jokowi mengumumkan dua pasien pertama positif virus Covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Penyebaran virus corona ini berlangsung begitu cepat tersebar keseluruh provinsi di Indonesia.
Karakter virus corona yang penyebarannya sangat mudah dan cepat memberikan dampak yang begitu dahsyat bagi sendi-sendi kehidupan manusia. Baik sosial, ekonomi, bahkan dalam pelaksanaan aktivitas keagamaan. Seluruh even-even besar dibatalkan, kegiatan belajar mengajar di sekolah di liburkan, banyak pekerja dirumahkan hingga pelaksanaan ibadah yang harus di alihkan dari masjid kerumah.
Bagaimana kita menyikapi kondisi demikian?
Sebagai seorang muslim kita telah diberikan oleh Allah Swt sebuah panduan dan pedoman yang sangat luar biasa lengkap dalam menghadapi problematika kehidupan di dunia ini terkhusus dalam kondisi pandemic virus corona. Pedoman itu adalah Al-Quran. Salah satu surat di dalam al-Quran yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menghadapi kondisi saat ini yaitu surat al-Ashri.
Imam Syafii menyebutkan, "kalau manusia seluruhnya berkenan merenungkan surat ini, sudahlah cukup baginya”. Syeikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin menjelaskan perkataan Imam Syafi’i bahwa surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka berpegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal shalih, berdakwah kepada Allah dan bersabar menjalani kehidupan.
Mengapa surat al-Ashr? Bagaimana penerapannya dalam menghadapi kondisi penyebaran virus corona ini? Tentu akan menimbulkan tanda tanya yang luar biasa bagi kita kaum muslim.
Menurut Ibnu Abbas dan jumhur surat ini tergolong surat Makkiyah. Surat ini tergolong surat terpendek hanya terdiri dari 3 ayat. Meskipun pendek, kandunganya ini amat mendalam, di dalamnya terdapat hakekat kehidupan umat manusia sebagaimana dikehendaki Islam. Surat ini menjelaskan kepada kita faktor-faktor yang membuat kita tetap istiqomah dan selamat dalam kondisi saat ini.
"Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran."
Ar-Razi menekankan pentingnya surat al-Ashr bahwa mencari selamat bukanlah untuk diri sendiri tetapi secara kolektif. Al-Ashr berarti masa yang di dalamnya berlangsung berbagai kegiatan manusia. Saat ini manusia sedang dalam suatu masa yang akan terkenang dalam sejarah kehidupan manusia, di mana mereka mengalami suatu kondisi yang sangat jauh berbeda dengan yang mereka alaminya sebelumnya, yaitu kondisi penyebaran virus corona.
Dalam menjalani masa ini, manusia ada yang beruntung atau selamat dan ada yang merugi atau tidak selamat. Dalam perspektif surat Al-Ashr ini ada empat prinsip yang dapat menjadikan kita tetap istiqomah dan selamat dalam menghadapi kondisi saat ini .
Pertama, Iman. Iman adalah pondasi dasar kita dalam menyikapi setiap peristiwa yang terjadi di dunia.Setiap sikap yang lahir adalah sikap yang berdasarkan bimbingan ilahiah. Orang yang beriman meyakini bahwa setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini termasuk wabah virus corona pasti atas izin Allah Swt atau atas perintahNya. Maka orang yang beriman akan menerima kondisi ini dengan keimanan dan kesabaran serta diimbangi dengan rasa optimis bahwa ada hikmah yang besar dibalik terjadinya wabah ini.
Orang yang beriman pandai mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang terjadi pada dirinya, sehingga terus memotivasi untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Swt. Orang beriman yakin jika Allah berkehendak, maka wabah ini akan segera hilang dari muka bumi ini. Dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.
Prinsip keimanan ini menjadikan kita tetap tenang dalam menghadapi penyebaraan wabah covid 19 ini dengan tetap berhati-hati dan waspada dalam interaksi kita dengan sesama.
Kedua, amal sholih. KRH.Hadjid menjelaskan amal sholih adalah amal yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan bagi semua manusia. Dalam penanganan pencegahan penyebaran covid 19 amal shalih sangat diperlukan agar proses ini dapat berjalan dengan baik. Kesalehan personal sangatlah membantu menghambat penyebaran covid 19, seperti dengan mematuhi himbauan pemerintah dengan berdiam diri di rumah, menggunakan masker ketika keluar rumah, tidak mudik saat lebaran dan lain sebagainya. Itu semua merupakan amal shalih dalam artian mendatangkan kebaikan bagi dirinya dan orang lain.
Amal shalih lainnya adalah dalam bentuk gerakan filantropi. Gerakan ini sangat diperlukan, karena banyak saudara-saudara kita yang terdampak secara ekonomi dari penyebaran virus ini. Ada di antara mereka yang penghasilannya menurun bahkan ada yang terpaksa dirumahkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Ini menjadi bagian tanggung jawab sosial kita untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Selain itu, amal shalih juga perlu di wujudkan dalam bentuk memberikan support kepada korban covid 19 dan juga paramedis yang berjuang memberikan perawatan kepada mereka. Baik support dalam bentuk moril atau materiil, agar mereka tetap sabar dan bersemangat menjalankan amanah ini.
Ketiga, nasehat (pesan) tentang Kebenaran. Nasehat atau pesanyang bermuatan edukasi tentang penyebaran covid 19 ini sangat penting untuk disampaikan secara benar dan faktual kepada masyarakat. Seperti informasi yang benarter kait covid 19 sehingga tidak terperangkap dalam berita hoax atau menyesatkan, bagaimana mengurangi resiko penularan covid 19 dan apa saja yang perludi lakukan bila ada yang terinfeksi covid 19. Bila nasehat dan edukasi di lakukan dengan baik dan benar penyebaran covid-19 dapat dikendalikan.
Keempat, nasehat tentang kesabaran. Kesabaran adalah kuat hati ketika menderita kesusahan atau kesulitan. Segala kesulitan selalu dihadapi dengan kuat dan tahan, ulet, gigih, tanpa berkeluh kesah yang berlebihan. Keteguhan iman kepada Allah Swt adalah modal pokok kesabaran. Allah Swt memerintahkan kita agar menjadi kan sabar dan shalat sebagai senjata menghadapi problema kehidupan tak terkecuali dalam menghadapi penyebaran covid 19 ini. Sabar menjadi kunci utama dalam pencegahan penyebaran wabah ini.
Contohnya, bila di antara masyarakat ada yang tidak bersabar mengikuti himbauan pemerintah, seperti larangan mudik, akhirnya dia memaksakan diri pulang, sedangkan ia sendiri mungkin sudah terinfeksi covid 19, maka yang terjadi adalah penyebaran di daerah terutama terhadap keluarganya sendiri. Hal ini sangat merugikan bagi proses pencegahan penyebaran wabah ini.
Keempat prinsip Al-Ashr di atas, yaitu iman, amal sholih, saling menasehati baik tentang kebenaran atau pun kesabaran merupakan kunci utama dalam membangun kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi wabah ini. Tidak boleh ada yang egois dengan kepentingannya sendiri. Wabah ini akan berakhir bila dihadapi secara bersama, maka benarlah slogan #bersamamelawancorona. Semoga Allah Swt segera mengangkat wabah ini dari negeri yang kita cintai ini.*
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!