Sabtu, 14 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Juni 2015 21:35 wib
7.261 views
Bocoran Wikileaks: Putra Syaikh Usamah Bin Ladin Minta AS Keluarkan Sertifikat Kematian Ayahnya
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Salah seorang putra pemimpin Al-Qaidah Syaikh Usamah bin Ladin telah meminta Amerika Serikat untuk mengeluarkan sertifikat kematian bagi ayahnya setelah US Navy SEAL membunuhnya, kata sebuah surat yang dirilis oleh WikiLeaks Kamis (18/6/2015).
Surat itu, yang menyatakan itu adalah dari kedutaan besar AS di Riyadh, adalah di antara sekitar 70.000 dokumen yang dijuluki "Kabel Saudi" yang diterbitkan website whistleblower.
Surat-surat itu adalah bagian di antara lebih dari setengah juta kabel dan dokumen lainnya dari kementerian luar negeri Saudi dan lembaga lain di kerajaan tersebut yang WikiLeaks mengatakan akan mereka rilis selama beberapa pekan mendatang.
Surat itu ditandatangani oleh Glen Keiser, Konsul Jenderal AS di Riyadh dan ditujukan kepada salah satu putra Syaikh Usamah, Abdullah bin Usamah Bin Ladin pada tanggal 9 September 2011 sekitar empat bulan setelah serangan AS membunuh ayahnya di Pakistan setelah perburuan selama satu dekade.
"Saya telah menerima permintaan Anda untuk sertifikat kematian ayahmu, Usamah bin Ladin," tulis Keiser seperti dilansir AFP.
Meski demikian, para ahli hukum di Departemen Luar Negeri menyatakan bahwa tidak ada dokumen semacam itu yang dikeluarkan, katanya.
"Hal ini sesuai dengan praktek biasa bagi para individu yang tewas dalam perjalanan operasi militer."
Sebaliknya, Keiser memberikan Abdullah bin Ladin dengan catatan pengadilan AS di mana para pejabat menegaskan kematian ayahnya dan, sebagai hasilnya, membuang kasus pidana terhadap dirinya.
"Saya berharap bahwa dokumen-dokumen pemerintah AS ini mebantu untuk Anda dan keluarga Anda," kata Keiser.
Abdullah bin Usama bin Mohammed bin Awad bin Laden, 39, adalah putra Syaikh Usamah bin Ladin dan istri pertamanya Najwa Ghanem.
Abdullah bin Ladin, yang merupakan putra tertua dari 24 anak-anak Syaikh Usamah, menjalankan perusahaannya sendiri, Fame Advertising, di Jeddah. Ia diawasi secara ketat oleh pemerintah Saudi, yang telah membatasi perjalanannya dari Kerajaan itu sejak tahun 1996. (st/AFP,wiki)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!