TUNIS (voa-islam.com) - Perdana Menteri Tunisia akan menutup sedikitnya 80 masjid yang dituduh menghasut jamaah melakukan aksi kekerasan terkait dengan peristiwa penembakan di kawasan wisata Sousse.
Berbicara dalam jumpa pers di ibu kota Tunisia, Tunis, Perdana Mennteri Tunisia Habib Essid mengklaim ada masjid-masjid tertentu yang menyebarkan bisa beracun sehingga tempat-tempat ibadah itu bakal ditutup oleh Kementerian Dalam Negeri dalam waktu sepekan.
“Sejumlah masjid terus menyebarkan propaganda dan bisa mereka untuk mempromosikan terorisme,” kata Essid.
Meski demikian, Essid tidak menyebut secara spesifik masjid mana yang akan ditutup dan apa saja kriteria yang dilanggar sehingga penutupan dilakukan. Selain menutup masjid, Essid berikrar untuk bertindak terhadap partai-partai dan kelompok-kelompok yang beraksi di luar konstitusi. Essid tidak menepis tindakan yang bakal dia lakukan mencakup penutupan.
Soal peristiwa penembakan di kawasan wisata Sousse, Essid mengatakan jumlah korban terbanyak berasal dari Inggris. Namun, dia tidak menyebut secara pasti jumlahnya. Hingga saat ini korban tews akibat serangan penembakan di Souse mencapai 39 orang Sebagian besar di antara mereka ialah turis asing dari Jerman, Belgia, Irlandia, dan Inggris.
Mereka tengah berwisata di pantai pada Jumat (26/06) tatkala seorang pria bersenapan serbu Kalashnikov tiba-tiba melepaskan tembakan. Kelompok milisi ISIS mengklaim mereka berada di balik serangan tersebut dan mengatakan pelaku yang bernama Abu Yahya al-Qayrawani ialah anggota mereka.
Peristiwa berdarah itu berjarak tiga bulan setelah aksi penembakan sesrupa terjadi di Museum Bardo di Tunis. Saat itu, sekelompok orang menembaki pengunjung museum sehingga 23 orang, termasuk 20 wisatawan asing dari Jepang, Kolombia, Inggris dan sejumlah negara Eropa lainnya terbunuh.
Masyarakat begitu terpukul atas kejadian penembakan di negara mereka. Peristiwa itu semakin memperparah hubungan , dua kekuatan politik Tunisia, yakni Partai Islam Ennahda dan Partai Sekuler Nidaa Tounes, tidak bisa berbuat banyak untuk menggalang dukungan memerangi kekerasan. Aksi kekerasan berlangsung juga di Libya, di mana para pejuang ISIS berhasil mengambil alih Sirte. (dita/aby/voa-islam.com