Selasa, 16 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Oktober 2015 20:45 wib
8.716 views
Pasukan Koalisi dan Loyalis Hadi Rebut Sebagian Besar Kota Taiz dari Pemberontak Syi'ah Houtsi
TAIZ, YAMAN (voa-islam.com) - Pasukan anggota koalisi pimpinan Arab Saudi yang menargetkan pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutu mereka di Yaman, dibantu oleh pasukan pro-pemerintah, semakin dekat untuk merebut kembali istana presiden di barat daya kota Taiz, menurut sumber-sumber.
Bagian dari kota strategis Taiz, yang terletak 176 kilometer barat laut dari kota pelabuhan selatan Aden dimana pemerintah Yaman kini bermarkas, telah berada di bawah kendali pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutu mereka selama berbulan-bulan.
Namun, sumber dari Perlawanan Rakyat, sebuah koalisi pasukan relawan yang setia kepada pemerintah dan Presiden Abdu Rabbu Mansur Hadi, mengatakan kepada Asharq Al-Awsat pada hari Ahad (25/10/2015) bahwa pasukan gabungan, yang terdiri Perlawanan Rakyat dan pasukan anggota koalisi yang dipimpin Arab Saudi, telah membuat kemajuan dalam merebut kembali sebagian besar kota.
Mereka mengatakan sejumlah besar pasukan pemberontak Syi'ah Houtsi dan mereka yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh-yang bersama dengan Iran telah membantu kudeta Houtsi di Yaman-dalam beberapa hari terakhir kabur dari situs istana presiden di kota, yang telah selama berbulan-bulan berada di bawah kontrol Syi'ah Houtsi.
Mereka mengatakan "pertempuran sengit" telah berlangsung selama berhari-hari di sekitar istana dan markas terdekat dari pasukan keamanan negara, di mana pemberontak Syi'ah Houtsi telah berkemah.
Aktivis lokal Fuad Al-Mussalami mengatakan kepada Asharq Al-Awsat pemberontak Syi'ah Houtsi telah "sembarangan menargetkan daerah-daerah sipil di kota itu dengan berbagai persenjataan berat dan menengah," menambahkan bahwa banyak warga sipil telah tewas dalam serangan ini.
Human Rights Watch (HRW) dan LSM lain yang beroperasi di Yaman mengatakan pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu menargetkan warga sipil di daerah-daerah lain di negeri ini. HRW mengatakan komandan dan pemimpin Syi'ah Houtsi bisa menghadapi pengadilan kejahatan perang atas aksi Houtsi di Yaman.
Koalisi yang dipimpin Saudi, yang juga termasuk pasukan dari UEA, Qatar, Mesir, dan Bahrain, mulai kampanye di negara itu pada bulan Maret menyusul permintaan dari Presiden Hadi.
Dia melarikan diri Yaman awal bulan itu setelah ditempatkan di bawah tahanan rumah oleh kelompok pemberontak Syi'ah Houtsi. Para anggota pemerintahan, termasuk Perdana Menteri dan Wakil Presiden Khaled Bahah, juga ditangkap oleh Houtsi menyusul kudeta kelompok itu pada bulan Februari.
Ini diikuti pendudukan dari Sana'a oleh Syi'ah Houtsi pada bulan September 2014 ketika kelompok itu, dibantu oleh loyalis Saleh di pasukan tentara dan keamanan, mengambil alih pemerintah, media, serta bangunan-bangunan militer dan fasilitas lain di kota itu, dan kemudian menyebar ke seluruh negeri berpenduduk mayoritas Sunni tersebut.
Kampanye yang dipimpin Saudi, didukung oleh dukungan darat dari loyalis Hadi, telah membuat kemajuan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan sebagian besar wilayah selatan negara itu, termasuk Aden dan selat strategis Bab El-Mandeb sekarang kembali di bawah kontrol pemerintah .
Bulan lalu kabinet pemerintah dan Hadi kembali ke Aden di mana mereka sekarang telah memindahkan pusat pemerintahan ke kota itu menyusul masih didudukinya Sana'a oleh pemberontak Syi'ah Houtsi.
Pasukan Gabungan sekarang menargetkan wilayah utara negara itu termasuk ibukota dan kubu pemberontak Syi'ah Houtsi, provinsi Sa'ada. (st/aa)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!