Jum'at, 15 Jumadil Awwal 1446 H / 27 November 2015 20:30 wib
4.430 views
Bomber Bus Tunisia Kemungkinan Mantan Anggota Pengawal Presiden
TUNIS, TUNISIA (voa-islam.com) - Para penyidik di Tunisia masih berjuang untuk mengidentifikasi jenazah terakhir dari serangan berdarah hari Selasa di ibukota, Midleeasteye melaporkan hari Jum'at (27/11/2015), dengan otoritas mengatakan mereka percaya orang itu yang menjadi pembom jibaku tetapi ketidakpastian mengenai kewarganegaraan dan linknya.
Tiga belas orang, termasuk pelaku bom, tewas sementara 20 orang juga terluka dalam ledakan itu, termasuk empat warga sipil.
Terduga pembom jibaku yang kini diketahui telah memiliki ransel berisi dengan 10kg TNT diatas sebuah bus yang dipenuhi dengan anggota pasukan penjaga keamanan presiden Tunisia pada Selasa malam.
Serangan itu kemudian diakui oleh Daulah Islam (IS), yang menyebut bomber itu sebagai Abu Abdullah al-Tunisi, menyiratkan bahwa ia mungkin telah warga Tunisia.
Dua belas korban telah teridentifikasi oleh sidik jari mereka - namun, jenazah ke-13 ditemukan tanpa jari, layanan keamanan Tunisia mengumumkan pada hari Rabu.
Kepala serikat pengawal presiden, Hisham al-Gharbi, mengatakan kepada stasiun Radio Nasional Tunisia pada Rabu bahwa penyerang adalah mantan anggota pengawal presiden yang dipecat setelah ia ditemukan memiliki hubungan dengan organisasi jihad.
Setelah pengeboman, Perdana Menteri Habib Essid memberlakukan keadaan darurat dan jam malam di ibukota.
Serangan Selasa adalah serangan besar ketiga yang menghantam Tunisia pada tahun 2015 - keduanya serangan sebelumnya terutama telah menargetkan industri pariwisata yang menguntungkan Tunisia.
Pada bulan Maret, tiga orang menyerang Museum Nasional Bardo di pusat Tunis, menewaskan 22 orang, sedangkan pada bulan Juni seorang pria bersenjata tunggal menewaskan 38 orang, 30 dari mereka wisatawan Inggris, di sebuah resor wisata dekat Sousse.
Pada hari Rabu, setelah serangan korban massal ketiga tahun ini, pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka akan menutup perbatasan negara itu dengan Libya selama 15 hari.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahan peledak yang digunakan dalam pemboman bus adalah sama dengan bahan yang digunakan untuk membuat sabuk jibaku yang disita tahun lalu setelah diselundupkan melintasi perbatasan dari Libya. (st/mee)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!