Jum'at, 5 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Maret 2016 07:30 wib
11.938 views
AS Masukkan Amir Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Abu Wardah Santoso dalam Daftar Teroris Global
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Departemen Luar Negeri AS menambahkan amir dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang terkait Islamic State ke dalam daftar teroris global yang ditunjuk khusus, The Long War Journal melaporkan hari Selasa (22/3/2016).
Abu Wardah Santoso, pemimpin MIT, diduga telah bersumpah setia kepada Islamic State pada 2014. Kelompoknya sebelumnya dimasukkan oleh AS sebagai kelompok teroris tahun lalu.
Santoso, yang nom de guerre-nya adalah Abu Wardah Santoso AS Syarqi Al Indunisi, telah sering muncul dalam propaganda MIT di masa lalu. Dia telah meminta warga Indonesia untuk menyerang Detasemen Khusus 88 (Densus 88).
"MIT, di bawah kepemimpinan Santoso, telah bertanggung jawab untuk sejumlah pembunuhan dan penculikan di Indonesia selama beberapa tahun terakhir," penunjukkan Depertemen Luar Negeri AS menyatakan. "Pada bulan Agustus 2012, MIT menewaskan dua polisi; pada September 2012, mereka melakukan serangan bom terhadap sebuah kantor polisi Indonesia; pada bulan November 2012, bertanggung jawab atas penembakan seorang kepala polisi Indonesia; dan pada Desember 2012, mereka membak empat personel Brigade Mobil (BRIMOB) Polisi Republik Indonesia (POLRI)."
Yang tidak tercantum dalam penunjukan Depertemen Luar Negeri adalah serangan bom jibaku bulan Juni 2013 yang menargetkan markas polisi di Poso. Pelaku bom jibaku adalah satu-satunya korban tewas dalam serangan itu. MIT menyatakan bertanggung jawab untuk pemboman tersebut dalam pernyataan yang dirilis pada Oktober 2013, dan memperingatkan serangan lebih lanjut jika pemerintah Indonesia tidak memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan Australia.
"Kami memberitahu Anda bahwa Anda tidak akan aman sampai Anda menghentikan hubungan diplomatik dengan Amerika, Australia dan negara-negara lain yang mengambil bagian dalam pembantaian terhadap umat Islam di seluruh dunia, di Afghanistan, Irak, Suriah, Burma, Palestina, dan di tempat lain; dan sampai Anda melepaskan para mujahidin kami dan saudara-saudara Muslim di negara ini yang Anda sebut teroris," terbaca pernyataan tersebut, yang diterjemahkan oleh SITE Intelijen Group.
Santoso juga meminta warga Indonesia untuk menolak Detasemen Khusus 88, yang ia katakan "telah membantai orang tua dan membunuh anak-anak Anda."
Ia mengataan Densus 88 menjadi alat dari Amerika Serikat dan Australia. Densus 88 telah menangkap dan membunuh banyak mujahidin Indonesia sejak dibentuk pada bulan Juni 2003.
"Mereka [Densus 88] membela Australia dan Amerika," Santoso melanjutkan, menurut SITE Intelligence Group. "Mereka adalah para prajurit yang disusupi oleh Australia dan Amerika Serikat untuk mengacaukan sistem yang ada di Indonesia, terutama untuk membasmi ummat Islam [masyarakat] di Indonesia dengan cara apapun yang mungkin, baik dengan membunuh mereka, atau memberikan uang kepada orang-orang yang akan masuk Kristen, atau ingin mematuhi hukum yang tidak berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. "
Santoso bersumpah setia kepada Syaikh Abu Bakar al Baghdadi pada tanggal 1 Juli 2014, hanya beberapa hari setelah Al-Baghdadi mengumumkan pembentukan Islamic State dan ditunjuk sebagai khalifahnya.
AS mendaftarkan MIT sebagai entitas teroris pada bulan September 2015. "MIT telah menjadi semakin berani dalam serangan terhadap pasukan keamanan, yang meliputi penggunaan bahan peledak dan penembakan," Deplu AS menyatakan dalam penunjukannya. (st/tlwj)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!