Selasa, 10 Syawwal 1445 H / 19 Januari 2021 20:45 wib
2.587 views
Hillary Clinton dan Nancy Pelosi Serukan Penyelidikan Atas Peran Putin Dalam Penyerbuan Capitol AS
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Tokoh Demokrat Hillary Clinton dan Nancy Pelosi telah menyerukan penyelidikan atas peran Presiden Rusia Vladimir Putin - nyata atau sepenuhnya dibayangkan - dalam kerusuhan Capitol, berteori bahwa ia mungkin secara pribadi memerintahkan kerusuhan tersebut.
Ketua DPR AS itu duduk dengan kandidat presiden 2016 yang gagal untuk wawancara di podcast Clinton, 'You and Me Both,' pada hari Senin (18/1/2021), di mana mereka membahas kekacauan di Washington, DC awal bulan ini. Pada satu titik selama percakapan, Clinton berpendapat bahwa Presiden Donald Trump "memiliki agenda lain" - meskipun dengan cepat menambahkan bahwa "Saya rasa kita belum tahu" apa itu - bertanya-tanya dengan lantang tentang "siapa yang menarik perhatiannya."
“Saya ingin melihat catatan teleponnya untuk melihat apakah dia berbicara dengan Putin pada hari pemberontak menyerbu Capitol,” kata Clinton, bertanya kepada Pelosi: “Apakah menurut Anda kami memerlukan komisi tipe 9/11 untuk menyelidiki dan melaporkan semuanya? mereka dapat bekerja sama dan menjelaskan apa yang terjadi? "
Pelosi menjawab dengan tegas, mengatakan bahwa ketika sampai ke Trump, "semua jalan menuju Putin."
“Saya tidak tahu apa yang Putin miliki terhadapnya secara politik, finansial atau pribadi, tetapi apa yang terjadi minggu lalu adalah hadiah untuk Putin. Karena Putin ingin merusak demokrasi di negara kita dan di seluruh dunia, ”tambah Pelosi dengan percaya diri, meski tidak jelas detailnya.
"Orang-orang ini, tanpa sepengetahuan mereka, mereka adalah boneka Putin. Mereka melakukan bisnis Putin ketika mereka [menyerbu Capitol], atas hasutan pemberontakan oleh presiden Amerika Serikat. Jadi ya, kita harus memiliki komisi 9/11, dan ada dukungan kuat di Kongres untuk melakukan itu.
Pernyataan tersebut, yang sepenuhnya lepas dari bukti, segera memicu gelombang ejekan online, dengan jurnalis Aaron Mate melabeli Clinton dan teori kreatif Pelosi sebagai "BlueAnon" - mungkin teori konspirasi eksentrik QAnon versi Partai Demokrat yang populer di antara banyak konservatif. Dia juga bertanya mengapa lebih dari dua tahun penyelidikan atas dugaan hubungan Trump dengan Rusia "tidak cukup," karena mereka tidak menemukan bukti untuk konspirasi semacam itu.
"Orang-orang ini adalah yang * terakhir * dengan pendirian moral apa pun untuk mengoceh tentang teori konspirasi & disinformasi," tulis jurnalis Glenn Greenwald, menambahkan:
"Ingatkah ketika Mueller menghabiskan 18 bulan dan jutaan dolar dipersenjatai dengan tim jaksa dan kuasa panggilan pengadilan, lalu menutup penyelidikannya setelah menangkap * nol * orang Amerika karena berkonspirasi dengan Rusia? Ayo lakukan lagi!
Yang lain mempertimbangkan untuk bertanya apakah kebijakan Twitter yang menentang teori konspirasi dan "disinformasi berbahaya" - yang diberlakukan dengan keras untuk komunitas QAnon - akan berlaku untuk renungan tak berdasar Clinton dan Pelosi, bercanda bahwa mereka cenderung "menyebarkan perselisihan" di kancah politik AS.
Sejalan dengan dugaan konspirasi Pelosi dan Clinton, mantan kekasih perusuh Capitol muncul minggu lalu dengan menuduh laptop ketua DPR dicuri dari kantornya sehingga dapat dijual ke intelijen Rusia. Meskipun kesepakatan yang dituduhkan itu dikatakan tidak menguntungkan dan tidak pernah terjadi, FBI mengatakan belum dapat memastikan apakah cerita itu masuk akal.
Meskipun tidak ada bukti keterlibatan pemerintah asing dalam kerusuhan Capitol yang belum terungkap, namun FBI telah meluncurkan penyelidikan terhadap kemungkinan tersebut, memeriksa secara khusus serangkaian pembayaran yang setara dengan lebih dari $ 500.000 dalam bitcoin yang ditujukan untuk tokoh-tokoh kunci yang terlibat dalam mengorganisir protes tersebut dan diduga dikirim oleh seorang warga negara Prancis yang telah bunuh diri. (RT)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
