Senin, 22 Syawwal 1446 H / 21 April 2025 15:45 wib
537 views
Militer Israel Kerahkan Tentara Kurang Terlatih ke Gaza di tengah Kekurangan Pasukan
TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Militer Israel telah mengerahkan tentara yang kurang terlatih dari brigade elit Golani dan Givati ke Jalur Gaza di tengah kekurangan pasukan yang kritis, penyiar publik Israel KAN melaporkan pada hari Ahad (20/04/2025).
Para rekrutan telah dikirim ke medan perang sejak Desember lalu, katanya.
Langkah tersebut mencerminkan meningkatnya tekanan pada militer Israel, yang telah mengakui kekurangan pasukan yang signifikan.
Pekan lalu, harian Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Eyal Zamir telah memberi tahu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Kabinetnya bahwa kemampuan angkatan darat untuk mencapai tujuan kepemimpinan politik di Gaza dapat terhambat oleh berkurangnya jumlah tentara.
Angkatan darat telah berjuang dengan kurangnya tentara reguler selama beberapa bulan terakhir, diperburuk oleh pengecualian orang Yahudi ultra-Ortodoks (Haredim) dari wajib militer dan tingkat keluar 30% hingga 40% di antara para prajurit cadangan, dengan alasan kelelahan akibat perang yang berkepanjangan, menurut media lokal.
Kekurangan tersebut dapat memburuk di tengah semakin banyaknya petisi yang ditandatangani oleh warga Israel, termasuk tentara aktif dan mantan tentara, yang menuntut pembebasan sandera, bahkan jika itu mengharuskan penghentian perang Gaza.
Lebih dari 140.000 warga Israel telah menandatangani petisi yang menyerukan gencatan senjata dengan imbalan sandera. Di antara petisi tersebut, 21 petisi masing-masing telah ditandatangani oleh lebih dari 10.000 tentara cadangan aktif dan mantan tentara cadangan.
Israel memperkirakan bahwa 59 warganya masih ditawan di Gaza, termasuk 24 orang yang diyakini masih hidup, sementara negara itu menahan lebih dari 9.900 warga Palestina di penjara-penjaranya, di mana laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis telah menyebabkan banyak kematian, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina dan Israel.
Netanyahu dan para menterinya telah mengancam akan memecat para penandatangan, menyebut kampanye-kampanye itu sebagai "pemberontakan" dan "pembangkangan" yang "memperkuat musuh selama masa perang."
Lebih dari 51.200 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pada November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut. (AA/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!