Kamis, 13 Jumadil Akhir 1447 H / 4 Desember 2025 21:48 wib
278 views
Al-Qassam Habisi Pengkhianat Yasser Abu Shahab dalam Penyergapan di Gaza
GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Media berbahasa Ibrani mengungkap, pada Kamis (4/11/2025) siang, bahwa Yasser Abu Shabab, pemimpin milisi yang bekerja sama dengan Zionis Israel di Jalur Gaza untuk melawan Hamas dan menjarah bantuan kemanusiaan, tewas dalam sebuah penyergapan yang dilakukan oleh para pejuang Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam "Hamas".
Dorron Kadosh, koresponden militer Radio Tentara Israel, mengatakan bahwa pemimpin milisi bersenjata di wilayah timur Rafah, Yasser Abu Shabab—yang dalam beberapa bulan terakhir bekerja sama dengan Israel—telah dilikuidasi oleh unsur-unsur Hamas, bukan akibat pertikaian keluarga.
Situs Ibrani Hadshot Lo Tizunzora berkomentar bahwa tampaknya Yasser Abu Shabab dan Ghassan Al-Dahini telah terperangkap dalam sebuah penyergapan yang dipasang oleh Hamas.
Sementara itu, Channel Kan (saluran publik Israel) menyebutkan bahwa sekelompok agen tewas bersama Abu Shabab.
Channel 14 Israel menambahkan bahwa kematian Yasser Abu Shabab membuktikan bahwa “Israel tidak dapat mengandalkan para tentara bayaran.”
Abu Shabab menjadi sosok yang terkenal selama perang genosida Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza, karena kelompoknya yang disebut Pasukan Populer mencuri bantuan kemanusiaan yang diizinkan otoritas Israel masuk ke wilayah pesisir tersebut.
Pejabat Israel kemudian mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan kelompok-kelompok bersenjata di Gaza, termasuk kelompok yang dipimpin Abu Shabab, untuk membentuk kekuatan lokal anti-Hamas.
Abu Shabab dan kelompoknya dikenal “kejam” di Gaza karena dugaan keterlibatan dalam penculikan, pembunuhan warga sipil serta perdagangan narkoba dan penjarahan bantuan.
Mereka “secara sengaja menghalangi masuknya truk bantuan ke wilayah utara Gaza, tempat keluarga-keluarga pengungsi dibiarkan menghadapi kelaparan dan penyebaran busung lapar,” tambah Mahmoud.
“Militer Israel dan pejabat Israel membingkainya sebagai seseorang yang menjadi bagian dari upaya untuk memberikan penyeimbang terhadap Hamas.”
Pada Kamis, sebuah pasukan keamanan di Gaza yang berafiliasi dengan Hamas, Radaa, mengunggah foto Abu Shabab di Telegram dengan keterangan: “Seperti yang kami bilang, ‘Israel tidak akan melindungimu.’”
Pada Juli, sebuah pengadilan yang terkait Hamas di Gaza memberi Abu Shabab waktu 10 hari untuk menyerahkan diri menghadapi tuduhan pengkhianatan, bekerja sama dengan entitas musuh, membentuk geng bersenjata, dan pemberontakan bersenjata.
Pemimpin geng itu sebelumnya dilaporkan pernah dipenjara oleh Hamas atas kasus narkoba.
Para pakar mengatakan kemunculan Abu Shabab mencerminkan kebijakan lama Israel dalam mendukung kelompok-kelompok bersenjata Palestina untuk menciptakan perpecahan internal dan merusak gerakan politik serta perlawanan.
Penjarahan bantuan di Jalur Gaza terjadi saat Israel memberlakukan blokade terhadap wilayah tersebut, memicu krisis kemanusiaan dan kelaparan di berbagai daerah.
Lebih dari 70.100 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel di Gaza yang dimulai pada Oktober 2023. (SHB/Aje/Ab)
%MCEPASTEBIN%
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!