Senin, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 28 Juli 2014 05:21 wib
36.577 views
Catatan Progress 98: Dilema Jokowi Pasca Pilpres, Mau Ke Istana Atau Penjara?
KOLOM OPINI
Sahabat Voa-islam,
Usai KPU mengumumkan kemenangan Jokowi - JK, spontan mayoritas rakyat di seluruh tanah air dan bahkan kalangan dunia internasional menyambutnya dengan mencibir: "Selamat datang Capres Boneka hasil pemilu curang..."
Reaksi negatif yang ditunjukan oleh publik, membuat kubu Jokowi terpaksa putar otak untuk menyebarkan berbagai opini dan isu. Rupa cara pun dibuat demi meyakinkan bahwa Jokowi yang terkenal sebagai sang pembohong bukan Capres Boneka tapi presiden pilihan rakyat.
Sebagai mana diketahui bahwa fakta menunjukan Jokowi telah dua kali dikukuhkan sebagai pemenang pemilu. Yakni, pertama tanggal 9 Juli di mana ia dinobatkan menjadi presiden hasil tekayasa lembaga survey berbayar melalui quick qount abal-abal. Dan kedua adalah Jokowi dipaksakan menang oleh manipulasi keputusan KPU yang ilegal dan penuh kecurangan.
Kini publik menanti keputusan final dari Mahkamah Konstitusi, apakah Capres Boneka yang disupport oleh jaringan konglomerat asing dan aseng itu akan melenggang mulus tanpa hambatan ke tampuk kekuasaan...?
Menurut saya, Jokowi telah terjebak dalam "kubangan halusinasi" di perhelatan pemilihan presiden. Ia benar-benar Capres Boneka yang mengusung hayalan akan tampil memimpin negeri ini. Sebuah ambisi semu yang tiba-tiba muncul dengan aneka kebohongan berkedok pencitraan sebagai modal untuk mengais untung di jalur haram.
Saya ingin mempertegas, sangatlah mustahil mayoritas rakyat di negeri ini akan membiarkan Jokowi yang kian kentara di dukung oleh jaringan hitam di belakangnya akan dilantik sebagai presiden. Justru yang terjadi adalah perlawanan rakyat berupa desakan untuk menyeretnya ke penjara.
Hambatan serius bagi Jokowi masuk Istana disebabkan oleh beberapa kasus yang kini melilitnya. Diantaranya, skandal korupsi pengadaan bus karatan Trans Jakarta senilai 1,7 trilian rupiah yang tengah menantinya di Kejaksaan Agung. Kasus tiga rekening gratifikasi yang diadukan oleh Progres 98 ke KPK. Kasus korupsi proyek kartu pintar senilai lebih dari 12 milar rupiah saat dirinya menjabat selaku Walikota Solo. Dan terakhir adalah kasus rekening gendut milik Jokowi dan istrinya di berbagai bank asing senilai US$ 8 juta yang telah dilaporkan oleh Progres 98 ke KPK tanggal 22 Juli 2014.
Kasus-kasus tersebut merupakan bukti betapa Capres Boneka yang selama ini digembar-gemborkan bersih, jujur dan terbebas dari praktek KKN, ternyata justru sebaliknya.
Bobroknya kepemimpin Jokowi kian mengemuka di ruang publik, membuat berbagai pihak pesimis bahwa dirinya sangat berpeluang kecil untuk menjadi Presiden. Lebih fatal lagi, fakta-fakta kecurangan pemilu yang kini diajukan ke MK, menjadi pukulan telak untuk menggugurkan mimpi Jokowi sebagai pemenang hasil pemilu curang KPU.
Singkatnya usai lebaran, Progres 98 akan mengajak ribuan rakyat di Jakarta untuk bergerak mengepung gedung KPK, guna memastikan beberapa kasus yang telah adukan harus diusut tuntas. Dan kali ini, semua kebusukan Capres Boneka tidak akan dibiarkan lolos begitu saja. Karena, membawa Jokowi ke penjara merupakan pilihan yang tepat, bukan membiarkan dirinya duduk di kursi presiden melalui pemilu curang dan skandal korupsi !
salam
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98
sebarkan....
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!