Jum'at, 3 Jumadil Awwal 1446 H / 1 Agutus 2014 05:00 wib
9.940 views
Indahnya Merayakan Idul Fitri di London
Sahabat Voa-Islam...
Bismillahirahmanirrahim...
Idul Fitri di London kali ini jatuh di hari yang sama dengan tanah air yaitu tanggal 28 Juli 2014. Alhamdulillah. Cuaca London yang cerah menambah semarak suasana hati maupun hari. Tak seperti di Indonesia, cuaca cerah di sini adalah sesuatu yang langka sehingga patut untuk disyukuri.
Masjid dekat rumah yaitu di pusat kota London sangat penuh dengan jamaah. Karena penuhnya, salat Idul Fitri dibagi ke dalam beberapa shift atau gelombang. Gelombang pertama mulai pukul 7 pagi hingga 8, gelombang kedua pukul 8 hingga 9, gelombang ketiga pukul 9 hingga 10 dan gelombang terakhir berakhir tepat pukul 11 waktu setempat.
Saya dan suami, dengan beberapa pertimbangan akhirnya memutuskan tidak salat Eid di masjid tersebut. Kami pun memilih tempat lain yaitu salat Eid di lapangan. Komunitas muslim di Ealing London sebagai penyelenggara salat Eid di tempat tersebut. Alhamdulillah cuaca sangat cerah. Salat pun dimulai pukul 10 pagi waktu setempat.
Setelah salat Eid, panitia menyediakan arena bermain anak-anak seperti karnaval musiman. Jamaah yang datang bersama dengan anak-anak bisa langsung menikmati suasana bahagia ini. Banyak tenda yang disiapkan di sekitar lapangan menyediakan makanan dan permainan bagi anak-anak ini.
Saya dan suami ikut larut dalam suasana bahagia menikmati momen Idul Fitri. Makanan Somali yang kami beli di tenda sekitar tempat salat Eid menemani suasana teduh di bangku taman. Tak jauh dari tempat kami duduk bersantai, ada pasangan yang menarik perhatian saya. Seorang brother keturunan Kaukasia (sepertinya dia orang British), berjenggot dan memakai jubah putih serta kafiyeh di pundak semacam sorban haji sedang bercengkerama mesra dengan istrinya yang seorang muslimah berhijab rapi dari Somalia atau salah satu negeri Afrika.
Tanpa sadar bibir saya langsung mengucap, ?Masya Allah Bi, senangnya melihat mix couple seperti mereka ya. Muslim tak melihat warna kulit, bangsa dan rupa. Islam yang menyatukan mereka. Indah ya, Bi??
Suami pun langsung memandang saya dengan pandangan heran. Dahinya berkerut, ?Aren?t we mix couple too? Don?t you realize it??
Masya Allah, iya ya. Saya bahkan lupa bahwa Islam pun mempersatukan kami dari dua kutub yang berbeda. Suami ras Kaukasia dan saya pun ras Sunda. Selama ini saya memang sering tidak ingat bahwa kami begitu berbeda satu sama lain. Islam yang menyatukan kami, sehingga semua perbedaan itu seringkali tak terasa. Menjadi umat Muhammad SAW ini begitu indah. Latar belakang budaya dan bangsa tak menjadi masalah ketika akidah Islam dan kebiasaan-kebiasaan Islam saja yang kami ikuti dalam membina rumah tangga.
Alhamdulilah untuk nikmat Iman dan Islam ini Ya Allah.
(Pengalaman ukhti Al Khadr Rahimah yang ditulis ulang oleh riafariana/voa-islam)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!